Melalui Produk EM4++, Upaya Komunitas MTS Kelola Sampah Organik di Kota Makassar

oleh -405 kali dilihat
Melalui Produk EM4 ++, Komunitas MTS Mendorong Pengolaan Sampah Organik di Kota Makassar
Diskusi Komunitas Manggala Tanpa Sekat mengenai pengolahan sampah organik - Foto/Ist

Klikhijau.com – Beban berat sedang disandang Kecamatan Manggala Kota Makassar dengan volume sampah bertambah setiap hari yang meradang di TPA Tamangapa, Antang. Sejumlah barisan kata terungkap untuk mendeskripsikan beban Manggala saat ini.

Hal ini tercermin dari Dialog Awal Tahun (14/1/2022) yang dilaksanakan oleh komunitas gerakan ‘Manggala Tanpa Sekat’ (MTS). Salah satu komunitas yang mencoba bergerak untuk mengurai sampah organik dengan starter bakteri fotosintesis.

Dialog kali ini menjadi wahana diskusi dan bersilaturrahmi dari berbagai komunitas yang ada di Manggala. Forum ini juga coba mengurai benang kusut apa yang terjadi di Manggala, terutama persoalan pengelolaan sampah yang mendesak ditangani.

Dengan mengusung tema, Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Komunitas di Kecamatan Manggala, menghadirkan empat (4) narasumber. Antara lain : Syamsuddin Simmau (Sosiolog MAUPA), Makmur ( Yayasan Pabbata Ummi), Zakaria Ibrahim (Usahawan), dan Mashud Azikin (Inisiator Manggala Tanpa Sekat).

Keempat narasumber dihadirkan untuk membangkitkan tugas dan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan. Aroma tak sedap dari bau sampah selalu mencipta ingatan waktu tak lepas dari roda kehidupan warga Manggala sebagai penopang sampah Kota Makassar yang mesti diembannya.

Dari Warkop Chemistry, Jalan Poros Perumnas Antang, dialog telah tersaji. Tempat ini juga, kiprah dan aksi komunitas Manggala Tanpa Sekat digerakkan. Sebagaimana komunikasi dan informasi terjalin via group WhatsApp.

KLIK INI:  Belajar dari Strategi Amerika Serikat Mengantisipasi Limbah Pangan

“Disampaikan kepada teman-teman bahwa hari ini kita akan membuat starter bakteri fotosintesis. Bahan sdh tersedia di sekretariat tulis Mashud Azikin via group WA. “Waktunya jam 16.00 Ba’dha shalat ashar,” urainya.

Saat ditemui dikediamannya, Mashud menjelaskan, starter bakteri fotosintesis menjadi bahan utama EM4 ++, disamping jenis bakteri lainnya seperti bakteri probiotik dan bakteri lainnya yang bisa didapatkan hasil fermentasi campuran bahan-bahan EM4++ itu sendiri. Seperti dari kulit nenas, air rebusan kentang, dan lain-lain.

Diketahui Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) adalah larutan yang mengandung banyak bakteri menguntungkan. Larutan ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang. Terdapat 80 genus mikroorganisme fermentasi dalam EM4.

Sedang EM4 ++ yang sedang diupayakan oleh komunitas Manggala Tanpa Sekat, dengan menambahkan efek fotosintesis dari sinar matahari. Produk EM4 ++ ini nantinya akan dijadikan starter dalam pembuatan pupuk urea organik. Alumnus Kimia Unhas menguraikan, dalam prakteknya, penggunaan EM4 ++, banyak digunakan, salah satunya dapat dipakai pada starter kompos.

Problem utama dalam meracik bakteri fotosintesis adalah suplai sinar matahari. Seperti saat ini dalam keadaan musim hujan  Kondisi tersebut menurut Mashud, bisa memperlambat starter bakteri terbentuk. Karena aktivitas fotosintesis dari starter bakteri didapatkan sinar matahari langsung.

Meski demikian dari pengakuan Hamidah Hanafi, salah seorang anggota komunitas. Tetap mendorong dengan titik berat capaian produksi adalah EM4++ dan bakteri fotosintesis.

Upaya pengelolaan sampah organik menjadi suatu keniscayaan di Kota Makassar. Berdasarkan prosentase volume sampah, 70 persen sampah organik dan 30 persen sampah anorganik  Menurut data sampah yang masuk di TPA Tamangapa sekitar 1200 ton perhari.

KLIK INI:  Benarkah Event F8 2023 Tidak Hemat Energi?