Pisang, Komoditi Lokal yang Potensial jadi Tepung

oleh -868 kali dilihat
Pisang, Komoditi Lokal yang Potensial jadi Tepung
Buah Pisang/Foto-pixabay

Klikhijau.com – Tepung, si halus yang rasanya wajib ada di sekitaran dapur. Bisa diolah menjadi berbagai macam olahan.

Karena itu pula,  saat ini kebutuhan tepung sangat tinggi. Bahkan pada tahun 2019 diperkirakan mencapai 8 juta metrik ton (mt).

Permintaan yang tinggi itu tentu membutuhkan bahan baku yang banyak. Namun, perlu diketahui jika tepung tidak hanya satu jenis saja. Namun, beberapa jenis yang  beredar dipasaran.

Di antara yang banyak itu sebut saja  tepung terigu, bahannya dari gandum sehingga memiliki tekstur yang agak kasar dan melekat di tangan. Tepung ini biasa diolah menjadi roti dan kue kering.

Selain itu ada pula tapioka yang terbuat dari singkong. Tapioka biasa dipakai jadi bahan bakso, siomay, pempek, kerupuk, dan kue basah.

KLIK INI:  Bukan Hanya Ramah Lingkungan, Sedotan Ini Juga Bisa Dimakan

Perlu diingat ada pula maizena. Tepung ini terbuat dari pati jagung. Penggunaannya tak seperti kedua tepung sebelumnya.

Jenis ini lebih sering digunakan untuk bahan campuran kue dalam jumlah yang sedikit. Dalam masakan sehari-hari, semisal untuk  mengentalkan sayuran capcay, sup, teriyaki, fla, dan lainnya.

Tepung lainnya

Apakah hanya ketiga tepung yang disebut di atas saja. Rupanya tidak. Masih banyak jenis lainnya yang yang biasa digunakan masyarakat. Tepung-tepung yang bahannya terbuat dari olahan komoditas yang mudah ditemukan. Sebut saja tepung beras, tepung dari umbi porang, dan tepung sagu, dan tepung  pisang.

Perihal tepung dari pisang belum terlalu banyak dilirik. Pisang (Musa paradisiaca) merupakan buah yang kaya manfaat dan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat.

Buah ini lebih banyak  dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang, sedangkan untuk tepung masih terbilang minim.

KLIK INI:  Kue Leluhur yang Paling Tinggi itu Bernama Kopi Langi’

Padahal buah pisang berpeluang untuk dikembangkan terutama sebagai bahan baku pembuatan tepung pisang dan produk olahannya.

Tepung pisang merupakan sebagai salah satu alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat tepung komposit) diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk dan lebih cepat dimasak sesuai dengan tuntutan kehidupan modern yang serba praktis (Widowati dan Darmadjati 2001).

Mencoba membuatnya

Beberapa hari yang lalu, saya mencoba membuat tepung dari pisang. Ayah dan ibu saya sedikit protes. Namun, saya coba saja.

Saya menebang pisang yang tumbuh di samping rumah. Kemudian mengupasnya, mengiris-irisnya dengan tipis. Setelah itu kemudian menjemurnya.

KLIK INI:  Unik! Pisang Blue Java, Buah Berwarna Biru dan Rasanya seperti Es Krim

Saya menjemurnya sekitar 5 jam lebih. Begitu pisang mentah itu kering patah. Saya menumbuknya di lesung batu yang biasa dipakai menumbuk lombok untuk sambal.

Dan rupanya percobaan sederhana itu berhasil dalam hal bentuk. Tepung dari buah pisang mentah itu nyaris tak bisa dibedakan dengan tepung beras.

Setelah berbentuk tepung,  saya membuat adonan,  tak ada campuran selain air dan gula merah. Setelah tercampur saya menggorengnya. Dan hasilnya diluar dugaan dan harapan. Sebab rasanya sangat pahit.

“Mungkin karena getahnya belum hilang,” ujar Ayah beropini.

“iye, mungkin begitu,” jawab saya

“Coba direndam dulu!” saran Ibu.

KLIK INI:  Berdaulat Pangan Melalui Keragaman Pangan Lokal

Besoknya saya mengikuti saran ibu. Saya mengupas kembali pisang mentah. Mengirisnya tipis-tipis. Tujuannya agar lebih mudah kering. Pisang adalah buah yang  mengandung air. Baik saat masih mentah maupun sudah matang.

Maka berjalanlah percobaan kedua itu. Setelah mengupas dan mengiris-irisnya tipis-tipis. Saya merendamnya.

Cukup lama saya rendam, satu malam penuh. Besoknya ketika matahari pagi mulai mengintip di ufuk timur. Saya menjemurnya.

Tak lama saya jemur hingga kering benar. Setelah itu saya mencoba menumbuknya untuk menemukan serbuknya yang halus.

Setelah berhasil mendapatkan serbuk halusnya. Saya membuat adonannya lalu menggorengnya. Hasilnya pun tak terduga sebab rasa pahitnya hilang, yang ada hanya rasa renyah.

KLIK INI:  Tak Hanya Padi, 5 Komoditas Ini Juga Bisa Mengenyangkan

Tak puas hanya menggorengnya langsung. Saya mencoba menyaputkan pada pisang yang telah sangat matang.

Biasanya pisang yang sangat matang akan hancur jika digoreng. Namun, hasil dari tepung pisang itu sungguh mengagetkan. Pisang yang matang itu lengket—tidak terhambur.

Hasil itu saya bawa ke tetangga agar mereka mencobanya. Pertama saya bawakan Icha (29) tahun. Ia mencobanya dengan khidmat

“Rasanya seperti tepung biasa, hanya ada rasanya yang khas,” ujar perempuan beranak dua itu. Tak puas dengan pendapat Icha. Saya menemui Ippang.

“Ini lebih lembut dari pada menggunakan tepung biasa,” katanya.

Saya menyimpan hasil olahan yang telah saya goreng selama dua hari. Begitu ketemu Jupri yang merupakan Ketua Badan Permusyawaran Desa (BPD) Desa Kindang, Bulukumba. Saya menyodorkannya agar ia mencobanya

“Ini menarik dikembangkan, apalagi di Desa Kindang terdapat banyak pisang, kita tak akan kekurangan bahan baku,” katanya

sementara Ita (27) seorang guru Taman Kanak-kana (TK) di Desa Kindang seolah tidak percaya jika olahan yang saya sodorkan itu adalah tepung dari pisang

“Masa sih ini tepung dari pisang?” tanyanya.

Saya hanya tersenyum saja menanggapi pertanyaan itu.  Intinya pisang bisa dijadikan sebagai bahan baku tepung. Itu saja.

KLIK INI:  Buroncong, Kue Pinggiran yang Dirindukan