Pagi yang Hujan dan Kisah Penemuan Spesies Baru di Tanah Sulawesi

oleh -560 kali dilihat
agi yang Hujan dan Kisah Penemuan Spesies Baru di Tanah Sulawesi
Crocidura caudipilosa, spesies baru yang ditemukan di Pulau Sulawesi/foto-Lipi
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Pagi terasa pekat. Hujan tiba dengan semangat yang bara di Talasalapang, Makassar dan sekitarnya.

Hujan pagi ini pula yang membuat saya menunda pulang ke rumah di Sungguminas, Gowa.

Untuk mengisi pagi yang hujan dan disesaki sepi. Saya membuka laptop “online” menelusuri banyak hal.

Mata saya terhenti ketika menemukan sebuah tulisan di Kompas yang ditulis Ellyvon Pranita. Tulisan itu menguraikan bahwa ada spesies baru ditemukan di Nusantara, tepatnya di Pulau Sulawesi.

KLIK INI:  Setelah 9 Tahun Jadi Penyelamat, Frida Akhirnya Pensiun

Spesies baru tersebut diberi nama Crocidura caudipilosa, yang merupakan kelompok dari cecurut (Eulipotyphla; Soricidae) dari Genus Crocidura.

Ketika pertama melihat gambarnya saya mengira Crocidura caudipilosa adalah tikus yang umum dijumpai. Namun, ternyata ada perbedaan yang cukup mencolok sesuai penjelasan di Instagram Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia @lipiindonesia, Senin, 30 Desember 2019 lalu.

Menurut LIPI nama Crocidura caudipilosa merupakan penggabungan dari bahan Latin yakni caudi (ekor) dan pilosa (berambut).

Kedua makna latin tersebut merupakan karakter utama yang membedakan spesies baru ini dengan yang sudah ada di Sulawesi. Dalam bahasa Inggris, spesies ini disebut Sulawesi hairy-tailed shrew atau cecurut ekor berambut Sulawesi.

Spesies baru ini juga merupakan salah satu anggota dari kelompok radiasi endemik cecurut di Sulawesi.

KLIK INI:  Ikan Cupang Tak Hanya Bisa Diadu, Tapi Juga Bisa Perangi DBD

Hingga kini diketahui terdiri atas enam jenis yang valid dan beberapa spesies yang belum dideskripsikan, semuanya termasuk di dalam genus Crocidura.

Kabar penemuan spesies baru ini dipublikasikan pada tanggal 19 Desember 2019 dalam jurnal yang berjudul “A New Climbing Shrew from Sulawesi Highlights The Tangled Taxonomy of An Endemic Radiation” oleh Jacob A Esselstyn, Anang S. Achmadi, Heru Handikan, Thomas C Giarla, Kevin C Rowe dalam Journal of Mammalogy.

Lokasi dan ciri-cirinya

Rasanya perlu diketahui lebih dalam, jika penyebaran cecurut berambut ini tersebar luas di Sulawesi, diketahui berdasarkan spesimen yang berasal dari sebelas lokasi umum yang tersebar di lima kawasan endemik di pulau tersebut. Jenis baru ini dikoleksi pertama kali pada tahun 2010, dimulai dari Gunung Balease, Masamba, Sulawesi.

Untuk lokasi penelitian di mana jenis cecurut berambut ini dikoleksi antara lain Gunung Dako, Gunung Buliohuto, Gunung Ambang, Gunung Torompupu, Gunung Rorekatimbo, Gunung Katopasa, Gunung Gandangdewata, Gunung Latimojong, Gunung Bawakaraeng, Gunung Balease, dan Gunung Tompotika.

Ciri-ciri cecurut ekor berambut Crocidura caudipilosa memiliki ukuran tubuh yang sedang, rambut tubuh berwarna abu-abu, dan ekor yang panjang dan berambut. Mamalia ini mampu memanjat pohon dan kemungkinan memiliki perilaku sebagai pemanjat.

Penemuan spesies baru tersebut menjadi kabar menggembirakan bagi pencinta hewan dan juga bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

KLIK INI:  Mengenal Lebih Dekat Burung Puffin, Burung yang Alami Kematian Massal