Memahami Suksesi Ekologi pada Ekosistem, Pengertian dan Jenisnya

oleh -1,214 kali dilihat
Memahami Suksesi Ekologi pada Ekosistem, Pengertian dan Jenisnya
ILustrasi - Foto/ adege dari Pixabay

Klikhijau.com – Ekosistem dalam lingkungan mengalami suatu proses penting yang disebut dengan suksesi ekologi. Apa itu suksesi ekologi dalam ekosistem?

Artikel ini akan membahas mengenai suksesi ekologi pada ekosistem. Jadi, suksesi ekologi adalah perubahan secara bertahap dan lambat dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah dengan teratur dan dapat diramalkan.

Suksesi terjadi sebagai akibat  dari adanya modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Pendeknya, ekosistem yang terganggu dapat memperbaiki diri dengan alamiah melalui proses suksesi.

Bagaimana pula skala waktu suatu suksesi berlangsung? Durasi dan prosesnya bisa puluhan tahun jika penyebabnya misal kebakaran hutan, bahkan jutaan tahun bila kepunahan massal terjadi.

Dalam konsep mutakhir dikatakan bahwa suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.

Suksesi ekologi ada dua, yaitu primer dan sekunder. Simak penjelasannya berikut ini:

KLIK INI:  Menghilang Lebih dari Seabad, Burung Hantu Ini Kembali Muncul
Suksesi Primer

Sebuah ekosistem yang mengalami gangguan yang cukup berat akan menyebabkan hilang atau rusaknya secara total komunitas awal. Situasi ini membuat terjadinya habitat baru.

Adapun gangguan pada ekosistem yang dimaksud bisa terjadi karena bencana alam seperti letusan gunung, longsor atau juga karena ulah manusia melakukan penambangan.

Habitat yang rusak secara perlahan dan searah akan berkembang suatu komunitas dalam waktu tertentu yang akan mencapai suatu klimaks. Proses inilah yang disebut suksesi primer.

Dikutip dari Kumparan, dari dari Britannica, suksesi primer terjadi pada daerah baru di mana sebelumnya tanah tidak lagi mampu menopang kehidupan.

Ini terjadi akibat aliran lava, gletser yang menyusut, bukit pasir yang baru terbentuk, dan lainnya. Seiring waktu terjadi invasi oleh makhluk hidup perintis hingga akhirnya terbentuk suatu vegetasi yang stabil.

KLIK INI:  Polyura Cognata, Kupu-kupu Menawan dari Sulawesi

Jadi batu-batuan yang rusak total yang dimaksud, karena pengaruh iklim pada siang hari akan kepanasan dan kering. Lalu, pada malam hari atau waktu hujan akan kedinginan atau basah terkena air hujan atau embun dan menyebabkan pelapukan.

Debu-debu atau pelapukan dari bebatuan tersebut terdapat lapisan bahan organik yang dapat ditumbuhi oleh tetumbuhan sederhana seperti lumut kerak atau algae yang disebut sebagai tumbuhan pionir.

Dengan kehadiran tumbuhan pionir  dan pengaruh iklim menyebabkan pelapukan terus terjadi dan semakin banyak, begitu pula bahan organik semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi oleh organisme yang lebih tinggi tingkatannya seperti Spyrogira.

Proses ini akan memerlukan waktu sekira 2- -25 tahun. Semakin lama bahan organiknya semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi oleh tanaman setahun seperti herba.

Lalu, dalam waktu sekira satu abad habitat tersebut akan ditumbuhi oleh tanaman tahunan dan dapat mencapai klimaks. Jika jalannya prosesi ini dipengaruhi oleh iklim, maka ia disebut Klimaks-klimatis. Namun, jika dipengaruhi oleh habitat maka ia disebut Klimaks edaphis.

KLIK INI:  Paradoks Pandemi, Ekologi dan Ekonomi
Suksesi Sekunder

Suksesi sekunder sebenarnya memiliki proses yang mirip dengan suksesi primer. Perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal dari habitatnya.

Ekosistem tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, alias masih ada komunitas yang tersisa. Gangguan tersebut bisa disebabkan oleh kebakaran, kebanjiran atau oleh tangan manusia.

Pendeknya, suksesi sekunder terjadi jika ada insiden yang mengganggu ekosistem dan melenyapkan sebagian biota yang ada. Contohnya seperti tegalan-tegalan, padang alang-alang, semak belukar  bekas lading atau kebun-kebun yang ditinggal.

Karena organisme dalam komunitas tidak sepenuhnya musnah, sisa-sisa dari kehidupan awal masih ada. Ini membuat proses suksesi jauh lebih cepat daripada suksesi primer karena tanah dan nutrisi masih tersedia.

Demikianlah penjelasan mengenai suksesi ekologi dalam ekosistem, semoga menambah wawasan kita semua!

*Sumber:

Kumparan

– Buku “Prinsip-Prinsip Ekologi” karya Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, Bumi Aksara 2015.

KLIK INI:  Safari Malam di Rimba Pattunuang Mengamati Tarsius Fuscus