- Keajaiban Tersembunyi dari Tomat, Dapat Membantu Mencegah Kenaikan Berat Badan - 27/04/2025
- Wakaf Hutan Jadi Upaya Kolaborasi Strategis Lintas Sektor untuk Aksi Pelestarian Bumi - 25/04/2025
- Belantara Foundation Melatih Penggunaan Pendamping Buku Ajar tentang Gajah Sumatra untuk Guru SD - 25/04/2025
Klikhijau.com – Tanaman pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman endemik Indonesia. Awalnya hanya tumbuh endemik tumbuh di Kepulauan Banda, Provinsi Maluku.
Namun, saat ini pala telah menyebar hampir di seluruh tanah air sebagai tanaman budidaya, misalnya di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Telah banyak masyarakat yang menanam pala, bahkan telah ada yang menikmati hasilnya.
Dilansir dari The Guardian, pala jadi sumber kehidupan Kepulauan Banda. Rempah ini kemungkinan besar berevolusi di sini dan selama berabad-abad lamanya Banda jadi satu-satunya tempat pala tumbuh.
Sekitar tahun 1000 Masehi, Ibnu Sina mendeskripsikan pala sebagai ‘jansi ban’ atau biji Banda. Kemudian pala diperkenalkan di Eropa oleh pedagang Arab yang mengirimnya ke Venesia untuk kemudian dihidangkan di meja-meja para bangsawan Eropa.
Pada abad ke-14 harga pala sangat fantastis. Perburuan pala bisa dikatakan telah membantu pembangunan dunia modern komersial. Pada 1453, bangsa Turki Ottoman menaklukan Konstantinopel yang sekarang jadi Istanbul, Turki
Di Jerman disebutkan bahwa 1 pon pala, dihargai setinggi “Seven Fat Oxen”, atau “Tujuh Sapi Jantan Dewasa yang Gemuk”
Dalam buku berjudul ‘Sehat dengan Rempah dan Bumbu Dapur’ (2020) karya Made Astawan, yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, disebutkan bahwa buah pala punya bentuk mirip dengan buah pir.
Ujungnya agak meruncing dengan kulit yang licin, berdaging, dan punya cukup banyak kandungan air. Daging buahnya sendiri punya tekstur agak keras dan berwarna keputih-putihan, bergetah, serta punya rasa yang kelat. Diameternya berbeda-beda antara 3-9 sentimeter.
Penggunaan Pala
Pala punya sejarah kuliner yang panjang dan bisa digunakan di makanan manis dan asin. Di Amerika Serikat, salah satu penggunaan pala yang umum adalah pada makanan penutup seperti pai apel atau pai labu. Pala juga digunakan di dalam banyak minuman seperti eggnog, chai, anggur berempah, atau garnish di atas minuman kopi dengan busa di atasnya.
Keistimewaan buah pala
Buah pala memiliki sifat antibakteri yang dapat mengatasi beberapa jenis bakteri pemicu penyakit pada tubuh, seperti Streptococcus mutan dan Aggregatibacter actinomycetemcomitans.
Tak hanya bijinya, buah ini juga menghasilkan mentega dan minyak atsiri yang khasiat kesehatannya tak kalah bagus. Meski begitu, kamu dan anggota keluargamu tidak boleh mengonsumsinya terlalu banyak karena bisa memicu halusinasi.
Buah ini telah terbukti membantu tidur menjadi lebih baik dalam durasi maupun kualitas. Namun, studi yang lebih mendalam perlu untuk memvalidasi efek ini dan beberapa penelitian yang dilakukan terhadap hewan, buah pala bisa meningkatkan gairah seksual. Penelitian ini ada dalam jurnal BMC Complementary Medicine and Therapies.
Selain itu, dalam Journal of Bioscience and Bioengineering, buah pala bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri E.coli yang dapat memicu berbagai penyakit pada tubuh.
Manfaat buah pala lainnya mampu meningkatkan kesehatan otak. Hal ini karena berbagai kandungan di dalamnya yang bisa mencegah penyakit Alzheimer atau parkinson.
Selain sebagai bumbu dapur, pala juga bisa dibikin manisan. Manisan buah pala sudah dikenal di mana-mana, tak terkecuali di Purwakarta, Jawa Barat. Di bagian timur wilayah ini, Anda bisa menjumpai cemilan yang dipercaya penuh khasiat itu.
Sahabat hijau pernah mencobanya?