Pesona Giethoorn, Desa Tanpa Polusi Kendaraan

oleh -448 kali dilihat
Eksotik, Desa Giethoorn
Eksotik, Desa Giethoorn, Belanda/foto-fanpop.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Pernah mendengar tentang Giethoorn, sebuah desa tanpa polusi kendaraan? Sewaktu kecil, ketika jalan belum diaspal, mendengar deru kendaraan di desa kecil saya, Desa Kindang adalah kemewahan.

Dalam sehari mobil atau motor yang lewat hanya tak mencapai angka 10. Tak heran pula jika ada kendaraan yang lewat akan menjadi tontonan.

Ketika jalan telah diaspal, deru kendaraan mulai bising, bukan lagi sebagai sebuah kemewahan. Apalagi ketika harga cengkih perlahan merangkak naik, hampir semua rumah memiliki penghuni baru berupa sepeda motor dan memiliki mobil. Desa kecil saya perlahan berwajah kota.

KLIK INI: Padang Loang, Tempat Nostalgia dengan Pasukan Kahar Muzakkar

Perubahan itu tentu suatu kemajuan, orang-orang tak perlu terlalu capek berjalan kaki. Ke mana-mana lebih mudah dan cepat. stigma desa atau daerah tertinggal karena tak bisa diakses melalui motor atau mobil menjauh. Desa kecil saya, telah jauh dari kata tertinggal jika dilihat dari jumlah kendaraan yang berlalu lalang.

Membayangkan sebuah desa yang tak bisa dilalui kendaraan membuat kita “ngeri” dan menyalahkan pemerintah yang tak becus membangun. Tapi, hal tersebut berbeda dengan Giethoorn, sebuah desa kecil di Belanda, yang tak memiliki kendaraan bermotor atau mobil. Desa kecil itu, seperti yang diberitakan Nationalgeographic.co.id, memiliki ketenangannya hampir seperti mimpi. Di sana, tak ada jalanan untuk dilewati mobil atau motor, dan tentu tanpa polusi kendaraan.

Ketiadaan kendaraan di Desa Giethoorn tak membuatnya disebut desa tertinggal, justru menjadi daya tarik para wisatawan, menjadi kemewahan tersendiri. Para penduduk lokal dan wisatawan yang mengunjungi desa kecil itu, bergerak dengan cara yang ‘tenang’ hanya menggunakan sepeda, perahu, atau berjalan kaki.

Para pengunjung atau penduduk yang mendiami Desa Giethoorn, tak bisa yang melakukan banyak hal, kecuali berjalan-jalan di antara rumah-rumah asri beratap jerami dan melintasi kanal labirin. Namun, justru hal itulah yang membuat Giethoorn unik. keindahannya juga bisa dinikmati melalui jalur air–naik perahu dayung atau kano.

KLIK INI: Panorama Hijau Tebing dan Pantai Marumasa di Selatan Sulsel

Nama Giethoorn berasal dari abad ke-13, bermula dari kisah para petani yang kehilangan ternak kambingnya dalam peristiwa air bah 1170. “Goat horn” atau “Geytenhoren” kemudian disingkat menjadi Giethoorn. Nama itu melekat hingga sekarang.

Berabad-abad kemudian setelah air bah tersebut, air terus menentukan sejarah dan lanskap kehidupan Desa Giethoorn yang terletak di Provinsi Overijssel, Belanda itu dengan populasi kurang dari 2.900 orang. Mereka menghuni desa tanpa suara bising dari kendaraan, sehingga suara alam menghidupkan pemandangan untuk semua indera.

Jika ingin berkunjung Giethoorn sambil menikmati ‘jam-jam emas’ di sana, atur alarm di pukul 6 pagi. Kemudian abadikan sejuknya suasana pagi di desa tersebut. Terutama di sepanjang jalur perairan atau kanal. Atau bisa juga melakukannya di sore hari, tepat sebelum matahari terbenam.

Dan jika ingin berkunjung ke Giethoorn dengan menggunakan kereta dan bus. Untuk menghindari keramaian, pilih bulan April, Mei, Juni atau September dan jangan lupa berfoto untuk mengabarkan bahwa hidup tanpa di zaman now bisa dilakukan.

KLIK INI:  Promosikan Pariwisata, Jelajah Sulawesi Lewati Empat Provinsi Ini