Pemberian Antibiotik pada Anak Berisiko bagi Kesehatannya, Benarkah?

oleh -55 kali dilihat
Pemberian Antibiotik pada Anak Berisiko bagi Kesehatannya, Benarkah?
Pemberian antibiotik pada anak berisiko bagi kesehatannya meski hanya sedikit/Foto-kompas.com

Klikhijau.com – Di Inggris, dokter umum melayani lebih dari 300 juta pasien setiap tahunnya. Seperempat dari pasien-pasien itu adalah anak-anak.

Hampir dua pertiga keluhannya adalah batuk, sakit tenggorokan, atau sakit telinga, penyakit-penyakit yang biasa diderita anak-anak.

Para dokter dan perawat mengelompokkan jenis penyakit ini sebagai “infeksi saluran pernapasan akut”. Penyakit ini dianggap bisa sembuh dengan sendirinya.

Ini berarti, antibiotik hanya memiliki sedikit manfaat atau bahkan tidak sama sekali. Namun, dalam setidaknya 30% kasus ini, antibiotik selalu diberikan.

KLIK INI:  Begini Alasan Mengapa Kita Sebaiknya Hindari Air Dingin Saat Buka Puasa!

Dikutip dari Theconversation, diperkirakan ada 13 juta resep antibiotik tidak diperlukan. Tidak hanya boros, pemberian antibiotik juga mendatangkan konsekuensi yang tidak diinginkan.

Oliver van Hecke dari University of Oxford di Inggris telah melakukan penelitian terhadap lebih dari 250.000 anak-anak.

Peneliti terbaru ini menemukan, anak prasekolah memiliki peluang 30% lebih besar untuk tidak memerlukan perawatan lanjutan. Ini berbeda antara anak yang telah mengonsumsi dua atau lebih antibiotik sebelumnya dengan yang belum mengonsumsi.

Penelitian ini secara khusus tidak dilakukan terhadap anak dengan kondisi kesehatan permanen karena mereka akan lebih rentan terhadap infeksi.

Antibiotik tetap memiliki implikasi dan efek kesehatan

Penggunaan antibiotik bisa mendorong bakteri untuk berubah dan dapat menyebabkan munculnya resistensi antibiotik.

Namun, orang cenderung berpikir bahwa resistensi hanya terjadi pada orang yang keseringan menggunakan antibiotik dalam jangka waktu yang terlalu lama. Atau pada pasien dengan kondisi medis lain yang membuat mereka semakin sakit. Ini tidak benar.

KLIK INI:  Hasil Penelitian: Lakukan Ini Agar Hidup Lebih Lama, Sehat dan Bugar

Penelitian di Inggris ini menemukan bahwa mengonsumsi antibiotik apa pun membuat pengembangan resistensi antibiotik lebih mungkin terjadi.

Bahkan penggunaan antibiotik yang relatif sedikit memiliki implikasi dan efek kesehatan. Apalagi banyak anak-anak prasekolah kerap menderita sakit lanjutan setelah mengonsumsi antibiotik.

Tetapi, masih belum jelas mengapa anak yang mengonsumsi lebih banyak antibiotik lebih cenderung tidak memberikan respons pada perawatan lanjutan.

Di tengah ketidakpastian, dokter kerap keliru menggunakan sisi kehati-hatian dalam memberikan resep. Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi lebih banyak antibiotik, cenderung lebih mungkin untuk kembali ke dokter selama periode 14 hari.

Temuan peneliti juga menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik yang relatif sedikit pun, memiliki implikasi kesehatan jangka pendek untuk mereka.

Ini menunjukan, semakin sedikit dokter yan memberikan resep antibiotik dalam kasus seperti ini, akan semakin baik.

Tapi lagi-lagi ini bukan hanya tanggung jawab dokter dan perawat. Orang tua juga harus realistis tentang berapa lama penyakit anak mereka berlangsung.

KLIK INI:  Benarkah Kesepian Bisa Sebabkan Kematian Dini?