Perangi Sampah Plastik, Peneliti UGM Ciptakan Mesin Pencacah, Ini Keunggulannya

oleh -140 kali dilihat
Mesin pencacah plastik karya peneliti UGM
Mesin pencacah plastik karya peneliti UGM/foto-dok ugm
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Upaya untuk mengatasai sampah plastik terus dilakukan, mulai dari aksi bersih hingga peraturan penggunaan sampah plastik yang dilakukan sejumlah daerah di tanah air. Dan yang terbaru adalah upaya yang dilakukan para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM)

Sejumlah peneliti pada Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM mencari solusi mengatasi sampah dengan cara yang berbeda, bukan dengan aksi bersih atau peraturan, tapi mereka berinovasi menciptakan mesin pencacah plastik kresek.

Persoalan sampah plastik memang masih mengepung Indonesia. Data Jambeck (2015) menempatkan Indonesia sebagai negara terbesar kedua penghasil sampah setelah Cina.

Tim pembuatan mesih pencacah plastik tersebut diinisiasi Muslim Mahardika dengan melibatkan peneliti lain Dekan FT UGM Nizam, Rachmat Sriwijaya, Sigiet Haryo Pranoto dan Fajar Yulianto Prabowo. Muslim mengatakan, tujuan utamanya mengembangkan sampah jadi produk bernilai.

“Hasil cacahan plastik itu digunakan sebagai bahan daur ulang plastik yang digunakan pabrik daur ulang plastik dan sebagai bahan campuran aspal,” kata Muslim di Laboratorium Teknologi Mekanik Fakultas Teknik UGM, Kamis (14/2), seperti yang dilansir dari republika.co.id.

KLIK INI: Mengapa Masih Ada Sampah Plastik di Antara Kita?

Awal tahun 2081 mesin pencacah plastik kresek tersebut mulai dikembangkan. Dibuat sesuai permintaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang membutuhkan bahan plastik sebagai bahan campuran aspal untuk pembangunan ruas jalan

Mesin karya mahasiswa UGM tersebut menghasilkan cacahan plastik kresek yang bisa disesuaikan kebutuhan. Saat ini mesin telah diproduksi secara massal salah satu badan usaha milik negara PT. Barata Indonesia.

“Ukuran cacahan bisa disetel 1-4 milimeter, sedangkan mesin pencacah plastik di pasaran biasanya menghasilkan ukuran cacahan sekitar 0,5 centimeter,” lanjut Muslim.

Mesin pencacah plastik ini memiliki sejumlah keunggulan lain berdaya rendah yakni 2-5 tenaga kuda, sementara mesin serupa di pasaran biasanya berdaya 7-10 tenaga kuda. Satu tenaga kuda setara 745,7 watt.

Mesin ini dibuat dari enam komponen utama, yaitu tempat penampung hasil cacahan lastik kresek (hopper), motor listrik, roda gila (fly wheel), belt dan poros. Ada pula pisau statis dan pisau dinamis.

KLIK INI: Hikayat Tentang Pohon yang Dipaku sebagai Bak Sampah

Bentuk mesin dibuat tidak jauh berbeda dengan mesin-mesin yang ada di pasaran. Memiliki ukuran panjang mesin satu meter, mesin memiliki tinggi 1,7 meter dan lebar satu meter.

“Sebagian besar mesin ini dibuat dengan memanfaatkan komponen lokal,” kata Muslim.

Mekanisme kerja mesin ini menggunakan motor listrik AC yang ditransmisikan menggunakan fan belt. Sehingga, memutar poros pisau untuk mencacah plastik dengan roda gila yang berfungsi sebagai penyimpan inersia.

Untuk kecepatan putar mesin, berkisar antara 400-1000 rotasi per menit. Menurut Muslim, mesin memang sengaja didesain secara sederhana, sehingga mudah untuk bisa dioperasikan masyarakat.

Mereka mengembangkan mesin pencacah plastik dalam tiga tipe berdasar kapasitas cacahan sampah plastik. Kapasitas kecil 10-20 kilogram per jam, kapasitas sedang 20-30 kilogram per jam dan kapasitas besar 40-50 kilogram per jam.

Dengan adanya mesin pencacah plastik ini, tentu diharapkan mampu mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi sampah plastik yang telah menjadi ancaman yang cukup serius di negara ini. (ir)