Napabale, Surga Danau Air Laut di Pulau Muna

oleh -1,669 kali dilihat
Napabale, Surga Danau Air Laut di Pulau Muna
Napabale/Foto-ig-danaunapabale

Klikhijau.com – Keindahan alam di bumi pertiwi ini bukanlah suatu hal yang baru di mata dunia. Pesona alam Indonesia selalu membuat para pelancong ingin berlama-lama berada di negara ini.

Di pulau Muna, Sulawesi Tenggara terdapat satu destinasi andalan yakni wisata Napabale. Danau ini merupakan danau air laut yang bersumber dari selat buton.

Airnya mengalir melalui sebuah terowongan alami dengan panjang kurang lebih 30 meter dan lebar 9 meter.

Danau ini berada di bawah kaki bukit dan dikelilingi oleh bongkahan-bongkahan batu karang. Ditumbuhi pepohonan yang hijau, diantaranya ialah pohon pandan.

Eksotika otentik Napabale

Destinasi wisata ini merupakan satu tempat liburan favorit bagi masyarakat lokal dan juga wisatawan mancanegara.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi wisata, para pengunjung akan disuguhkan dengan hijaunya pemandangan pepohonan. Dari jati lokal hingga jambu mete yang menjulang tinggi ke langit.

Napabale merupakan gabungan dari dua suku kata bahasa lokal (bahasa daerah Muna) yakni Napa dan Bale. Napa memiliki arti pelabuhan sedangkan Bale merupakan daun pandan muda.

KLIK INI:  Memukau, Jepretan Kece Fotografer Ini Tunjukkan Eksotika Gugusan Karst Maros-Pangkep

Napabale terletak di Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna dengan jarak tempuh dari Ibu Kota kabupaten sekitar 15 km.

Sepanjang sejarah keberadaannya, danau ini tidak pernah kering walaupun air laut berada dalam kondisi surut.

Keindahan alamnya tidak hanya berada pada danau ini namun ada sebuah bentangan pasir putih indah yang berada di luar danau tersebut atau di pesisir pulau Muna.

Ada dua akses jalur menuju kawasan pasir putih tersebut yakni melewati terowongan alami dan berjalan kaki.

Jika pengunjung menempuh jalur melalui terowongan, pengunjung bisa menggunakan kapal laut atau sampan yang berukuran kecil dengan biaya sebesar Rp. 50.000 sekali jalan.

Dengan muatan sekitar 10 sampai 15 orang pengunjung atau juga dengan berenang. Untuk jalur ini, wisatawan harus menunggu kondisi air surut.

Jika air laut sedang dalam kondisi pasang maka secara tidak langsung volume air pada terowongan tersebut juga meningkat. Mencapai setengah meter sehingga sangat membahayakan untuk dilewati.

Ada dua jenis sampan yang disediakan. Jika pengunjung yang takut menaiki sampan karena alasan keseimbangan, maka tidak perlu khawatir sebab ada sampan yang dirakit khusus.

Sampan tersebut menyatukan dua sisi sampan dengan jenis dan ukuran yang sama. Sehingga keseimbangan sampan bisa terjaga dengan menggunakan satu mesin dan juga satu kendali yang sama.

KLIK INI:  Baru! Destinasi Wisata Hutan Mangrove Idaman di Jeneponto yang Memukau

Juga satu sampan yang tetap satu tanpa ada rakitan sampan seperti sebelumnya namun tetap menggunakan mesin.

Sedangkan alternatif yang lain ialah dengan berjalan kaki. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 20 menit dengan jarak tempuh 1 km.

Namun wisatawan juga harus menyeberangi danau tersebut dari satu sisi ke sisi yang lain. Sebab tidak adanya jalan lain karena kondisi danau yang berbukit dan berbatu.

Selain dua destinasi tersebut, ada pula sebuah puncak yang dinamai puncak Napabale. Letaknya bersebelahan dengan danau tersebut

Lokasi ini juga menawarkan keindahan danau dan gugusan-gugusan bukit. Dan hijaunya hamparan pepohonan di sekitar danau tersebut.

Dampak sosial dan ekonominya

Keberadaan wisata ini membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat. Warga bisa menawarkan jasa untuk berkeliling danau.

Tidak hanya itu, salah satu tepian danau tersebut terdapat warung-warung masyarakat yang berukuran kecil. Menyediakan berbagai makanan ringan, baik itu olahan rumah tangga atau pun makanan olahan pabrik.

Sekalipun keberadaan warung-warung tersebut bisa menimbulkan sampah makanan. Namun kebersihan sekitar danau selalu terjaga dan terawat, dari sampah makanan atau pun sampah yang lainnya.

Selain sebagai destinasi wisata, danau ini juga digunakan sebagai pelabuhan bagi masyarakat. Terutama yang berprofesi sebagai nelayan, pelabuhan ini dijadikan sebagai akses menuju lautan luas melalui terowongan alami tersebut.

Dari sisi kebudayaan, danau ini juga sering digunakan sebagai tempat upacara adat Muna seperti Upacara Pinggitan atau dalam bahasa Muna “Kaghombo”.

KLIK INI:  Soeharto, Pembebasan Irian Barat dan Cerita di Balik Penamaan Pantai Mandala Ria