Namanya Cerek-pasir besar, Burung Mungil yang Larinya Kencang

oleh -349 kali dilihat
Namanya Cerek-pasir besar, Burung Mungil yang Larinya Kencang
Burung Cerek-pasir besar - Foto: Akhmad David
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Burung Cerek-pasir Besar atau nama latinnya (Charadrius leschenaultii) (c-pb) merupakan burung migran dari Afrika sampai Australia dengan ukuran kecil dan berparuh pendek.

Ukuran tubuhnya hanya sekira 22 cm. Meski mungil, Cerek-pasir besar memiliki kemampuan berlari dengan cepat. Spesies dari keluarga Charadriidae, dari genus Charadrius ini juga tampak sangat indah menawan bulunya.

Dikutip dari Wikipedia, Cerek-pasir besar memiliki warna abu-abu, coklat dan putih. Perbedaannya dengan Cerek lain antara lain tidak ada garis dada atau garis kerah. Bulu biak: Garis dada merah tua. Topeng hitam. Dahi putih. Iris coklat, paruh hitam, juga kaki abu-abu nan kehijauan.

Yuk berkenalan lebih dekat

Cerek-pasir besar berbiak di Asia Tengah sampai Asia Barat Daya. Mereka akan datang ke Indonesia pada saat musim migrasi burung saja.

KLIK INI:  Perihal Bambu Betung, Kendaraan Pertama yang Tiba di Bumi

“Migrasi dilakukan karena di habitat aslinya sedang musim dingin dan kesulitan untuk mencari makan, jadi mereka bermigrasi ribuan kilometer hanya untuk bertahan hidup mencari makan. Terutama mencari makan di daerah tropis. Mereka akan kembali saat musim dingin sudah selesai dan berkembang biak di habitat asalnya,” cerita Akhmad David Kurnia Putra, Polhut dari Balai Taman Nasional AketajaweLolobata sejak dan pengamat burung dari Maluku Utara.

Menurut Akhmad David, habitat c-pb saat bermigrasi di Indonesia sejauh ini masih baik, namun ada beberapa lokasi yang berubah, baik karena perubahan alami ataupun perubahan karena manusia.

“Kondisi ini hanya berpengaruh pada jalur migrasi, yang semula mereka mudah mencari makan di habitat ‘a’, namun karena habitatnya berubah maka mereka pindah ke habitat ‘b’,” tambahnya.

Sama seperti burung migran lainnya (terutama shorebird atau burung pantai), burung Cerek-pasir besar memiliki peran penting dalam ekosistem yakni sebagai penanda musim juga sebagai penanda habitat suatu lokasi masih bagus atau tidak.

KLIK INI:  Cerita Kembalinya 47 Ekor Kakak Tua Jambul Kuning ke Habitatnya di NTT

Ada satu hal unik lagi pada burung perancah ini yakni memiliki warna yang berbeda saat berbiak maupun tidak berbiak.

“Meskipun sampai saat ini saya hanya menjumpai yang fase saat tidak berbiak saja yang hanya memiliki warna hitam putih dan sulit membedakan dengan jenis cerek lainnya,” cerita David.

David pernah mendapat momen terbaik mengamati dan memotret burung ini dari jarak dekat. Satu pengalaman istimewa tentunya. Namun, suatu waktu yang lain David juga pernah memiliki pengalaman berharga perihal Cerek-pasir besar ketika suatu waktu menjumpainya di Halmahera.

Saat itu, ada sekira empat individu Cerek-pasir besar yang berlari dan mencari makan. Ada satu individu yang terbaring dan hanya menggerak-gerakkan sayapnya saja. Anak-anak kecil yang sedang bermain pun mengambilnya dan membawanya pada David.

“Setelah saya konsultasi dengan beberapa teman pengamat burung, burung c-pb tersebut saya bawa pulang dan saya antar ke dokter hewan untuk diperiksa dan dirawat. Namun burung tersebut tidak dapat tertolong,” kisah David.

Inilah salah satu risiko yang harus diambil oleh semua burung migran, kelelahan yang mengakibatkan kematian saat bermigrasi.

Oya, satu lagi sahabat hijau, tulisan nama: cerek-pasir besar ditulis dengan huruf C memakai huruf kapital, yang lain tidak. Ini karena penamaan jenis burung di Indonesia memakai dua suku kata saja.

KLIK INI:  Bukan Hanya Kayu Kuku, Kayu Unggulan Sulawesi Ini Juga Terancam Punah