Masih Tentang Rokok Elektrik, Ini Beberapa Studi Tentang Bahayanya

oleh -877 kali dilihat
Masih Tentang Vape, Ini Beberapa Studi Tentang Bahayanya
Bahaya vape/Foto-Twitter.com

Klikhijau.com – Rokok elektrik hukumnya haram sebagaimana rokok konvensional. Alasannya, karena termasuk kategori perbuatan konsumsi yang khaba’is atau merusak atau membahayakan.

Begitulah kata anggota Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Wawan Gunawan Abdul Wachid, yang Klikhijau.com kutip dari Idntimes.

Kalimat di atas disampaikan saat membacakan fatwa haram rokok elektronik di Yogyakarta, pada 24 Januari 2020.

Hari ini Jumat, 7 Februari 2020, tagar #RokokElektrikBukanPenjahat populer di Twitter Indonesia dan terdapat 2.637 Tweet saat berita ini dibuat.

KLIK INI:  Bahaya Kanker Prostat Mengintai, Waspada 3 Makanan Enak Ini!

Viralnya tagar tersebut menyusul fatwa PP Muhammadiyah yang mengharam rokok elektrik dan vape, seperti yang disebutkan di atas.

Sejumlah netizen mengungkapkan kecewaan dengan menggunakan meme. Netizen berpendapat, rokok elektrik tidak seharusnya diharamkan. Alasannya karena disebut bisa membantu seseorang berhenti merokok.

Ada pula yang menyebut rokok elektrik memiliki kadar bahaya yang lebih rendah. Lebih rendah bahayanya karena tidak mengandung TAR dan racun kimia lainnya.

Sejatinya, perdebatan tentang rokok elektrik dan vape masih terus terjadi di Indonesia. Namun sejumlah penelitian menyebut, klaim rokok elektrik dan vape lebih sehat dari rokok tembakau tidak terbukti.

Terdapat beberapa studi tentang bahaya rokok elektrik dan vape seperti berikut ini!

# Berbahaya bagi paru-paru walau digunakan sebentar

Ilmuwan dalam bidang kesehatan sedang meneliti vape berbasis nikotin dan THC. Hal ini dilakukan untuk melihat bahan mana yang dapat menyebabkan masalah kesehatan ini.

Penelitian ini dilakukam karena penyakit paru-paru yang terkait dengan vaping terus meningkat di Amerika.

Jauh sebelumnya, ternyata ada sebuah studi kecil yang diterbitkan di jurnal Cancer Prevention Research pada Oktober 2019. Studi ini melihat bagaimana vape yang mengandung zat aditif, propilen glikol dan gliserin nabati memengaruhi paru-paru orang tidak merokok.

# Rasa kayu manis dan mentol dalam vape berbahaya

Tim peneliti menyelidiki efek cairan vape pada sel-sel endotel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of American College of Cardiology, menemukan, vape DNA dan kematian sel.

Sel-sel endotel yang terpapar pada cairan vape atau darah yang dikumpulkan dari pengguna vape, sesaat setelah vaping, menunjukkan peningkatan signifikan.

Tingkat keparahan kerusakan, aspek yang terjadi bahkan jika tanpa adanya nikotin, bervariasi di antara rasa populer, kata para peneliti. Mereka menambahkan, kayu manis dan mentol ditemukan sangat berbahaya.

Studi ini jelas menunjukkan bahwa vape bukanlah alternatif yang aman untuk rokok tradisional. Begitu kata Joseph Wu, Profesor di Stanford University.

KLIK INI:  Vape Ternyata Mengandung 10 Kali Lipat Karsinogen?
# Lebih berbahaya bagi jantung daripada rokok biasa

Tim peneliti Cedars-Sinai Medical Center di Amerika Serikat menemukan, rokok elektrik justru ditengarai lebih berbahaya bagi jantung.

Studi dilakukan dengan melakukan perbandingan kondisi jantung 10 non perokok, 10 perokok elektrik, dan 10 perokok konvensional. Mereka semua berusia di bawah 40 tahun dan dalam kondisi sehat.

Ketika diminta melakukan olahraga ringan, alirah darah bukan perokok berfungsi baik. Sementara aliran darah perokok konvensional tetap bekerja alakadarnya.

Tetapi di antara para perokok elektrik, tidak ada peningkatan sama sekali.

# Rokok elektrik bikin luka susah sembuh

Dr Jeffrey Spiegel, pakar bedah plastik dari Boston Medical Center menyebut, sudah sejak lama pasien bedah dianjurkan tidak merokok selama beberapa waktu agar proses penyembuhan luka berjalan cepat.

Nah, efek samping yang sama ternyata juga ditemukan pada rokok elektrik.

Berdasarkan temuan mereka, rokok elektrik bukan alternatif yang aman bagi rokok tradisional. Keduanya sama-sama memiliki efek samping memperlambat penyembuhan luka.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal JAMA Facial Plastic Surgery ini, Spiegel meminta masyarakat dan tenaga kesehatan untuk lebih memerhatikan aspek efek samping sebelum menggunakan atau mempromosikan rokok elektrik.

Memahami risiko dan bahaya efek samping kedua buah produk rokok ini penting agar pasien tetap selamat sebelum dan sesudah operasi.

KLIK INI:  Masih Kecil Sudah Diserang Mag? 5 Hal Ini Pemicunya!