Memutus Rantai Ketergantungan Indonesia pada Impor Alat Kesehatan

oleh -570 kali dilihat
Memutus Rantai Ketergantungan Indonesia pada Impor Alat Kesehatan
drg. Rustan Ambo Asse Sp.Pros - Foto/Ist
drg. Rustan Ambo Asse Sp. Pros

Klikhijau.com – Indonesia masih tergantung pada impor alat kesehatan dan bahan baku obat dari berbagai Negara hingga angka fantastis yakni 90 persen. Demikian komentar tajam Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKKPM), Bahlil Lahadalia.

Bisa dibayangkan, betapa kita telah menjadi bangsa pembeli dan bergantung dari bangsa lain. Kita adalah konsumen raksasa atau pembeli turun-temurun dari industri Alat Kesehatan (Alkes) dari luar Negeri.

Menariknya, Bahlil Lahadalia menggelitik kita bahwa kondisi ini sengaja diciptakan. Wah! Sebagai pengusaha, Bahlil tentu memiliki pengalaman dalam bisnis impor Alkes.

Pernyataan ini sejatinya dapat menjadi pembuka kotak pandora “bisnis hitam” impor Alkes yang notabene membuat negeri yang besar ini tidak memiliki kemerdekaan menciptakan “security Health” secara mandiri.

KLIK INI:  3 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Mata Selama Pembelajaran Daring
Potensi Dalam Negeri

Saya jadi teringat, pandangan seorang dokter gigi dari Makassar. Namanya, drg.Abdullah HD.Lasari, selain sebagai dokter dia hingga kini memiliki kegelisahan hal tentang teknologi dan alat praktek dokter gigi yang kian mahal itu.

Baginya semua teknologi alat kesehatan yang kita impor hari ini sejatinya dapat kita produksi sendiri. Kata beliau, semua bisa diimajinasikan, ditemukan, diteliti dan diciptakan.

Bahkan teknologi digital bisa diciptakan untuk memangkas peran tangan manusia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kita dapat mendapatkan duplikat rongga mulut dan gigi geligi seseorang dengan teknologi digital berupa scanner intra oral.

Kisah terakhir yang saya dengar, drg.Abdullah mampu menciptakan mesin injeksi “Flexy Denture” – sejenis alat untuk laboratorium dental yang berfungsi sebagai mesin pembuat gigi tiruan. Alat jenis yang sama jika kita impor dari Eropa sudah pasti dijual dengan harga hingga ratusan juta rupiah.

KLIK INI:  Walau Dikenal Berkolesterol Tinggi, Ini Manfaat Istimewa Daging Kepiting

Inovasi serupa dilakukan drg.Dhanni Gustiana yang pada tahun 2012, pernah membuat modifikasi pembuatan Handpiece (alat untuk mengebor gigi) yang ketika alat tersebut berfungsi dapat mengeluarkan bunyi musik tertentu.

Alat tersebut dapat mengurangi rasa cemas pasien terutama pasien anak-anak jika berobat ke dokter gigi. Suara musik tersebut diyakini dapat mengubah persepsi rasa cemas menjadi kondisi lebih rileks ketika pasien sementara perawatan gigi.

Terbaru, di tengah wabah pandemi covid-19 ada inovasi mandiri pembuatan ventilator portable Vent-i karya anak bangsa,kolaborasi ITB,UNPAD dan YPM Salman lulus uji oleh Kementerian Kesehatan dan siap diproduksi. Ventilator ini diproduksi untuk kebutuhan penanganan covid-19 terutama untuk pasien yang masih bisa bernafas sendiri.

Beberapa inovasi di atas sebetulnya hanya gambaran kecil dari banyaknya potensi dalam Negeri sendiri yang belum diberdayakan.

Kemampuan anak bangsa dalam bidang teknologi khususnya di era 4.O sejatinya tak perlu diragukan. Generasi milineal yang tumbuh secara kreatif dan akan mengisi tugas-tugas sebagai penerus mestinya diberi ruang yang merdeka. Kemerdekaan dapat mereka peroleh jika segala potensi yang mereka miliki dibiarkan berkompetisi secara  jujur dan ilmiah.

KLIK INI:  Ternyata Tak Baik Minum Teh Sehabis Makan Bayam, Benarkah?
Peran Perguruan Tinggi

Dalam konteks pembangunan kesehatan diperlukan implementasi peran konkret institusi pendidikan. Dunia Usaha dan investor perlu membangun industri kesehatan secara eviden based. Pemerintah adalah wasit dalam implementasi regulasi yang ada.

Bisnis hitam Alkes adalah buah dari pembiaran dan pemakluman yang menganggap hal tersebut sebagai cara meraup keuntungan semata. Membangun industri alat kesehatan sendiri bukankah akan memberi konstribusi terbukanya lapangan pekerjaan, sekaligus menutup potensi kekurangan alat-alat kesehatan dalam Negeri?

Bila itu dilakukan, dapat dipastikan Alkes tersebut dapat dibeli dengan harga terjangkau yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia?

Untuk mendapatkan kualitas para pengusaha atau investor yang bergerak dalam industri ini membutuhkan para ahli di bidang kesehatan. Mereka membutuhkan kerjasama dan informasi detail tentang AlKes dari segi jenis-jenis alat yang dibutuhkan hingga inovasi yang bisa dilakukan.

KLIK INI:  Bakti Sosial MD KAHMI Makassar, Boyong Puluhan Dokter Ahli di Pulau Sabutung

Para peneliti dari institusi pendidikan tinggi perlu diberi ruang untuk menciptakan hasil penelitian yang tepat guna dan memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat.

Penelitian sebaiknya tak hanya orientasi Scopus, tapi penelitian mesti dipertanggungjawabkan secara sosial dan   tumbuh sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dengan demikian, penelitian itu menjadi aset untuk pembangunan masyarakat Indonesia.

Seorang dokter gigi dapat berkolaborasi dengan sarjana teknik  elektro dan teknik mesin, mereka dapat menciptkan “Dental Chair” karya anak bangsa yang bahan bakunya dalam negeri. Pasca Covid-19 boleh jadi akan muncul inovasi baru berupa spesifikasi Suction Extra Oral untuk menyedot aerosol saat perawatan gigi dan mulut.

Regulasi Pemerintah

Jika program BKKPM dan Kementerian BUMN serius dalam melakukan reformasi khusus untuk membangun industri kesehatan sendiri, maka dapat dipastikan bahwa hal ini merupakan cikal bakal untuk mengurai salah satu masalah klasik yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

Hal ini tentu akan membuka regulasi dan sistem pengadaan Alkes di kementerian Kesehatan. Harapan kita bahwa pembangunan industri kesehatan akan berjalan secara sinergis dengan regulasi yang transparan, efisien dan akuntable.

Akhirnya di tengah ujian dan pasang surutnya negeri ini, kita harus optimis bahwa suatu ketika nanti industri kesehatan akan bangkit, lebih percaya diri dengan kemampuan sendiri.

Kritik dan segala celoteh positif dan negatif  anak-anak bangsa hari ini dalam meneropong masa depan politik, sosial dan ekonomi merupakan buah dari sejarah yang diciptakan oleh proses panjang perjalanan bangsa ini. Dan kita wajib lebih dewasa untuk itu.

KLIK INI:  Pola Makan Sehat Membantu Atasi Depresi, Benarkah?