Pentingnya Dukungan Massa dalam Kasus Advokasi Lingkungan

oleh -38 kali dilihat
Pentingnya Dukungan Massa dalam Kasus Advokasi Lingkungan
SC layar zoom Rahmawati, SH di Webinar Klikhijau - Foto: Ist

Klikhijau.com – Dukungan masyarakat yang massif sangat diperlukan dalam suatu pergerakan perlawanan dan advokasi lingkungan. Hal itu ditekankan Rahmawati, SH dalam seri Webinar yang digelar Klikhijau, Rabu (30/4/2025).

Dalam webinar bertajuk “Peran Perempuan dan Anak Muda dalam Advokasi Kasus Kejahatan dan Kerusakan Lingkungan”, Rahmawati yang juga seorang aktivis lingkungan, membagikan strategi advokasi yang telah terbukti efektif dalam mendorong perubahan.

Dua hal utama yang ia tekankan adalah pentingnya membangun tekanan massa dan menyiapkan bukti yang kuat. Menurutnya, kombinasi antara dukungan publik dan data yang valid menjadi kunci keberhasilan dalam memperjuangkan keadilan lingkungan.

Tekanan Massa dan Media Sosial

Rahma sapaan akrabnya menjelaskan bahwa advokasi tidak hanya dilakukan di ruang sidang, tetapi juga di ruang publik.

Salah satu strategi yang ia gunakan adalah dengan memperbanyak massa yang mendukung kasus tersebut. Massa ini tidak hanya terdiri dari masyarakat yang turun ke jalan, tetapi juga dari mereka yang aktif berkampanye di media sosial.

KLIK INI:  Perdagangan Satwa Liar Dilindungi di Yogyakarta Berhasil Dibongkar

“Sosial media adalah alat yang sangat membantu dalam proses advokasi,” ujarnya.

Ketika sebuah kasus lingkungan mendapatkan perhatian luas, hal itu menciptakan tekanan bagi hakim dan pihak berwenang untuk mengambil keputusan yang lebih adil. Viralnya sebuah isu di platform seperti Twitter atau Instagram sering kali memaksa pemerintah dan pengadilan untuk bertindak lebih cepat dan transparan.

Namun, tekanan massa saja tidak cukup. Rahma menegaskan bahwa bukti yang valid dan tidak terbantahkan adalah pondasi utama dalam setiap gugatan atau laporan hukum.

Tanpa data yang kuat, advokasi bisa dianggap sebagai gerakan emosional belaka. Ia mencontohkan pentingnya dokumentasi ilmiah, seperti hasil uji kualitas air atau udara dari lembaga terpercaya, serta bukti visual seperti foto dan video kerusakan lingkungan yang dilengkapi dengan waktu dan lokasi yang jelas.

“Keterangan ahli juga menjadi penentu, karena analisis dari pakar lingkungan atau dokter dapat memperkuat posisi korban atau komunitas yang terdampak. Hakim mungkin bisa mengabaikan suara massa, tetapi tidak bisa mengabaikan fakta,” tegas Rahma.

Kekuatan advokasi menurut Rahma terletak pada kemampuan menggabungkan tekanan massa dengan bukti yang solid. Dalam konteks ini, media sosial berperan sebagai pengeras suara yang menyebarkan data-data tersebut kepada publik, sementara gerakan massa yang terorganisir mendorong tindakan nyata dari institusi hukum.

“Misalnya, dalam kasus pencemaran sungai, pengumpulan laporan kesehatan warga yang terdampak, dipadukan dengan kampanye daring, berhasil memaksa pengadilan mempertimbangkan gugatan dengan lebih serius. Rahma percaya bahwa perubahan hanya bisa terjadi ketika advokasi tidak hanya mengandalkan protes, tetapi juga pembuktian yang tak terbantahkan,” ujarnya.

Advokasi lingkungan adalah perjuangan panjang yang membutuhkan kesabaran, strategi, dan kolaborasi. Seperti yang dicontohkan Rahma, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak orang yang turun ke jalan, tetapi juga oleh seberapa kuat bukti yang diajukan.

Bagi perempuan dan anak muda yang ingin terlibat, langkah awal bisa dimulai dengan memperkuat pengetahuan, mendokumentasikan kerusakan di sekitar mereka, dan bersuara melalui kanal yang tepat. Pada akhirnya, perjuangan melawan kejahatan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan dengan pendekatan yang tepat, perubahan bukanlah hal yang mustahil.

KLIK INI:  Warga Sekitar Hutan Ikuti Bimbingan Teknis Sekaligus Terima Bantuan dari Balai TN Babul