Meningkatan Kadar CO2, Upaya Pohon Menghemat Air

oleh -42 kali dilihat
Kabar Baik, Pabrik Penangkap CO2 di Udara Telah Lahir
Kabar Baik, Pabrik Penangkap CO2 di Udara Telah Lahir-foto/Ist

Klikhijau.com – University of Birmingham belum lama ini memimpin sebuah studi baru. Hasil studi tersebut menemukan bahwa pohon yang hidup dalam kondisi karbon dioksida (CO2) telah meningkat secara artifisial cenderung menjadi lebih efisien dalam menghemat atau penggunaan air.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal New Phytologist itu memuat bahwa para ahli menemukan bahwa ketika pohon terkena tingkat kadar CO2 yang tinggi. Pohon tersebut akan meningkatkan efisiensi penggunaan air melalui penyerapan karbon yang lebih tinggi.

Pada saat yang sama, pohon menghemat air dengan mengatur pembukaan dan penutupan pori-pori pada daunnya yang disebut stomata.

Stomata adalah pori-pori kecil pada daun tanaman vaskular yang membuka dan menutup untuk memungkinkan pertukaran pasif gas antara atmosfer dan permukaan bagian dalam tanaman.

KLIK INI:  Kenalkan Bata Kobel, Bahan Bangunan Murah dan Ramah Lingkungan!

Telah lama diketahui bahwa perilaku stomata mewakili kompromi mendasar antara difusi karbon dioksida atau CO 2  ke dalam tumbuhan dan kehilangan air secara bersamaan

Temuan ini akan berkontribusi pada pemodelan dan prediksi perilaku tanaman di bawah kondisi peningkatan CO2 yang diharapkan menjadi norma pada pertengahan abad ini.

Tumbuhan di seluruh dunia dicirikan oleh pertukaran antara perolehan karbon dan kehilangan air, sebagai akibat dari strukturnya.

Sementara stomata membuka dan menutup untuk memungkinkan tanaman menyerap CO2. Penyerapan itu untuk membantu pertumbuhannya. Saat stomata terbuka, air meninggalkan tanaman melalui proses yang disebut “transpirasi.”

Ini berarti tanaman harus berkompromi antara menyerap CO2 sebanyak mungkin sambil meminimalkan kehilangan air.

KLIK INI:  Aksi Nyata, Mahasiswa ITS Sulap Limbah Kertas HVS jadi Bahan Industri

Para ilmuwan menganalisis data percobaan peningkatan CO2 jangka panjang di pepohonan selama dua dekade terakhir, mencakup 16 lokasi di seluruh dunia.

Investigasi mengungkapkan bahwa efisiensi penggunaan air di daun pohon meningkat sebesar 85 persen untuk menggandakan CO2. Ini diperkirakan naik pada tahun 2050 mendatang.

Penuh ketidakpastian

Para ilmuwan juga menggunakan data ini untuk menghitung apa yang disebut “nomor g1,” yang menyatakan biaya air dari perolehan karbon untuk setiap jenis pohon, dan menemukan bahwa angka ini sebenarnya tidak berubah di bawah kondisi CO2 yang tinggi.

“Model yang kami gunakan untuk memprediksi respons pohon terhadap tingkat CO2 atmosfer di masa depan masih mengandung banyak ketidakpastian. Termasuk perilaku stomata adalah salah satunya,” jelas Anna Gardner, pakar Ekofisiologi Pohon Tropis di Birmingham dan penulis utama studi.

KLIK INI:  Terkesan Menjijikkan, Maggot Menawarkan Beragam Solusi dan Manfaat

Gardner menambahkan bahwa pada peningkatan CO2 kita mungkin berharap konsumsi air berkurang. Karena stomata mengambil CO2 pada konsentrasi yang lebih tinggi sehingga tidak perlu dibuka terlalu lama.

“Sebenarnya, kami menemukan peningkatan CO2 juga menyebabkan peningkatan fotosintesis. Perilaku ini merupakan pendorong yang lebih kuat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Akibatnya, di bawah CO2 yang lebih tinggi, pohon mendapatkan lebih banyak karbon untuk setiap sumber air yang dihabiskan,” tambahnya.

Gardner juga menuturkan bahwa salah satu alasan pohon sangat penting bagi ekosistem adalah karena mereka menyimpan karbon. Tetapi air juga merupakan sumber daya yang berharga.

“Jadi kita perlu mencari cara untuk menghitung secara akurat biaya karbon dari air tersebut. Semua data ini membantu kami membangun gambaran yang lebih akurat tentang kemungkinan perilaku sumber daya ini di masa mendatang,” pungkasnya.

KLIK INI:  10 Januari, Hari Gerakan Sejuta Pohon, Sejarah dan Link Twibbon untuk Sosmed

Sumber: Earth