Menyelami Semesta dalam “Bumi” Tere Liy

oleh -21 kali dilihat
Menyelami Semesta dalam “Bumi” Tere Liye
Buku Tere Liye - Foto: Ist

Judul: Bumi

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2014

Jumlah Halaman: 440

Klikhijau.com Dalam lanskap fiksi Indonesia yang kerap didominasi oleh tema percintaan atau realisme sosial, Bumi karya Tere Liye hadir membawa angin segar.

Ia tidak sekadar menjadi sebuah novel, tapi sebuah pintu gerbang menuju dunia lain—sebuah dunia yang menggabungkan fantasi, ilmu pengetahuan, dan dinamika remaja dalam satu cerita yang menggugah.

Namun dalam tulisan ini, kita tidak akan membahas keseluruhan serinya, melainkan hanya akan berfokus pada buku pertama: Bumi. Karena dari sanalah semuanya dimulai, dan di sanalah pijakan awal pembaca terhadap dunia ini ditanamkan.

***

Raib, seorang remaja perempuan biasa di mata orang lain, ternyata menyimpan rahasia besar—ia mampu menghilang. Kemampuan itu sudah ia miliki sejak kecil, tetapi selalu ia sembunyikan, bahkan dari orang tuanya sendiri.

Hidupnya mulai berubah saat seorang lelaki asing yang mencurigakan muncul di depan kelasnya. Peristiwa demi peristiwa kemudian menyeretnya bersama dua sahabatnya—Ali dan Seli—menuju dunia paralel yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Di dunia tersebut, yang meskipun belum dinamai secara eksplisit dalam buku ini, mereka disambut oleh kejutan demi kejutan: sistem pemerintahan yang berbeda, konflik internal antar penguasa, dan kekuatan-kekuatan yang sebelumnya hanya terdengar dalam dongeng. Namun mereka tidak sekadar menjadi pengamat; mereka ikut terlibat, berperan, dan diuji dalam setiap langkah perjalanan mereka.

KLIK INI:  Lelaki Asal Sinjai Ini Angkat Isu Lingkungan di Bukunya “Kepada Jauh yang Dekat”

Tiga Sahabat, Tiga Warna dalam Petualangan

Tokoh-tokoh utama dalam Bumi tidak hanya hadir sebagai karakter dalam cerita, tetapi juga membawa warna dan nuansa tersendiri:

Raib, narator sekaligus pusat cerita, digambarkan sebagai sosok yang tenang, pendiam, dan penuh perenungan. Namun seiring berjalannya cerita, sisi keberanian dan kepemimpinan dalam dirinya mulai muncul ke permukaan.

Seli, sahabat Raib, merupakan representasi keberanian dan keteguhan hati. Ia mampu mengendalikan petir, tetapi kekuatannya bukan hanya soal energi; ia adalah sosok yang selalu melindungi dan menjaga semangat kelompok.

Ali, dengan kecerdasan dan sifat usilnya, menjadi bumbu tersendiri dalam kisah ini. Ia selalu punya cara tak terduga untuk keluar dari masalah, dan justru itulah yang membuatnya tak tergantikan.

Ketiganya saling melengkapi. Dalam perjalanan mereka, tampak jelas bagaimana kepercayaan dan kerjasama menjadi hal yang esensial untuk bertahan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional.

Dunia Paralel yang Sarat Imajinasi

Dunia yang dijelajahi dalam Bumi dibangun dengan perpaduan antara teknologi maju dan nilai-nilai tradisional. Di dalamnya terdapat sistem pemerintahan, eksperimen ilmiah, serta konflik antara pihak-pihak berpengaruh.

Namun semua itu disajikan dengan porsi yang tepat—tidak berlebihan dan tidak pula terlalu singkat. Tere Liye mengajak pembaca untuk membayangkan dan ikut bertanya-tanya tanpa harus menjelaskan semuanya secara rinci. Ia menanamkan rasa penasaran, bukan jawaban instan.

KLIK INI:  Menyatu Bumi

Dunia ini juga mencerminkan kehidupan nyata: kekuasaan yang korup, perbedaan kelas sosial, dan usaha membongkar kebenaran yang selama ini disembunyikan. Pembaca, terutama yang masih remaja, akan merasa tertantang untuk berpikir lebih dalam tentang dunia mereka sendiri.

Bahasa yang Akrab, Nilai yang Dalam

Dengan gaya bahasa yang ringan namun tidak meremehkan pembacanya, Tere Liye berhasil menciptakan cerita yang mudah dinikmati oleh berbagai kalangan usia. Kalimat-kalimatnya mengalir alami, diselingi humor dari karakter Ali yang mencairkan ketegangan, dan refleksi dari Raib yang menyentuh.

Namun di balik gaya tutur yang sederhana, novel ini mengandung pesan moral yang kuat. Tentang keberanian menghadapi hal yang tidak diketahui, tentang pertumbuhan dan perubahan, dan tentang arti kepercayaan kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Raib, Seli, dan Ali bukanlah pahlawan super. Mereka manusia biasa yang dipaksa oleh keadaan untuk berkembang, dan proses itu tidak selalu mulus.

Kekurangan dan Harapan

Sebagai buku pertama dari sebuah seri, Bumi memang menyimpan banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Beberapa konflik hanya diperlihatkan sepotong, dan beberapa misteri dibiarkan menggantung. Hal ini bisa jadi membuat pembaca yang mencari akhir yang tuntas merasa kurang puas.

Namun bila dilihat sebagai pijakan awal, Bumi telah sukses membangun fondasi cerita dan membangkitkan rasa ingin tahu. Ia seperti percikan api yang memulai kobaran petualangan yang lebih besar. Tanpa terburu-buru, ia mengantar kita mengenal tokoh, konflik, dan dunia yang kompleks secara perlahan tapi pasti.

Penutup

Bumi bukan sekadar cerita tentang dunia lain. Ia adalah kisah tentang pencarian jati diri, tentang memilih antara lari atau melawan, tentang persahabatan dan keberanian dalam wujud paling tulusnya. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian dan misteri, Tere Liye mengajak kita untuk terus bertanya dan belajar.

Bagi siapa pun yang ingin melarikan diri sejenak dari realitas tanpa harus kehilangan pijakan terhadap nilai-nilai kehidupan, Bumi bisa menjadi teman yang menghibur sekaligus menyentuh.

KLIK INI:  Para Pembunuh Bumi