Perihal Belalang Kecek dan 3 Mitos yang Menyertainya

oleh -4,170 kali dilihat
Perihal Belalang Kecek dan 3 Mitos yang Menyertainya
Belalang-kecek-foto/Ist
Nona Reni

Klikhijau.com – Saat berkunjung ke kebun untuk memetik cabe atau cabai. Saya mendengar suara yang sangat nyaring, mirip jangkrik berbunyi krik-krik. Persisnya suaranya susah untuk dituliskan.

Suaranya mampu meremangkan bulu kuduk. Dulu kata nenek, jika mendengar suara seperti itu di malam hari, artinya ada arwah leluhur yang mengunjungi kita. Dan mau tak mau kita harus menyebut semua nama leluhur sampai suara itu berhenti berbunyi.

Jika menyebut salah satu nama leluhur, lalu suara itu berhenti, berarti arwah leluhur itulah yang mengunjungi kita dan harus didoakan.

Karena penasaran dengan sumber suara, saya mencari ke balik pohon. Dan tanpa sengaja saya menemukan serangga kecil berwarna hijau. Ternyata serangga inilah yang berbunyi sangat nyaring.

KLIK INI:  Pohon Kenanga, Pohon Penghasil Minyak Atsiri yang Melimpah

Sewaktu saya mencari di google lens tentang serangga ini, rupanya ia memiliki banyak nama, salah satunya adalah belalang kecek. Ia termasuk dalam ordo orthoptera.

Jika melihatnya sepintas lalu, sahabat hijau pasti menyangka serangga ini adalah belalang. Namun, sesungguhnya tidak seperti belalang biasa yang mudah ditemukan di area persawahan atau di kebun-kebun.

Belalang ini atau walang kecek agak sulit ditemukan, meski telah dicari. Ia hanya bisa ditemukan di hutan, pegunungan atau pedesaan.

Di Soppeng, khususnya di Kelurahan Cabeng, ketika saya bertanya pada penduduk setempat perihal nama belalang ini, mereka menamainya ancale bawi.

KLIK INI:  Burung Anis Merah, Diincar karena Suaranya

Sementara itu, di daerah Jawa Barat, serangga dari famili Tettigoniidae ini sering disebut cihcir atau caricangkas.

Perbedaan antara belalang atau walang kecek dengan belalang biasa memang sulit dibedakan. Namun tetap ada celah untuk membedakan keduanya, yakni belang biasa, umumnya memiliki antena yang lebih pendek dari tubuhnya, sedangkan walang kecek memiliki antena yang lebih panjang dari tubuhnya.

Perbedaan keduanya adalah belalang biasa ukuran kakinya lebih pendek, sedangkan belalang kecek, dua kaki belakangnya  memiliki ukuran yang lebih Panjang daripada kaki depan.

Penuh mitos

Belalang ini memiliki beragam mitos yang menyertainya. Nah, sahabat hijau berikut rangkumkan beberapa mitos yang beredar terkait dengan belalang kecek:

  • Jika belalang kecek masuk ke rumah di malam hari, artinya kesialan akan menimpa sang empunya rumah, untuk menolak bala itu jalan satu-satunya hanya dengan membunuhnya.

Yang ini jangan ditiru ya, sahabat hijau. Jika mitos ini tetap diyakini, bisa jadi suatu saat belalang kecek ini hanya akan tinggal nama

  • Belalang berukuran besar, dan sayapnya mirip dengan daun nangka ini dipercaya ada ruh (nenek moyang) kita yang bersedih karena bunyinya pada saat akan turun hujan berbarengan dengan hembusan angin
  • Jika mendengar bunyi walang kecek di malam hari, nama leluhur harus disebut satu persatu sampai ia berhenti berbunyi. Nah, nama terakhir yang disebut saat ia berhenti berbunyi harus didoakan oleh semua anggota keluarga.

Namun, selain dari mitos di atas, walang kecek diyakini mampu melatih burung kicau peliharaan agar cepat gacor. Pelatihan suara burung ini disebut dengan istilah mastering, biasanya menggunakan suara burung lain atau dengan suara jangkrik dan walang kerik.

KLIK INI:  Elang dan Hal-Hal Tak Terduga Mengenainya yang Jarang Terungkap