Klikhijau.com – Sebagai burung yang mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi cuaca. Tidak mengheranka jika burung gereja mudah ditemukan, termasuk di Indonesia.
Meski Indonesia bukanlah negara asal burung ini. Namun, nyatanya burung dari famili Passeridae ini mudah ditemukan di hampir seluruh Indonesia.
Jika dulu, burung dari filum Chordata ini hanya dapat ditemukan di kota-kota besar atau pinggiran kota, kini telah berumah hingga ke pelosok kampung.
Burung ini, meski memiliki warna yang indah dan cukup dekat dengan manusia. Namun, tidak termasuk ke dalam burung peliharaan yang memiliki nilai prestisius.
Untuk lebih jelasnya perihal burung gereja ini, berikut fakta yang mengiringinya:
-
Monogami
Berdasarkan hasil analisis genetik terbaru, burung gereja diduga menganut “aliran” monogami. Sebab analisis tersebut mengungkapkan sebagian kecil telurnya mengandung DNA kedua induknya. Jadinya, baik jantan maupun betina sangat rentan terhadap perselingkuhan
-
Berukuran sangat kecil
Burung dari subordo Passeri ini memiliki tubuh dengan ukuran kecil, hanya berukuran 14 hingga16 cm dengan berat 0,8-1,4 ons saja.
-
Dapat terbang dengan cepat
Tubuh kecil burung gereja ini tidak menghalanginya untuk terbang cepat. Kecepatannya dapat mencapai 24 mil per jam atau sekitar 38.000 km per jam.
-
Bulu jantan dan betina berbeda
Perbedaan antara burung gereja jantan dan betina dapat dilihat dari bulunya. Si jantan memiliki punggung kemerahan dengan warna hitam, sedangkan betina memiliki punggung cokelat disertai dengan garis-garis.
-
Sangat sosial
Burung yang termasuk burung pipit kecil ini hidup dengan sangat sosial. Mereka juga hidup secara berkoloni dan mudah beradaptasi.
-
Omnivora
Burung ini termasuk burung omnivora. Mereka memakan buah-buahan, biji, serangga kecil, tunas, buah-buahan, bunga, hingga remah-remah roti.
-
Mudah beradpatsi
Menurut Tobolka (2011) burung ini memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap perubahan kondisi cuaca, ketersediaan pakan maupun predator.
Alasan lainnya mereka mudah beradaptasi dengan pemukiman manusia, karena ada pasokan makanan yang terus tersedia.
-
Dapat berenang
Jangan salah, meski bukan burung air, burung gereja dapat berenang dengan sangat cepat, apalagi saat menghindari predator.
-
Memiliki banyak predator
Burung ini tidak hanya memiliki satu ancaman saja, tetapi beragam predator mengintainya. Predator utamanya adalah kucing, anjing, rubah, ular, burung pemangsa dan juga manusia.
-
Sarangnya mudah ditemukan
Burung gereja biasanya bersarang di langit-langit rumah atau gereja, di bawah jembatan, dan juga di cekungan pohon.
-
Memiliki warna bulu yang indah dan unik
Warna burung ini indah dan unik, terdapat garis mata hitam dan pipinya berwarna putih dengan bercak hitam.
Pada bagian bawahnya berwarna keabu-abuan dengan nada kecokelatan pada sisi-sisinya.
-
Pembawa informasi
Saat burung ini berkicau di depan rumah, banyak yang percaya bahwa aka nada tamu dari jauh ke rumah tersebut.
Informasi lain yang dibawa menurut mitos adalah burung ini dapat memberitahukan datangnya bencana melalui tingkah lakunya yang tidak lumrah.
-
Tidak territorial
Burung ini umumnya menganut system teritorial, Hanya saja mereka cukup agresif ketika harus melindungi sarangnya mereka dari penyusup dan jenis kelamin yang sama.
Suka menempati sarang burung lain
Burung ini terkadang licik, dengan menempati sarang burung lain, khususnya burung martin dan bluebird.
-
Populasi menurun
Penurunan populasi sepertinya sedang dialami hampir semua satwa, termasuk burung gereja. Saat ini populasi burung ini menurun signifikan pula. Dan hal itu masih misteri, apa penyebabnya.
Oyah, populasi burung ini acap dijadikan sebagai indikator peningkatan populasi di sebuah wilayah yang ditempatinya.
Klasifikasi ilmiah
- Kerajaan: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Aves
- Ordo: Passeriformes
- Subordo: Passeri
- Infraordo: Passerida
- Superfamili: Passeroidea
- Famili: Passeridae