Memetik Manfaat Zero Waste Lifestyle dan Cara Mudah Memulainya

oleh -768 kali dilihat
Memetik Manfaat Zero Waste Lifestyle dan Cara Mudah Memulainya
Zero Waste Lifestyle -foto/Geosiar

Klikhijau.com – Zero waste lifestyle telah menjadi tren baru yang berpihak pada lingkungan. Zero waste sendiri adalah upaya yang lakukan untuk hidup nol sampah atau tanpa sampah.

Melalui zero waste, maka seseorang akan terdorong  untuk menerapkan  gaya hidup yang bijak, khususnya dalam mengonsumsi dan memakismalkan sumber daya dan produk bisa dimanfaatkan  kembali.

Zero waste berperan pula mendorong kita agar mengambil langkah seribu (menjauh) dari penggunaan plastik sekali pakai (PSP).

Bea Johnson dari  Zero Waste Home mempopulerkan 6 R untuk menerapkan zero waste, yakni rethink, refuse, reduce, reuse, recycle, rot atau di dalam bahasa indonesia “menolak, mengurangi, menggunakan kembali, daur ulang, membusukkan.

KLIK INI:  Green Jobs dan Impian Bekerja di Sektor yang Ramah Lingkungan

Ke 6 R itulah yang jadi pedoman dalam menerapkan zero waste lifestyle atau gaya hidup tanpa sampah.

Namun, jangan salah kaprah dulu, gaya hidup zero waste sebenarnya tidak benar-benar hidup tanpa sampah. Sebab semua orang akan menghasilkan sampah.

Namun, zero waste lifestyle dalam penerapannya adalah sebuah upaya meminimalkan penggunaan sesuatu yang berpotensi menghasilkan sampah dan karbon.

Dengan adanya pola pikir yang tumbuh dan terbangun tentang meminimalkan sampah, secara otomatis akan membuat kita lebih mawas diri dan tidak bablas dalam mengonsumsi sesuatu.

Untuk menerapkan zero waste lifestyle dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya tidak terlalu rumit, bisa diawali dengan langkah berikut:

  • Menerapkan diet plastik PSP

Menerapkan hidup dengan diet plastik sekali pakai (PSP) sesungguhnya tidaklah merugikan. Karena banyak bahan lain yang bisa digunakan selain PSP tersebut.

Diet penggunaan PSP ini telah diterapkan oleh sejumlah pusat perbelanjaan, bahkan ada beberapa daerah di Indonesia telah melarang penggunaannya.

KLIK INI:  Komitmen Lingkungan, Gojek Targetkan ‘Three Zeros’ pada 2030

Dengan membawa kantong belanja, sedotan, tumbler, dan peralatan makan sendiri ketika bebergian, maka secara otomatis telah menerapkan gaya hidup zero waste

  • Mendaur ulang  barang bekas

Barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai dan hanya menganggur saja, bisa didaur ulang agar memiliki daya ‘pikat” untuk kita gunakan kembali.

Barang-barang bekas itu bisa bermacam-macam, mulai dari pakaian, plastik, kaleng dan lain sebagainya.

Hal lain yang bisa berpotensi menjadi sampah adalah bahan makanan sisa atau bahan-bahan organik. Ini bisa diolah menjadi pupuk kompos.

  • Memilih barang berbahan ramah lingkungan

Saat ini telah banyak perusahaan yang memproduksi produk ramah lingkungan. Untuk menemukan barang-barang ramah lingkungan, kamu bisa mencari tahu dan mempelajarinya melalui smarphone atau media sosial.

Produk yang kurang ramah lingkungan dan bisa mengancam kesehatan karena mengandung zat kimia, sesungguhnya sedang mengepung kita, mulai dari sabun mandi hingga pakaian.

Karenanya butuh kejelian untuk memperoleh barang yang ramah lingkungan dan sehat.

KLIK INI:  Tukar Baju, Ide Cerdas Mengurangi Limbah Tekstil
  • Menggunakan kembali barang yang jarang dipakai

Tidak semua harus serba beli dan baru. Barang-barang bekas yang masih layak dipakai, tidak ada salahnya dipakai kembali.

Agar terlihat baru dan menarik, barang-barang bekas itu disiasati dengan memberinya hiasan sesuai dengan selera.

  • Habiskan makanan

Biasanya ketika kita lapar, kita akan bablas mengambil makanan sebanyak yang dimuat piring. Padahal kita tidak bisa menghabiskannya.

Nah, salah satu hal yang bisa ditempuh agar sampah makanan tidak menumpuk adalah mengambil secukupnya dan habiskan. Jangan sisakan makanan, sebab jika terbuang ke lingkungan akan berbahaya terhadap lapisan ozon karena mengandung zat metana.

  •  Kurangi konsumsi belanja

Diskon adalah godaan yang dahsyat bagi konsumen. Namun, cobalah pikirkan ulang. Apakah barang-barang yang ingin kita beli sesuai kebutuhan atau tidak?.

Belilah barang yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak akan terbuang percuma atau hanya menumpuk begitu saja tanpa digunakan.

KLIK INI:  Kolaborasi Puluhan Komunitas, HPSN 2023 Akan Digelar Berbasis Warga di Antang
  • Memilah sampah

Sampah  organik dan anorganik haruslah dipisahkan. Karena jika tercampur akan sulit dipilah. Dan ujung-ujungnya akan kita buang mencemari lingkungan.

Dengan memilah sampah, maka petugas kebersihan juga akan sangat terbantu.

Manfaat zero waste lifestyle

Menerapkan zero waste lifestyle membawa banyak manfaat, di antaranya:

  • Lebih hemat

Dengan menerapkan haya hidup zero waste akan membawa kita pada perilaku yang lebih hemat. Misalnya kita akan berbelanja dengan tidak gelap mata, tapi akan berfokus membeli yang dibutuhkan saja.

Selain itu, barang-barang yang masih layak pakai akan tetap dimanfaatkan, sehingga tidak ada dorongan untuk membeli yang baru.

  • Memicu kreativitas

Daur ulang barang bekas atau sampah dibutuhkan kreativitas yang tinggi. Karenanya dengan menerapkan zero waste lifestyle, maka kreativitas akan muncul dan meningkat.

Hidup akan hidup sehat

Makanan sisa atau sisa makanan akan membahayakan lingkungan, apalagi dalam jumlah banyak.  Dengan mengetahui bahaya sampah makanan, maka kita akan lebih selektif dalam memilih makanan akan tidak berlebihan.

KLIK INI:  Sambut Era Baru, Netizen Ramaikan Tagar #NewNormalNewSpirit
  • Menambah pengetahuan dan penghasilan

Karena barang-barang  bekas yang tidak lagi terpakai didaur ulang, hal itu akan memunculkan pengetahuan baru. Karena kita butuh inovasi untuk menghasilkan hasil daur ulang yang bagus.

Tidak hanya itu, mengolah barang bekas menjadi kerajinan tangan, juga bisa menambah penghasilan secara ekonomi.

  •  Minim sampah

Zero waste lifestyle adalah upaya meminimalkan sampah, sehingga dengan menerapkannya dalam kehidupan kita. Secara otomatis akan produksi sampah yang kita hasilkan akan berkurang.

Nah, itulah sekilas tentang zero waste lifestyle, semoga memberi manfaat.

KLIK INI:  Penerapan Zero Waste; Upaya Penyadaran atau Mengikuti Tren?