- Dodol, Baeti, dan Rumah Berperabot Warna Pink - 02/06/2023
- Hujan Hijau - 21/05/2023
- Sintrong, Liar dan Meresahkan tapi Menyimpan Banyak Manfaat - 17/05/2023
Klikhijau.com – Sambung nyawa, namanya seolah menawarkan harapan kehidupan. Gabungan dua kata, sambung dan nyawa.
Kata sambung nyawa bisa diartikan sesuatu yang dapat menyambung nyawa. Dan itu bisa saja benar, jika tanaman yang berpotensi sebagai obat dianggap bisa menyelamatkan seseorang dari penyakit yang berpeluang merampas nyawanya.
Tanaman ini tumbuh liar di Indonesia dan merupakan tanaman asli. Saya melihatnya pertama kali (mungkin selama ini tak memperhatikannya) tanaman ini tumbuh di taman Puskesmas Borongrappoa, Kindang, Bulukumba.
Tanamannya berada dalam pot dengan nama keterangan melingkupinya.
Sambung nyawa, namanya terdengar penuh harapan. Setelah menyusurinya di beberapa sumber, rupanya tanaman ini memang memiliki beragam manfaat bagi kesehatan.
Ia sering dijadikan sebagai tanaman obat untuk jenis penyakit tertentu. Tanamam dengan nama latin Gynura procumbens ini pun bisa dijadikan kawan untuk bersantap—ia bisa menjadi lalapan.
Untuk saat ini, tanaman obat memang sedang banyak diburu dan diteliti untuk melepaskan diri dari sergapan obat-obat kimia.
Sambung nyawa hanyalah satu dari sekian banyaknya tanaman yang berpotensi menjadi obat.
Tanaman dari anggota dari genus Gynura ini telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk melawan berbagai macam penyakit yang meneror manusia.
Kandungan sambung nyawa
Tanaman dari famili Asteraceae ini mengandung senyawa antioksidan. Sebagaimana diketahui, senyawa jenis ini merupakan suatu senyawa atau komponen kimia.
Apabila senyawa antioksidan dalam kadar atau jumlah tertentu, senyawa ini mampu menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses oksidasi .
Ada dua jenis antioksidan, yaitu antioksidan alami dan sintetis, antioksidan sintetis seperti Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toulene (BHT) sangat efektif untuk menghambat minyak atau lemak agar tidak terjadi oksidasi.
Namun, ada masalah dalam penggunaan BHA dan BHT karena banyak menimbulkan kekhawatiran akan efek sampingnya. Kekhawatiran itulah yang mendorong para ahli kimia untuk mencari antioksidan alami yang lebih aman.
Karena itulah, saat ini antioksidan banyak diambil dari bahan nabati seperti buah-buahan, rempah-rempah, jamu, dan sayuran. Nah, salah satu tanaman yang dilirik adalah adalah sambung nyawa.
Manfaat sambung nyawa
Tanaman ini mengandung triterpenoid, polifenol, saponin, steroid, asam klorogenat, asam kafeat, asam para hidroksi benzoat, asam vanilat, asam kumarat, asam para hidroksi benzoat, flavonoid, dan minyak atsiri.
Tanaman perdu dari ordo Asterales ini telah dijadikan tanaman herbal untuk mengatasi berbagai penyakit, di antaranya pengobatan demam, ruam, penyakit ginjal, migrain, sembelit, hipertensi, diabetes mellitus, dan kanker.
Bahkan menurut Mersi Suriani Sinaga, (2017) hasil penelitian farmakologi mengungkapkan tanaman ini memiliki anti-Herpes simplex virus, anti-hiperglikemia, anti inflamasi, anti-hiperlipidemia, ,analgesik, dan sifat hipertensi darah yang diinduksi ulang .
Selain itu, menurut Etika Oktaviani dalam Rahman, (2019) daun tanaman yang juga dikenal dengan nama daun dewa atau akar sebiak ini memiliki potensi yang dapat menjadi antimikrobial karena memiliki kandungan flavonoid dan minyak atsiri.
Bahkan Rahmat (2010) membuktikan jika daunnya dengan konsentrasi 10% paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.
Sementara itu Darminto (2011) menyatakan bahwa di Filipina dan Thailand fitofarmaka telah dimanfaatkan sebagai bakterisida, virusida, fungisida, algasida, herbisida, dan pestisida.
Salah satu bahan herbal yang dapat digunakan sebagai fitofarmaka adalah daun dari tanaman ini Nirwan(2007) melaporkan bahwa daunnya merupakan tanaman obat yang telah banyak dimanfaatkan karena mengandung banyak khasiatnya. Bahkan secara tradisional daunnya ,
Fitofarmaka ini merupakan sediaan obat yang berasal dari bahan herbal dan sudah teruji klinis (Irmawati dan Primiani, 2017).
Di Indonesia sendiri fitofarmaka telah dimanfaatka nuntuk pengobatan manusia, tetapi belum banyak digunakan dalam budidaya perikanan. Padahal kandungan fitofarmaka dapat digunkan untuk mengusir penyakit vibriosis pada ikan kerapu macan.
Ciri sambung nyawa
Ia tumbuh sebagai tanaman menahun dengan tinggi mencapai 3 meter atau lebih. Ia memiliki batang bersegi agak lunak dan berair. Dengan helaian daun berwarna hijau muda dengan bentuk bulat telur.
Panjang daunnya bisa mencapai 6 cm dengan lebar 3,5 cm. Pada ujungnya daunnya meruncing, pangkal daun membulat, pinggir daun bergerigi dangkal, tangkai daun 1,5 cm atau lebih. Kedua permukaan daun berambut halus dengan pertulangan menyirip
Berikut klasifikasi tanaman ini:
- Kingdom : Plantae
- Divisio : Spermatophyta
- Subdivisio : Angiospermae
- Class : Dicotyledoneae
- Ordo : Asterales
- Familia : Asteraceae
- Genus : Gynura
- Species :Gynura Procumbens