Perubahan Iklim Telah Melangitkan Harga Pohon Natal

oleh -382 kali dilihat
Pada Pohon Natal, Jerman Melawan Perubahan Iklim
Pohon Natal/foto-Liputan6

Klikhijau.com – Perayaan natal tahun ini akan jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bukan hanya karena pademi Covid-19 belum surut. Namun, juga karena harga pohon natal melambung tinggi.

Merayakan natal, akan sangat terasa kurang tanpa pohon natal. Sayangnya  perubahan iklim membuat harga pohon natal asli tahun  ini jauh lebih mahal daripada tahun-tahun lampau.

Itu artinya, jika Anda yang merayakan natal dan ingin membeli pohon natal asli, siap-siap merogoh kocek lebih dalam.

Harga pohon natal telah naik 10 hingga 15 sejak tahun lalu, menurut Jeri Seifert, presiden Asosiasi Pohon Natal California. Masalah dimulai karena kebakaran hutan dan gelombang panas awal tahun ini.

KLIK INI:  Transformasi Digital Kehutanan 4.0 Harus Diarahkan untuk Ekonomi Hijau

Para petani pohon Natal di Oregon dan California menerima dampak paling parah dari bencana tersebut. Dengan petani Oregon menjadi produsen pohon Natal terbesar di Amerika Serikat (AS), kesulitan mereka telah mempengaruhi seluruh negeri.

Biasanya, negara bagian memproduksi sekitar 40 persen pohon natal yang dibeli di AS. Namun, produksinya tahun ini jauh lebih rendah karena panas dan kebakaran.

“Saya memiliki kematian pohon natal 30 persen, begitu pun setiap bibit rusak tanpa pertanyaan,” kata Tom Norby, seorang petani pohon natal di Oregon.

Norby, yang juga presiden Asosiasi Penanam Pohon Natal Oregon mengatakan bahwa petani di seluruh negara bagian telah mengalami masalah serupa.

“Ada benar-benar ladang dengan ratusan hektare bibit mati. Yang ada hanya 100 persen kematian di seluruh bidang. Jika Anda menghasilkan satu juta pohon per tahun, Anda tidak punya waktu untuk menghadapinya,” tambah Norby.

KLIK INI:  Pj Gubernur Minta Tingkatkan Pengendalian dan Pencegahan Karhutla di NTT
Karena gelombang panas

Gelombang panas bulan Juni lalu telah menjadi pembunuh utama pepohonan di Oregon. Menurut Norby, sebagian besar pohon terhindar dari kebakaran hutan, tetapi gelombang panas membunuh sebagian besar bibit yang masih muda.

“Hawa panas datang pada saat yang paling buruk. Itu terjadi ketika bibit baru itu mencoba untuk berakar di tanah segar dan mengeluarkan tunas baru, dan mereka tidak bisa bersaing dengan hawa panas yang datang memanggang,” kata Norby.

Kelangkaan pohon yang dihasilkan menyebabkan petani menaikkan harga pohon natal tahun ini. Meskipun demikian, petani California optimis untuk kembali ke jalurnya tahun depan.

Sementara untuk petani Oregon, pasokan mungkin terpengaruh untuk dekade berikutnya. Pohon natal membutuhkan waktu lebih dari enam tahun untuk matang hingga mencapai ketinggian panen.

Jika sebuah peternakan hancur, dibutuhkan banyak waktu untuk memperbaiki kerusakannya. Jika pohon terkena terlalu banyak panas dan tidak cukup kelembaban, mereka mungkin menderita sengatan matahari yang menghancurkan pohon tersebut sepenuhnya.

KLIK INI:  Benarkah Internet Menyumbang Emisi Gas Rumah Kaca?

“Ketika Anda kehilangan perkebunan, ada proses besar yang dilakukan untuk menumbuhkan kembali pohon-pohon itu, jadi butuh bertahun-tahun untuk memulihkannya,” kata Seifert.

Perubahan iklim telah mengubah banyak hal, bukan hanya harga pohon natal yang melangit, tetapi juga harga kopi.

Itu disebabkan negara Brasil sebagai penghasil kopi terbesar dunia telah diserang cuaca ekstrem yang dingin—yang menyebabkan para petani gagal panen.

Selain itu, perihal pohon yang terancam punah, laporan yang dikeluarkanBotanic Gardens Conservation International (BGCI) tanggal 1 September 2021 lalu menyebutkan  perubahan iklim hampir memunahkan 30 persen spesies pepohonan.

Jadi, sederhananya perubahan iklim bukan cerita fiktif, tapi benar-benar nyata dan jadi ancaman yang sangat serius.

KLIK INI:  Lagi, KLHK Re-ekspor 883 Kontainer Sampah Plastik Impor

Sumber: Inhabitat