Matt dan Jalan Terjal Menyelamatkan Buaya Berkalung Ban

oleh -308 kali dilihat
Miris, Ban Motor Pindah ke Leher Buaya, Sayembara pun Digelar
Ban motor melilit leher seekor buaya di Sungai Palu/Foto-Liputan6- Heri Susanto
Anis Kurniawan

Klikhijau.comBuaya berkalun ban yang viral di Palu memang telah mengundang perhatian dunia. Sejumlah media asing mengulas fenomena ini, sembari memberi kritik pada otoritas setempat yang sebelumnya membuka sayembara pada publik.

Seperti diketahui, keberadaan buaya berkalung ban ini sudah ada sejak tahun 2016. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulawesi Tengah sempat menggelar sayembara demi membebaskan jerat ban di leher buaya, namun tak ada yang berani coba-coba.

BBKSDA bahkan berpikir mendatangkan Panji petualang untuk membantu tetapi gagal. Kejadian ini akhirnya melibatkan pemerhati reptil asal Australia, Matt Wright dan rekannya menangani buaya ini. Matt dimasukkan sebagai bagian penting dalam Tim Satgas penyelamatan buaya.

Keputusan ini tertera dalam surat Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK kepada BBKSDA Sulteng bernomor S.110/KKH/MJ/KSA.2/02/2020 tertanggal 10 Februari 2020. Kehadiran Matt yang juga seorang presenter National Geografic  Wild ini mengundang harapan publik.

Bersama Timnya, Matt memulai dengan memasang perangkap pada Selasa 11 Februari 2020, sebuah perangkap berbahan besi berbentuk kotak memanjang. Plus enam tong plastik berwarna biru yang diikat dalam perangkap itu. Benda itu dipasang di di tengah aliran sungai. Sembari begitu, Matt dan rekannya juga memantau aktivitas buaya dengan menggunakan drone.

KLIK INI:  Patut Dipelihara, Kucing Ini Mengancam Pemiliknya Jadi Kaya

Drone diterbangkan menyusuri sungai Palu. Sementara umpan berupa ayam dan pelampung diterbangkan untuk memancing buaya. Sayangnya, cara ini belum juga berhasil menangkap buaya berukuran 4 meter tersebut hingga Jumat 14 Februari 2020.

Si buaya justru tak acuh dan kembali membenamkan diri ke dalam air saat umpan telah ada di depannya. Sehari sebelumnya drone juga sempat digunakan Matt untuk memantau keberadaan buaya muara itu, namun penangkapan urung dilakukan lantaran ombak dan angin yang tidak mempersulit upaya tersebut.

Matt Wright sendiri mengakui tidak mudah menangkap buaya sepanjang lebih dari 4 meter itu. Selain area operasi atau daerah jelajah hewan buas tersebut yang luas, Matt juga menyebut buaya berkalung ban memiliki insting menghindar yang lebih peka dibanding buaya-buaya lainnya di lokasi yang sama.

Medan berat dan perubahan sikap sang buaya

Makanan yang masih melimpah di Sungai Palu menurut Matt juga membuat umpan yang disiapkan jarang disentuh buaya target.

“Di sini berbeda. Buaya itu seakan tau sedang dikejar. Beberapa kali kami coba mendekati tapi dia (buaya) itu sangat peka,” jelas Matt Wright melalui penerjemahnya dari BKSDA Sulteng, Kamis 13 Februari 2020 dilansir Liputan6.

Hal yang sama juga dikatakan Ketua Satgas Penanganan Buaya Berkalung Ban, Haruna Hamma. Kepala Wilayah I Konservasi BKSDA Sulteng itu menuturkan, sejak menjadi target penyelamatan pada 2017 hingga saat ini, hewan dilindungi tersebut telah mengalami perubahan perilaku.

“Karena sering dikejar untuk diselamatkan, buaya itu sekarang lebih sensitif jika didekati dan saat melihat banyak orang, sementara buaya lain tidak seperti itu,” tutur Haruna.

Matt Wright masih terus berupaya dengan berbagai cara untuk menaklukkan buaya berkalung ban itu. Semoga kelak berhasil menangkap dan menyelamatkan jerat ban menyebalkan itu!

KLIK INI:  Pertama Kalinya, Bathynomus Raksasa Ditemukan di Perairan Indonesia