- Keajaiban Tersembunyi dari Tomat, Dapat Membantu Mencegah Kenaikan Berat Badan - 27/04/2025
- Wakaf Hutan Jadi Upaya Kolaborasi Strategis Lintas Sektor untuk Aksi Pelestarian Bumi - 25/04/2025
- Belantara Foundation Melatih Penggunaan Pendamping Buku Ajar tentang Gajah Sumatra untuk Guru SD - 25/04/2025
Klikhijau.com – Pesona anggrek tak ada matinya. Tanaman hias yang satu ini cukup populer. Penggemarnya sungguh banyak. Begitu pun dengan pilihan jenisnya. Jenis anggrek memang beragam—bukan hanya satu.
Sebut saja anggrek bulan dan Paphiopedilum. Dua jenis ini cukup dipopulis di masyarakat karena bunganya yang memesona.
Selain dua jenis itu, sebenarnya ada satu anggrek yang tak kalah menariknya. Namanya anggrek Cymbidium.
Jenis ini merupakan tanaman asli dari Asia beriklim tropis dan subtropis yang meliputi Filipina, Cina, India Utara, Australia Utara Malaysia, dan tentu saja Indonesia, tepatnya di Kalimantan.
Jenis ini termasuk jenis tanaman hias yang banyak pula penggemarnya. Sayangnya ia secara umum tumbuh di iklim yang lebih sejuk di dataran tinggi, sehingga kurang cocok dibudidayakan di daerah berhawa panas dan rendah.
Pesona yang khas
Anggrek termasuk jenis tanaman yang menyukai ruang terbuka. Karena ia membutuhkan banyak cahaya untuk menghasilkan bunga mekar lebih lama.
Indonesia sebagai negara yang subur dan beriklim baik, anggrek Cymbidium cocok dikembangkan di negara ini. Pengembangannya di negara tercinta ini memiliki potensi yang cukup besar.
Bukan hanya karena didukung oleh kondisi iklim yang bersahabat, tetapi ketersediaan spesies alam sebagai plasma nutfah juga melimpah ruah di Indonesia.
Di antara plasma nutfah itu adalah Cymbidium, Cymbidium finlaysonianum, Cymbidium biflorum, Paphiopedilum kolopakingii hingga Paphiopdilum gigantifolium.
Hal menarik dari anggrek Cymbidium dan dan Paphiopedilum karena Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai penelitian Tanaman Hias (Balithi) telah memproduksinya.
Jenis yang diproduksi pun merupakan varietas unggul anggrek Paphiopedilum dan Cymbidium dari hasil perakitan varietas. Caranya dengan menggunakan Sumber Daya genetik yang tersedia.
Inovasi lain yang dijajaki adalah teknik perbanyakan massal dengan cara melalui teknik kultur jaringan dan inovasi budidaya skala industri.
Memiliki nilai ekspor yang tinggi
Perlu diingat, bahwa pesona bunganya yang khas dari jenis anggrek ini, membuatnya memiliki harga yang melangit
Laporan dari Badan Pusat Statistik (2019) mengungkapkan jika nilai ekspor anggrek Cymbidium dan Paphiopedilum ini bisa mencapai 176 juta US $.
Negara yang menjadi konsumen ada Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Belanda, Kanada, Australia, Vietnam, Jerman, Britania, dan Brazil.
Melihat data tersebut, menunjukkan jika anggrek jenis ini memiliki potensi yang besar untuk mendongkrak perekonomian. Ini bisa menginspirasi pegiat tanaman hias membudidayakannya
Banyaknya negara tujuan ekspor, juga menegaskan bahwa anggrek Cymbidium maupun Paphiopedilum sangat disukai oleh negara negara konsumen di dunia.
Saat ini, Balitbangtan sedang mengembangkan salah satu jenis anggrek Cymbidium, yakni Cymbidium Himucoda Agrihorti.
Anggrek tersebut memiliki keunggulan yang tak dimiliki anggrek lain, di antaranya ukuran bunganya memiliki panjang 7.8 hingga 8.2 cm dengan lebar 6 sampai 6.3 cm.
Sementara warna bunganya berwarna kuning kehijauan dengan corak merah kecokelatan. Jenis ini memiliki bunga 6 hingga 7 kuntum per tangkai.
Tidak hanya itu, kesegaran bunganya juga lebih tahan lama, yakni bisa mencapai hingga 4 minggu. Hal unik lainnya dari varietas ini karena dapat berbunga dua tangkai pertahun.
Jadi, apakah sahabat hijau tertari membudiyakan anggrek jenis ini, selain berbunga indah, potensi cuannya pun cukup besar.