Pada Nama Kecilmu

oleh -396 kali dilihat
Pada Nama Kecilmu
Ilustrasi/foto-galerinasional
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Pada Nama Kecilmu

 

mulailah aku kupasi pisang.
menuangnya ke dalam mangkok berbentuk lesung pipimu.
ada terigu telah basah air mata. licin menepikan.

di kompor gas, yang buatmu lupa moyang di sebatang kayu bakar.
minyak telah didih.
suaranya jenguki rindu.
terigu paluti pisang, lalu berenang di minyak didih.

kubayangkan, serupa itu sambutan darah kita; mendidih
saat kecup pertama di tujuh belas Agustus di pinggir lapangan bola
kau menamainya kenangan dan aku menyebutnya kematian

kantuk tidak lagi ingatkan aku pada kecupan itu
aku juga lupa nama kecilmu
pisang itu telah matang, berubah jadi pisang goreng
atau tepatnya, kau menamainya kambing-kambing

di ruang tamu, aku tidak lagi sendiri
kau ada pada tiap incinya
aku coba ingat nama kecilmu
ingin kuucapkan sebelum kata amin menutup doaku.

hanya saja sepenuh-penuhnya aku lupa

KLIK INI:  Benalu di Senja Hari

=========

Yang Tiba Sebagai Kamu

 

botol air mineral di belakang pintu itu masih menyimpan bekas bibirmu
seorang perempuan tua mengembalikannya kemarin sore.
saat aku santai di teras.

“jangan buang kenangannya,” pesannya. singkat menyikat

perempuan tua itu menatapku.
aku membayangkan itu kamu, datang lima puluh tahun kemudian
……sebagai jawaban dari semua doa….

KLIK INI:  Di Tetes Terakhir Kopiku
===========

Akar Cinta

 

suara ketukan tiba di pelukan.
berdiam diri sejenak lalu masuk ke aliran darah.
pelan. pelan sekali.

darah itu mengalir ke hati.
membawa bibit.
di tanamnya di sana.
dirawat tanpa ditawar.
kelak ia dinamai cinta.

cinta tak pernah tergesa datang
tak pernah gegas pergi.
perlahan. perlahan. sangat perlahan.

pohon mana tak punya akar akan tumbang atau meranggas.
ranting gugur jadi pengantin gagal. daun layu dirayu maut.

cinta mana tak punya akar percaya.
cemburu mana tak dipenuhi curiga dengan coretan risau.
memukul-mukul jiwa.
menggali gagal.

ketukan itu tiba serupa kekasih yang baru bangun di subuh hari.
sisa kantuknya menggemaskan.
aku dekap perlahan. pelan-pelan.

kubiarkan semua datang jika itu tentangmu.
biar penuh danau cintaku.
mengakar pohon rinduku

KLIK INI:  Tanah Berwajah Sampah