Paparan Polusi Udara Semakin Brutal, Berpotensi Tingkatkan Risiko Kemandulan

oleh -15 kali dilihat
Manusia Dikepung Ancaman Penyakit Demensia karena Polusi Udara
Ilustrasi polusi udara/foto-BBC

Klikhijau.com – Paparan polusi udara berpotensi besar memunahkan manusia. Sebabnya adalah  dapat meningkatkan risiko kemandulan, baik pada pria maupun wanita.

Temuan penelitian terbaru di Amerika Serikat mengungkapkan hal tersebut, yakni polusi udara dapat merugikan perkembangan sel telur, sperma, dan embrio.

Dilansir dari The Guardian, studi baru yang dilakukan di AS tersebut, meneliti sekitar 1.400 pria dan wanita yang berusaha memiliki anak melalui fertilisasi in vitro. Hal itu memungkinkan para peneliti untuk mengamati oosit donor, yang berubah menjadi sel telur, dan sperma yang berkembang secara terpisah satu sama lain, dan di area yang berbeda secara fisik.

Paparan polusi udara mungkin berkontribusi terhadap infertilitas atau kemandulan telah diteliti sebelumnya. Hanya belum jelas apakah racun tersebut memengaruhi pria atau wanita karena kedua orang tua menghadapi paparan yang sama. Hal itu juga mempersulit untuk menetapkan kapan kerusakan terjadi selama proses pembuahan.

KLIK INI:  Tanpa 4 Elemen Ini, Manusia Bisa Apa?

Meski begitu, awalna secara umum diasumsikan bahwa polusi udara lebih membahayakan wanita, namun penelitian terbaru di AS membantah asumsi tersebut, pria juga mengalami hal yang sama.

“Kita biasanya tidak memikirkan paparan pasangan pria pada masa prakonsepsi, tetapi kami dan pihak lain semakin menunjukkan bahwa paparan pria penting, baik dalam hal kesuburan, dan kemungkinan juga dalam hasil kesehatan anak di kemudian hari,” kata Audrey Gaskins, seorang peneliti Universitas Emory dan penulis utama studi dikutip dari The Guardian.

Makalah ini meneliti data kualitas udara di kode pos peserta dan di klinik fertilisasi untuk menentukan paparan terhadap berbagai polutan. Di mana ditemukan paparan terhadap karbon organik dan materi partikulat selama siklus perkembangan sel telur dan sperma paling erat kaitannya dengan dampak buruk pada kelangsungan hidup oosit, fertilisasi, dan kualitas embrio.

Partikel padat merupakan polutan udara umum yang dihasilkan oleh kendaraan bertenaga diesel, pembangkit listrik, dan fasilitas industri lainnya, serta asap kebakaran hutan.

KLIK INI:  Menyerap Sensasi Hijau Donggia Bersama TBM Al-Abrar, Bulukumba
Hal yang mesti dilakukan

Badan Perlindungan Lingkungan tahun ini menurunkan ambang batas untuk mengambil tindakan guna mengurangi kadarnya karena penelitian telah menunjukkan bahwa zat tersebut lebih beracun daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Gaskins mencatat contoh potensial di dunia nyata dalam penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa istri polisi lalu lintas di India, tempat tingkat polusi udaranya tinggi, memiliki tingkat keberhasilan kehamilan yang lebih rendah.

Paparan karbon organik, yang merupakan komponen dari materi partikulat, selama stimulasi ovarium, periode dalam fertilisasi in vitro ketika ovulasi diinduksi secara medis, tampaknya meningkatkan kemungkinan sel telur tidak akan bertahan hidup. Polutan tersebut juga tampaknya memengaruhi folikulogenesis dan spermatogenesis, yang merupakan langkah penting dalam perkembangan sel telur dan sperma.

KLIK INI:  Pentingnya Dekarbonisasi Bangunan dalam Aksi Iklim

“Studi ini benar-benar menggarisbawahi bahwa paparan jangka pendek selama masa kritis pun penting,” kata Gaskins.

Asap kebakaran hutan kaya akan karbon organik sehingga daerah yang terkena dampak kebakaran menjadi perhatian khusus, tambahnya.

Studi tersebut menemukan kadar karbon organik yang lebih tinggi pada hari pencairan oosit dikaitkan dengan kelangsungan hidup oosit yang lebih rendah, sementara kadar ozon yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat pembuahan yang lebih rendah. Korelasi tersebut ditemukan meskipun klinik pada umumnya memiliki sistem penyaringan udara.

KLIK INI:  Hutan di Australia Kembali Terbakar, 30% Populasi Koala dan Satwa Mati

Penelitian ini juga tidak menemukan dampak pada proses beberapa polutan udara, seperti nitrogen dioksida.

Bagi pasangan yang ingin memiliki momongan alias anak, Gaskins menyarankan untuk menghindari area dengan lalu lintas tinggi, dan tetap berada di dalam ruangan pada hari-hari ketika tingkat polusi udara sangat tinggi.

Selain itu, pasangan tersebut harus menggunakan sistem penyaringan dalam ruangan atau menggunakan filter tungku dengan peringkat Merv (nilai pelaporan efisiensi minimum) yang tinggi untuk mengatasi partikel.

KLIK INI:  Bagaimana Bisa Aliran Air dari Pegunungan Tak Sebersih yang Diharapkan?