Perangi Krisis Amazon, KTT Darurat “Bakal” Digelar

oleh -69 kali dilihat
Perangi Krisis Amazon, KTT Darurat "Bakal" Digelar
Yang disisakan api dari kebakaran hutan Amazon/foto-AFP
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Kebakaran hutan Amazon membuat banyak orang khawatir. Sebab hutan tersebut disebut-sebut sebagai paru-paru dunia. Bayangkan jika paru-paru rusak. Betapa fatalnya.

Kecemasan dan kekhawatiran itu pun melanda dua negara, yakni Peru dan Colombia. Bahkan Presiden Peru Martin Vizcarra dan Presiden Kolombia Ivan Duque menyerukan digelarnya KTT darurat.

Keduanya mengusulkan KTT darurat perlu digelar dalam waktu dekat, yakni pada 6 September mendatang di Kolombia. Tujuannya untuk menyatukan upaya melindungi Amazon. Untuk mengoordinasikan strategi memerangi kebakaran yang melanda hutan Amazon.

KLIK INI:  Hutan Amazon Hilang 1 Juta Hektar karena Deforestasi

Jika usulan tersebut diterima, maka bakal ada gelaran KTT darurat bagi negara di kawasan itu.

“Kedua presiden menyadari pentingnya menyatukan kekuatan untuk melindungi kawasan Amazon yang merupakan salah satu ekosistem terpenting di dunia,” ujar mereka dalam pernyataan bersama itu. Seperti yang ditulis Basuki Eka Purnama di mediaindonesia.com

Tujuan lain KTT tersebut untuk membentuk sebuah pakta yang akan melindungi dan mengembangkan Amazon namun tetap melindungi komunitas yang tinggal di dalamnya.

Sementara itu, Rizky Jaramay menulis (masih) di mediaindonesia.com, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan, kebakaran hutan Amazon merupakan krisis internasional. Dia menyerukan agar persoalan tersebut menjadi agenda utama dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7.

KLIK INI:  Kebakaran Besar Hutan Amazon Rugikan Lingkungan Hidup

Akhir pekan ini, Prancis akan menjadi tuan rumah KTT G7. Salah satu yang akan dibahas adalah kebakaran hutan Amazon. Peristiwa tersebut menjadi persoalan mendesak yang harus dibahas dalam KTT tersebut.

Sebab jika tidak segera dibahas dan ditindak lanjuti 20 persen oksigen dunia yang disimpan hutan Amazon terancam hilang. Itu artinya akan jadi bencana bagi kelangsungan hidup di dunia ini.

“Hutan hujan Amazon, paru-paru dunia yang menghasilkan 20 persen oksigen di planet kita. Anggota KTT G7, mari kita bahas bencana darurat ini di urutan teratas selama dua hari,” kata Macron.

KLIK INI:  Mengintip Keprihatinan Cristiano Ronaldo atas Kebakaran Hutan Amazon
Menolak kelompok G7

Namun, pernyataan Macron mendapatkan reaksi keras dari Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Dia menuding Macron menggunakan masalah domestik Brasil untuk mengambil keuntungan politik secara pribadi.

Bahkan Brasil menolak bantuan dari negara-negara maju yang tergabung dalam kelompok G7 untuk memadamkan kebakaran hutan di Amazon. Bahkan, seorang pejabat tinggi Brasil menyuruh Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengurus ‘rumah dan koloninya sendiri’.

KTT G7 akan diikuti oleh tujuh negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar dunia yakni Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Menurut Bolosnaro, usulan Macron untuk membahas kebakaran hutan Amazon dalam KTT G7 merupakan pola pikir kolonialis. Karenanya, Bolsonaro juga melayangkan kritik terhadap Macron yang akan membahas kebakaran hutan Amazon dalam KTT G7.

KLIK INI:  Ekofeminisme, Tentang Relasi Gender dan Kehutanan

“Kami menghargai (tawaran) itu, tapi mungkin bantuan itu lebih cocok dengan reboisasi di Eropa. Macron bahkan tidak bisa mengatasi kebakaran di Gereja Notre-Dame yang merupakan situs warisan dunia. Lalu, apa yang dia ingin ajarkan kepada kami?” sindir, Onyx Lorenzoni, Kepala Staf untuk Presiden Jair Bolsonaro.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku prihatin atas bencana kebakaran tersebut dan dampaknya terhadap krisis iklim global.

“Di tengah-tengah krisis iklim global, kita tidak bisa menanggung lebih banyak kerusakan pada sumber utama oksigen dan keanekaragaman hayati,” ujar Guterres, dilansir Guardian.

Hal yang membuat miris, berdasarkan data National Institute for Space Research, Brasil telah mengalami lebih dari 72 ribu kebakaran tahun ini. Di mana lebih dari separuhnya berada melanda Amazon. Jumlah tersebut meningkat 84 persen dari periode yang sama pada 2018.

KLIK INI:  Mata Sulida