Klikhijau.com – Suara lingkungan tak melulu datang dari aktivis lingkungan. Berbagai kalangan bebas menyuarakannya agar memberi efek kesadaran lebih menyeluruh dan menyentuh.
Para musisi pun tidak tinggal diam melihat lingkungan yang rusak. Banyak dari mereka yang terjun langsung mengabdikan dirinya pada lingkungan. Terlibat langsung pada aksi nyata.
Masalah lingkungan memang bukan masalah satu orang saja, tapi semua orang, semua kalangan, dan semua jenis kelamin dan semua jenis profesi.
Musisi juga mendapat dampak dari rusaknya lingkungan, tidak terkecuali Band Gigi yang digawangi oleh Gusti Hendy (drumer), dan Thomas Ramdhan (basist), Dewa Budjana (gitaris), dan Armand Maulana (vokalis).
Dalam hal isu lingkungan, Band Gigi memang tidak asing. Para personilnya gencar mengajak masyarakat agar peduli lingkungan.
Pada tahun 2018 lalu, Armand Maulana pernah mengungkapkan jika persoalan lingkungan membutuhkan perhatian dan upaya bersama, bukan hanya satu pihak, tapi semua pihak.
Untuk mengatasi masalah lingkungan, menurutnya dibutuhkan kerja sama seluruh elemen masyarakat. Kita harus bahu-membahu dalam melakukan tindakan nyata. Salah satu tindakan nyata yang bisa dilakukan adalah menanam pohon.
“Kita seperti memperpanjang napas anak cucu kita nanti. Kita memberikan cadangan oksigen bagi kelangsungan hidup manusia. Setidaknya dengan menanam pohon sudah membantu bumi menjadi lebih hijau. Satu orang, satu pohon saja. Untuk anak cucu kita nanti,” katanya kalah itu, seperti dikutip dari mediaindonesia.com
Pada tahun 2018 lalu itu pula, Band Gigi ditunjuk untuk jadi duta lingkungan oleh Djarum Trees For Life (DTFL), yang merupakan sebuah movement penghijauan yang dicanangkan oleh Djarum Foundation.
Selain terlibat langsung pada aksi lingkungan, sebagai musisi, Gigi juga menyuarakan persoalan lingkungan melalui lagu. Berikut dua lagi dari band yang lahir tahun 1994 itu:
Indonesia
menyusuri pasir putihmu
ku rasakan keindahanmu
hu…hu…hu…hu…
deburan ombak menyapaku
seperti nyanyian malam sunyi
membelai bertabur bintang
dan senyuman sang bulan purnama
bayang rimbun kehijauanmu
menyatakan suburmu
hu…hu…hu…hu…
dan selalu memenuhi
panggilan sang ibu pertiwi
menggetarkan…
tapi semua itu cerita yang usang
perjalananku ini hanyalah ilusi
kata kata ku ini sebuah khayalan
jamrud khatulistiwa tinggallah namamu
kebesaranmu itu telah dihancurkan
dulu namamu dihormati
diagungkan di muka bumi
hu…hu…hu…hu…
keharumanmu menyebarkan
kecantikan yang maha kuasa
membanggakan…
tapi semua itu cerita yang usang
Lagu berjudul Indonesia ini, menggambar kegelisahan akan negara tercinta Indonesia. Negara yang terkenal memiliki tanah yang subur dan kekayaan alam yang melimpah, namun tidak membawa kebanggaan (kesejahteraan) bagi masyarakatnya
Keindahan alam Indonesia “menyusuri pasir putihmu, kurasakan keindahanmu,” perlahan memudar karena diterpa bencana dan kerakusan segelintir orang yang merusaknya. Kebesaran Indonesia telah dihancurkan sehingga semua cerita menjadi usang.
Dan pada lagi Bumi Meringis suara keseresahan Gigi jauh lebih tampak akan kerusakan lingkungan. simaklah lagu ini:
Bumi Meringis
Suara tangis yang merintih
Tanda bumi sedang menangis
Langit merah di atas sana
Kesaksian alam semeesta
Jalan pikiran manusia
selalu ada perbedaan
Kekuasaan, kenistaan
Yang akan menjadi malapetaka
Dan lihatlah wajah mereka
Bagaikan rasa yang terbuang
Hampir semua tak percaya
Bagaikan rasa yang terbuang
Hampir semua tak percaya
Keadaan yang semestinya
Hingga hilang ditelan gelap
Dan matahari pun terlelap
Hilang
Hampa
Bias melayang
Hancur
Musnah
Alam pun murka
Apa yang terdapat pada lagu di atas bukan ilusi, bukan imajinasi, tapi kenyataan yang harus diakui dan diterima sebagai akibat dari ulah manusia sendiri.
Pada lagu di atas bisa dilihat penyebab “alam pun murka” karena dua hal, Kekuasaan, kenistaan, yang akan menjadi malapetaka.”
Kekuasaan memiliki daya kebaikan yang dahsyat dan juga daya hancur yang beringas. Longgarnya izin pembukaan lahan, mudahnya perizinan industri, tidak tegasnya aturan pengelolaan sampah, dan lemahnya hukum di bidang lingkungan menjadi bagian penyebab kehancuran lingkungan. Padahal jika pemerintah “kekuasaan” berpihak pada lingkungan maka kehancuran itu bisa saja dihindari.
Hal kedua yang menjadi penyebab malapetaka menurut lagu itu, yakni kenistaan. Kenistaan bisa diartikan sebagai perbuatan buruk, salah satunya adalah pencitraan.
Banyak orang, pejabat atau lembaga yang mengatasnamakan diri peduli lingkungan padahal itu adalah pencitraan saja. Dan menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, pengelolaan lingkungan hidup karena pencitraan bisa menyesatkan (Baca DI SINI).
Hmmm, selamat mendengarkan dua lagu Gigi di atas yang terasa sangat menggigit.