- Pantai Matamu - 04/06/2023
- Dodol, Baeti, dan Rumah Berperabot Warna Pink - 02/06/2023
- Hujan Hijau - 21/05/2023
Klikhijau.com – Masih ingat, akibat perubahan iklim puluhan ton tinja mengancam dari gunung Denali, gunung tertinggi di Amerika. Ancaman itu, barangkali menjadi ancaman paling menjijikkan di dunia. Tapi, hanya menjijikkan, tak mematikan.
Namun, ada satu ancaman muncul dari perubahan iklim, bukan menjijikkan, tapi sangat mencemaskan sebab “menawarkan” kematian.
Namanya Vibrio vulnificus, saat ini diduga telah banyak menyebar dan setiap orang diimbau untuk waspada, karena bakteri tersebut adalah bakteri pemakan daging yang dapat mengancam jiwa.
Menurut berita tempo.co bahwa laporan yang dipublikasi di Journal Annals of Internal Medicine, 17 Juni, yang dilansir Live Science, para penulis dari Cooper University Hospital di Camden New Jersey mengatakan, seiring dengan adanya perubahan iklim, bakteri ini semakin banyak menyebar ke berbagai wilayah di luar wilayah geografis tradisional yang sebelumnya tak terjamah.
Hal yang mengerikan dari bakteri ini karena berasal dari keluarga yang sama dengan bakteri penyebab kolera. Dilansir dari emedicine.medscape.com, penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini pertama kali terdokumentasi pada 1979.
Bakteri ini biasanya ditemukan di air laut pada pantai yang hangat dan dangkal di daerah beriklim sedang di sebagian besar dunia. Ia hidup di perairan laut yang berada di atas 55 derajat Fahrenheit (13 derajat Celsius).
Untuk wilayah di Amerika Serikat, Vibrio vulnificus dapat ditemukan di Teluk Meksiko, di sepanjang sebagian besar Pantai Timur Amerika Serikat, dan di sepanjang Pantai Barat Amerika Serikat.
Bagaimana seseorang bisa terinfeksi bakteri yang mematikan ini, caranya ada dua, jika mengkonsumsi makanan laut yang terkontaminasi dan jika memiliki luka terbuka yang bersentuhan langsung dengan air laut yang mengandung bakteri.
Bakteri ini dapat menyebabkan necrotizing fasciitis, infeksi “makan daging” yang jarang, yang dengan cepat menghancurkan jaringan kulit dan otot. Ini dapat mengakibatkan amputasi atau bahkan kematian.
Perubahan iklim memang membawa kecemasan yang bukit, tapi banyak di antara kita masih terus setia memicu terjadinya perubahan iklim, penggunaan rumah kaca misalnya atau menggunakan pupuk anorganik (kunjungi ini Pupuk Anorganik Selain Mengancam Kesuburan Tanah, Juga Menjadi Pemicu Perubahan Iklim)