Mengulik Sederet Fakta Burung Gereja yang Jarang Terungkap

oleh -503 kali dilihat
Burung gereja
Burung gereja-foto/Piaxabay

Klikhijau.com – Sebagai burung yang mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi cuaca. Tidak mengheranka jika burung gereja mudah ditemukan, termasuk di Indonesia.

Meski Indonesia bukanlah negara asal burung ini. Namun, nyatanya burung dari famili Passeridae ini mudah ditemukan di hampir seluruh Indonesia.

Jika dulu, burung dari filum Chordata ini hanya dapat ditemukan di kota-kota besar atau pinggiran kota, kini telah berumah hingga ke pelosok kampung.

Burung ini, meski memiliki warna yang indah dan cukup dekat dengan manusia. Namun, tidak termasuk ke dalam burung peliharaan yang memiliki nilai prestisius.

KLIK INI:  Iman Mati, Spesies Badak Sumatera di Malaysia Berakhir

Untuk lebih jelasnya perihal burung gereja ini, berikut fakta yang mengiringinya:

  • Monogami

Berdasarkan hasil analisis genetik terbaru, burung gereja diduga menganut “aliran” monogami. Sebab analisis tersebut mengungkapkan sebagian kecil telurnya mengandung DNA kedua induknya. Jadinya, baik jantan maupun betina  sangat rentan terhadap perselingkuhan

  • Berukuran sangat kecil

Burung dari subordo Passeri ini memiliki tubuh dengan ukuran kecil, hanya berukuran 14 hingga16 cm dengan berat 0,8-1,4 ons saja.

KLIK INI:  Perihal Burung Gereja dan Alasan di Balik Penamaannya
  • Dapat terbang dengan cepat

Tubuh kecil burung gereja ini tidak menghalanginya untuk terbang cepat. Kecepatannya dapat mencapai 24 mil per jam atau sekitar 38.000 km per jam.

  • Bulu jantan dan betina berbeda

Perbedaan antara burung gereja jantan dan betina dapat dilihat dari bulunya. Si jantan memiliki punggung kemerahan dengan warna hitam, sedangkan betina memiliki punggung cokelat disertai dengan garis-garis.

  • Sangat sosial

Burung yang termasuk burung pipit kecil ini hidup dengan sangat sosial. Mereka juga hidup secara berkoloni dan mudah beradaptasi.

KLIK INI:  Mengenal Burung Isap Madu Rote, ikon HCPSN 2019
  • Omnivora

Burung ini termasuk burung omnivora. Mereka memakan buah-buahan, biji, serangga kecil, tunas, buah-buahan, bunga, hingga remah-remah roti.

  • Mudah beradpatsi

Menurut Tobolka (2011) burung ini memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap perubahan kondisi cuaca, ketersediaan pakan maupun predator.

Alasan lainnya  mereka mudah beradaptasi dengan pemukiman manusia, karena ada pasokan makanan yang terus tersedia.

  • Dapat berenang

Jangan salah, meski bukan burung air, burung gereja dapat berenang dengan sangat cepat, apalagi saat menghindari predator.

KLIK INI:  Pulang, Bento dan Iskandar Kembali ke Tempat Asalnya di Kalimantan
  • Memiliki banyak predator

Burung ini tidak hanya memiliki satu ancaman saja, tetapi beragam predator mengintainya. Predator utamanya adalah kucing, anjing, rubah, ular,  burung pemangsa dan juga manusia.

  •  Sarangnya mudah ditemukan

Burung gereja biasanya bersarang di langit-langit rumah atau gereja, di bawah jembatan, dan juga di cekungan pohon.

  • Memiliki warna bulu yang indah dan unik

Warna burung ini  indah dan unik, terdapat garis mata hitam dan pipinya berwarna putih dengan bercak hitam.

Pada bagian bawahnya berwarna keabu-abuan dengan nada kecokelatan pada sisi-sisinya.

KLIK INI:  Sinar, Bayi Orangutan Penghuni Baru TN Gunung Palung
  • Pembawa informasi

Saat burung ini berkicau di depan rumah, banyak yang  percaya bahwa aka nada tamu dari jauh ke rumah tersebut.

Informasi lain yang dibawa menurut  mitos adalah burung ini dapat memberitahukan datangnya bencana melalui tingkah lakunya yang tidak lumrah.

  • Tidak territorial

Burung ini  umumnya menganut system  teritorial, Hanya saja  mereka cukup agresif ketika harus melindungi sarangnya mereka dari penyusup dan jenis kelamin yang sama.

Suka menempati sarang burung lain

Burung ini terkadang licik, dengan  menempati sarang burung lain, khususnya burung martin dan bluebird.

KLIK INI:  Aek Nauli Hadirkan Konservasi Eksitu Gajah Ramah Lingkungan
  •  Populasi menurun

Penurunan populasi sepertinya sedang dialami hampir semua satwa, termasuk burung gereja. Saat ini populasi burung ini menurun signifikan pula. Dan hal itu masih misteri, apa penyebabnya.

Oyah, populasi burung ini acap dijadikan sebagai indikator peningkatan populasi di sebuah wilayah yang ditempatinya.

Klasifikasi ilmiah
  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas:  Aves
  • Ordo: Passeriformes
  • Subordo:  Passeri
  • Infraordo: Passerida
  • Superfamili: Passeroidea
  • Famili: Passeridae
KLIK INI:  Lahiran di Usia 12 Tahun, Doppsee Jauhkan Badak Hitam dari Kepunahan