Masuk 100 Perempuan Inspiratif BBC, Ini 9 Aksi Lingkungan Swietenia

oleh -846 kali dilihat
Masuk 100 Perempuan Inspiratif BBC, Ini 9 Aksi Lingkungan Swietenia
Swietenia/Foto-greeners

Klikhijau.com – Dunia telah mencatat bahwa peran perempuan amatlah penting untuk kehidupan. Belum lama ini, BBC 100 Women merilis daftar 100 perempuan inspiratif karena bakti baiknya yang mengesankan.

Satu diantaranya adalah Penyelam perempuan dan pendiri organisasi Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari.

Swietenia Puspa Lestari, yang akrab disapa Tenia, punya kepedulian tinggi khususnya penanganan sampah di lautan, dengan terbiasa memungut sampah di arus yang deras meski harus mempertaruhkan nyawanya.

Semua bermula dari pengalamannya melihat sampah berserakan di Perairan Berau, Kalimantan Timur, tiga tahun silam saat menyelam. Tenia akhirnya mewakafkan dirinya demi menyelamatkan laut dari kepungan plastik.

KLIK INI:  Lingkungan, Cinta Lain yang Menghuni Hati Hamish Daud Selain Raisa

Selain memungut sampah di arus deras, berikut aksi dan pengalaman menarik Tenia menyelamatkan sampah di perairan.

Menemukan fakta tentang kantong kresek di lautan

Tenia punya pengalaman menarik tentang kantong kresek di lautan. Ia menceritakan sebagai penyelam ia sering mengira kantong plastik kresek adalah ubur-ubur, suatu pemandangan yang mungkin akan mengecoh penyu yang memakan ubur-ubur.

“Berapa banyak penyu yang sudah makan kresek?” ujar Tenia, membagikan pertanyaan yang kian mengusiknya. Kegelisahannya melihat polusi laut mendorong Tenia mengajak warga mengurangi penggunaan plastik dan mencegah membuangnya ke laut.

Mendirikan DCA

Ia kemudian mendirikan komunitas Divers Clean Action (DCA) di tahun ketiga dirinya menimba ilmu di jurusan teknik lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2015.

Di awal pembentukan organisasinya, perempuan yang sudah belajar menyelam dari usia sekolah ini, memfokuskan kegiatannya pada Pulau Seribu karena ia pernah bermukim di Pulau Pramuka dari tahun 2003 hingga tahun 2007.

Tenia mengatakan ia telah mengamati perubahan dari Pulau Seribu dari tahun ke tahun karena perkembangan masyarakat dan pariwisata yang ada.

Bertahun-tahun lalu, kata Tenia, ia masih bisa menemukan ikan badut berenang di perairan Pulau Pramuka juga terumbu karang yang cantik.

“Tapi, titik itu sekarang ketutup sampah yang nggak bisa didaur ulang,” ujarnya.

DCA, yang didirikan Tenia bersama dua temannya, rutin menyelam sambil membersihkan laut di Pulau Seribu.

Menemukan Fakta menarik

Mereka menemukan 63 persen sampah yang berakhir di laut adalah sampah-sampah plastik yang tidak laku dijual ke pelapak, seperti sedotan dan saset.

Tak hanya membersihkan laut, mereka juga berkeliling daerah pesisir untuk mengedukasi warga terkait pemilahan dan pengelolaan sampah.

Tetap bergerak walau sering diledekin

Pengalaman pertamanya memungut sampah di kepulauan itu pun masih dikenangnya.

“Suka diledekin mbak ngapain mulung sampah?” ujarnya sambil tersenyum.

Ia pun harus berjibaku dengan bermacam-macam sampah, dari popok dan pembalut bekas pakai, hingga belatung yang menggerogoti sampah-sampah organik.

“Awal-awal jijik mau nangis. Tapi inget lagi niatnya untuk lingkungan, untuk kebaikan,” kata Tenia.

Tenia mengatakan mengubah kebiasaan masyarakat pesisir, yang sering tidak peduli dengan kebersihan laut, tentu tidak mudah. Ia mengatakan warga sering berdalih sampah laut berasal dari daratan.

Membuat eksperimentasi GPS Modelling

Tenia dan anggota DCA lain pun melakukan percobaan untuk membuktikan pada masyarakat bahwa pemahaman itu tidak seluruhnya benar.

“Kami buktikan dengan penelitian. Kami membuat GPS modelling dengan berat sampah, lalu kami buang dari pulau ini. Ternyata dalam waktu tiga sampai tujuh hari, sampahnya balik lagi ke sini,” ujarnya.

“Masyarakat jadi tahu ketika mereka buang sampah sembarangan, sampah bisa terbawa arus kemudian kembali ke pulau lagi.”

Tantangan lainnya, kata Tenia, adalah resistensi masyarakat yang mengatakan apa yang disosialisasikannya, mengenai pemilahan sampah hingga imbauan pengurangan plastik, membuat mereka repot.

“Kami bercandain lagi saja (masyarakatnya) bahwa lebih ribet lagi kalau pulaunya penuh dengan sampah,” ujarnya.

Mengajak gerai makanan tak memakai sedotan

Tak hanya ke masyarakat, mereka juga membuat sejumlah program untuk mengajak perusahaan-perusahaan mengurangi produksi barang berbahan plastik.

Salah satunya dengan sebuah gerai makanan cepat saji, yang menyediakan sedotan bagi para pelanggannya.

Di tahun 2017, Tenia mengajak perusahaan itu untuk berpatisipasi pada kegiatan “No Straw Movement” atau “Gerakan Tanpa Sedotan”.

Ia melakukan pelatihan kepada manajer dan pegawai-pegawai restoran itu untuk menghadapi para konsumen yang meminta sedotan.

Hal itu, menurut Tenia, penting karena Indonesia adalah penyumbang sampah sedotan yang besar.

“Sedotan yang dipakai sekitar 93 juta batang per hari. Kalau dijajarin, itu dari Jakarta sampai Mexico City,” ujar Tenia.

Mengajak perusahaan air minum angkut sampah dari Kepulauan Seribu

Selain itu, ia juga bekerja sama dengan sebuah perusahaan air minum untuk mengangkut sampah dari Kepulauan Seribu ke daratan.

Membuka jaringan DCA se luas mungkin

DCA telah berkembang ke provinsi-provinsi lain di Indonesia dengan lebih dari 1.000 relawan yang melakukan pembersihan laut juga edukasi warga pesisir soal pemilahan sampah.

Tenia mengklaim sudah banyak pula penyelam-penyelam yang semakin sadar lingkungan dan membawa kantong sampah ketika menyelam.

“Mereka kemudian tag foto-foto mereka di Instagram kami. Itu sesuatu yang aku senang sekali,” ujarnya.

Bermimpi Laut Indonesia bersih

“Walau kadang orang bilang apa yang kamu lakukan nggak penting, ketika kamu bersihin sampah, besok pasti ada lagi, ternyata itu sesuatu yang besar bagi hewan laut,” ujarnya.

“Mereka butuh kita untuk menyelamatkannya.”

Tenia bermimpi di masa depan dapat melihat laut Indonesia yang bersih.

“Aku mau lihat laut Indonesia bersih, nggak ada ikan-ikan atau burung di pesisir yang mati gara-gara sampah.”

“Jadi nggak ada sampah aneh, seperti kasur dan lemari ditemukan di laut karena itu bukan tempat mereka,” pungkas Tenia.

Kamu keren, Tenia!

KLIK INI:  Mengenal 9 Jenis Pohon yang Akrab Ditanam Ani Yudhoyono