- Keajaiban Tersembunyi dari Tomat, Dapat Membantu Mencegah Kenaikan Berat Badan - 27/04/2025
- Wakaf Hutan Jadi Upaya Kolaborasi Strategis Lintas Sektor untuk Aksi Pelestarian Bumi - 25/04/2025
- Belantara Foundation Melatih Penggunaan Pendamping Buku Ajar tentang Gajah Sumatra untuk Guru SD - 25/04/2025
Klikhijau.com – Tumbuhan mengalami transpirasi dalam pertumbuhannya. Apa itu transpirasi dan bagaimana fungsinya bagi tumbuhan?
Transpirasi adalah proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Dikutip dari buku Fisiologi Tanaman karya Benyamin Lakitan (2000), kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi. Namun, porsi kehilangan tersebut sangatlah kecil dibanding yang hilang melalui stomata.
Proses transpirasi berlangsung selama selama tumbuhan tetap hidup. Sebuah penelitian yang dilakukan di Utah State University berhasil melakukan percobaan untuk menghitung berapa banyak air yang hilang melalui transpirasi pada tanaman jagung.
Hasilnya ditemukan bahwa jumlah air yang hilang pada tanaman jagung mulai dari saat tanaman berkecambah hingga panen setara dengan total 450 mm curah hujan. Atau untuk menghasilkan 1 kg berat kering jagung diperlukan sekitar 225 kg air yang hilang melalui transpirasi.
Mengapa banyak air hilang saat transpirasi?
Lalu, mengapa banyak air yang hilang ke atmosfer melalui tanaman untuk menghasilkan 1 kg berat kering tanaman?
Ada dua alasan yang dapat menjelaskan hal ini. Mari kita ikuti pembahasan lanjutannya berikut ini:
Pertama, bahan yang terkandung dalam tanaman sebagian besar adalah senyawa kerangka karbon. Karbon tersebut berasal dari udara dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Tumbuhan menyerap CO2 tersebut melalui stomata.
Bila tumbuhan ingin menyerap lebih banyak CO2, maka stomata harus dibuka lebar. Konsekuensinya adalah akan semakin banyak tumbuhan kehilangan air, karena baik CO2, maupun uap air bergerak melalui stomata yang sama.
Kedua, pada siang hari tumbuhan menerima radiasi matahari. Sebagian dari radiasi matahari ini akan diserap tumbuhan.
Jika serapan energi matahari ini tidak diimbangi dengan usaha untuk membebaskan energi tersebut, maka suhu tumbuhan akan meningkat. Peningkatan suhu yang berlebihan akan mengganggu metabolisme tumbuhan.
Transpirasi merupakan proses yang membutuhkan banyak energi dalam tahap penguapan dari molekul-molekul air. Untuk menguapkan 1 g air diperlukan energi lebih dari 580 kalori.
Apa yang menentukan laju transpirasi?
Nah, laju transpirasi ditentukan oleh dua variabel penting. Pertama, perbedaan kerapatan uap air (vapour pressure) antara rongga sub stomatal dengan udara bebas di sekitar tumbuhan. Kedua, daya hantar stomata.
Berdasarkan kedua hal tersebut di atas, laju transpirasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: E=gs x VPD.
E = laju transpirasi
Gs = daya hantar stomata
VPD = perbedaan kerapatan uap air antara rongga sub stomata dan udara bebas yang ada di sekitar tanaman
Daya hantar stomata secara langsung dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata, maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi antara lain:
- Faktor-faktor internal yang mempengaruhi buka tutup stomata.
- Kelembaban udara sekitar tanaman.
- Suhu udara.
- Suhu daun tanaman.
Selain 4 hal di atas, ternyata angin juga dapat mempengaruhi laju transpirasi. Angin dapat memacu laju transpirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering (kelembaban nisbinya lebih rendah) dari udara di sekitar tumbuhan tersebut.
Apa fungsi transpirasi bagi tumbuhan?
Pertanyaan berikutnya adalah apa saja fungsi transpirasi bagi tumbuhan? Sepintas lalu sebenarnya tak tampak secara jelas manfaat transpirasi bagi tumbuhan.
Sebagai contoh dapat dilihat pada tumbuhan ganggang yang hidup di dalam air. Pada tumbuhan ini tidak melakukan transpirasi tetapi dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Jadi, meskipun ada beberapa jenis tumbuhan yang dapat hidup tanpa transpirasi, tetapi jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan akan memberikan beberapa keuntungan antara lain: (1) mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xylem; (2) menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal; (3) sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun.
Pendeknya, meski sejumlah penelitian mengungkap bahwa pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika tanspirasi tidak terjadi—laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum.
Contohnya pada tanaman tomat dimana akan terjadi defisiensi kalsium pada daun-daun mudanya jika laju transpirasi dihambat dengan cara meningkatkan kandungan CO2, sehingga stomata hampir menutup) dan kelembaban udara yang tinggi.
Dengan kata lain, transpirasi merupakan suatu bentuk pendinganan. Pada siang hari, radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.
Bagaimana jika transpirasi tidak belangsung? Jawabannya adalah suhu udara tetap akan didinginkan melalui proses fisika lainnya yakni secara konduksi.
Hanya saja, kehilangan panas secara konduksi ini hanya akan berlangsung jika suhu daun lebih tinggi dari suhu udara di sekitarnya.
Demikianlah pembahasan mengenao transpirasi pada tumbuhan, semoga menambah wawasan kita semua!