Mengenal ‘Eating Clean’, Pola Makan Sehat untuk Diet Aman

oleh -129 kali dilihat
Mengenal 'Eating Clean', Pola Makan Sehat untuk Diet Aman
Menu sederhana ala Ibu Wulan yang menerapkan pola 'eating clean' - Foto: Ig @wulansyu

Klikhijau.comEating Clean‘, narasi ini terbilang baru di telinga. Oleh Fitria Wulansari, ia memperkenalkan konsep ini, sebagaimana ia telah menerapkannya sejak 2017 silam.

Perempuan kelahiran Yogyakarta itu berjalan cepat dari arah dapur dan segera menyungging senyum, ia lalu menuntun saya menuju taman kecil dekat rumah ternak ayamnya. Ia pun bercerita tentang pola eating clean yang ia terapkan sejak 2017.

“Setelah melahirkan anak pertama berat badan saya antara 87-88 kg dan sangat susah menurunkan berat badan kembali. Saya mencoba banyak diet, sampai pada suatu hari saya pingsan di pasar karena diet ketat yang coba saya jalani,” kenang perempuan berkacamata itu.

Wulan, begitu ia biasa disapa mengaku sempat trauma menjalani diet. Hingga suatu waktu, ia menemukan di sosial media postingan tentang buku pola hidup eating clean dari Inge Tumiwa Bahrenc.

“Dari postingan di instagram itu, saya langsung beli buku mbak Inge lewat marketplace tapi sayangnya harus kehabisan stok,” akunya.

KLIK INI:  Manfaat Minum Infused Water bagi Kesehatan

Setelah menunggu cetakan selanjutnya dan mendapatkan buku, Wulan pun resmi memulai eating pada bulan Mei tahun 2017. Selain membaca buku, Wulan juga mengikuti total sembilan kelas eating clean dari Inge Tumiwa yang dilaksanakan setiap bulannya.

Mengenal ‘Eating clean’

Eeating clean sendiri dalam buku (‘Eating clean, 20 langkah mudah membiasakan makan sehat’) karya Inge Tumiwa Bahrens adalah pola makan yang mengkonsumsi makanan paling alami dan tidak banyak diproses (makanan olahan), tujuannya untuk kesehatan menyeluruh bukan sekadar untuk menurunkan berat badan.

Untuk Wulan sendiri merasakan ada tiga hal yang membuat dirinya tertarik menjalani pola hidup ini dalam eating clean diantaranya bahannya mudah dicari, harganya masuk di dompet ibu rumah tangga dan terakhir rasa makanannya enak.

sayuran
Sayuran segar yang ditanam Ibu Wulan secara organik – Foto: Ig @wulansyu

“Sayur dan ikan disini (Sulawesi) stoknya melimpah loh, harganya juga masih tergolong murah, dan tentu saja makanannya enak. Tiga hal ini bisa saya temukan dari pola hidup eating clean,” jelasnya.

Dalam menerapkan eating clean setiap orang berbeda-beda dan mengikuti kondisi badan setiap yang menjalankan pola hidup ini.

“Misalnya saya pencinta manis garis keras, bahkan gula putih bisa saya jadikan cemilan. Setelah mengenal eating clean saya mengubahnya pelan, yang biasanya setiap hari makan kue manis di pagi hari dipotong menjadi lima hari, minggu depannya dikurangi lagi dan seterusnya sampai batas wajar asupan untuk tubuh,” jelas ibu dua anak ini.

Lebih lanjut, Wulan juga menyadari kadar asam urat dalam tubuhnya terbilang tinggi, karenanya dalam menerapkan pola hidup ini sebisa mungkin ia menghindari makanan dari kacang-kacangan berlebih.

Wulan sejenak menatap buku Inge Tumiwa di meja kayu tepat di hadapannya kemudian melanjutkan cerita tentang kejenuhannya.

“Bulan keempat-lima sempat di tahap jenuh dan ngidam jajan, nah akhirnya jajan sekali dan cukup. Yang penting jangan terjurumus kembali ke pola hidup sebelumnya,” kenang Alumnus Teknik Informatika itu.

Kepindahan dari Jakarta ke Sulawesi juga sempat membuat Wulan kalap dengan banyaknya jenis makanan baru di kota Daeng itu. Tapi perlahan, ia kembali mengatur menu makanannya dan keluarga dengan mengkonsumsi makanan yang sesuai alami dengan minim proses.

“Sebenarnya makanan tradisional itu banyak yang termasuk eating clean, makanan berat ada Kapurung dari luwu, gado gado bahkan pallu mara, tidak hanya itu kalau kue juga ada songkolo bandang, klepon, dan masih banyak lagi. Asal semuanya diolah dengan benar kita paham konsep eating clean,” jelasnya.

Bagi Wulan, eating clean bukan diet esktrem dan tidak ada hasil instan. Ia selalu berusaha mengolah makanan benar dengan tetap belajar lewat buku eating clean maupun sosial media.

Selaras dengan itu, Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar, Manjilala M.Gizi menjelaskan bahan makanan alami yang diolah dengan benar dapat memberikan asupan nutrisi tubuh dari seluruh zat gizi yang terdapat di dalamnya.

“Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konsumsi makanan diantaranya pilih bahan makanan yang segar, olah dengan benar, masak dengan benar, konsumsi dengan jumlah yang tepat. Terakhir simpan bahan makanan dan sisa makanan pada suhu yang tepat,” paparnya.

Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia Sulsel itu juga menambahkan untuk tetap mengkonsumsi dengan jumlah yang tepat. Meskipun bahannya berkualitas, pengolahan dan dimasak dengan baik tapi kalau dikonsumsi secara berlebih yang tidak sesuai dengan kebutuhan maka efek terhadap tubuh juga tidak baik.

Wulan sendiri merasakan banyak sekali dampak dari pola hidup eating clean, di tahun 2017 sejak pertama kali mulai sampai penghujung tahun yang sama ia berhasil turun hingga 20-an kg.

“Sekarang menerapkannya untuk sehat saja, kalau berat badan mengikut dengan sendirinya,” bebernya.

Penolakan suami

Wulan menerapkan pola hidup ini tidak semudah yang dibayangkan, bahkan ia sempat mendapat penolakan dari suami saat pertama kali menyajikan salad sayur di atas meja makannya.

“Makanan apa ini?” Wulan meniru kalimat Syukron, suaminya.

Alumnus Teknik Informatika ini membeberkan bukan hal mudah mengubah kebiasaan lidah manusia, yang biasanya makan dengan rasa kompleks.

“Awal-awal saya coba buat salad sayur dengan dressing tapi gagal, lidah menolak. Berjalannya waktu, saya perbaiki resepnya dan berkreasi akhirnya bisa makan makanan alami yang kebanyakan mentah,” jelasnya.

Untuk kedua anaknya, Wulan sedikit terbantu karena mereka lebih mudah menerima. Ia juga selalu berusaha melibatkan anak-anaknya dalam memasak dan mempersiapkan makanan.

“Anak anak kadang saya suruh masukan buah dalam slow juicer, memotong sayuran atau mengatur piringlah,” kelakar ibu dua anak itu.

Selain itu, makan makanan yang sama bisa jadi alternatif bagi ibu di rumah agar anak-anak punya contoh dan tidak merasa terpaksa.

“Sekarang saya memasak di rumah minimal dengan tiga sampai lima warna sayur yang berbeda, upaya ini untuk memenuhi kandungan gizi keluarga dan sekaligus meningkatkan selera makan dari warna sayur yang berbeda,” cerita Wulan.

Kebutuhan, Hobi hingga Peluang Bisnis

“Waktu memulai eating clean pertama di Jakarta semua sayur organik saya beli dengan harga yang lumayan mahal. Setelah berrtemu teman teman lain yang menerapkan eating clean saya dianjurkan untuk menanam sendiri,” kenangnya.

Bukan tanpa alasan Wulan disarankan mulai menanam sayuran, karena selain memudahkan stok bahan makanan alami bisa juga jadi sarana healing.

“Nah pindah ke sulawesi saya mulai bertani bersama suami. Karena sistem bertaninya organik lumayan susah, saya akhirnya tahu kenapa harganya juga mahal,” Wulan tertawa sambil mengingat.

Bagi perempuan dengan hobi Travelling itu gaya hidup itu tidak perlu ribet, ia selalu menekankan pentingnya memahami konsep eating clean dan terapkan ke kondisi lingkungan masing masing.

“Prinsip saya dalam menjalani gaya hidup ini anti ribet dan memanfaatkan produk lokal, seperti pisang, minyak kelapa, sayur mayur yang sebagian saya tanam sendiri dan sebagian beli ke petani lokal. Sekalian berkontribusi sedikit membantu ekonomi lokal,” jelasnya.

Saat ini Wulan dan suami memiliki kebun sendiri untuk kebutuhan sayur di dapurnya. Selain itu, Wulan juga rutin membuat inovasi bahan makanan melalui teknik fermentasi seperti teh kombucha ataupun tempe buatan sendiri. Tidak sampai disitu, keluarga ini juga beternak beragam hewan untuk konsumsi.

Wulan juga aktif membagi resep resep masakan yang menerapkan eating clean di sosial media instagramnya. Terakhir, Wulan berbagi tips untuk yang ingin mencoba pola hidup ini.

“Mulailah dengan merubah mindset tentang diet, improvisasi menu makanan sesuai kebutuhan, jadikan dia hobi bukan tuntutan, dan terakhir jalani dengan senang hati,” pungkasnya.

KLIK INI:  Wow, 5 Makanan Ini Akan Selamatkan Anda dari Penyakit Mudah Lupa