Manusia Dikepung Ancaman Demensia karena Polusi Udara

oleh -98 kali dilihat
Manusia Dikepung Ancaman Penyakit Demensia karena Polusi Udara
Ilustrasi polusi udara/foto-BBC
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Sepertinya kita dikepung oleh banyak hal yang mencemaskan. Dan yang lebih mencemaskan dari hal mencemaskan itu karena ulah kita sendiri; manusia.

Semisal pencemaran udara atau polusi udara, yang menyebabkannya adalah manusisa. Bukan yang lain, bukan.

Adanya polusi udara menyebabkan kualitas hidup terdesak ke tepi yang mengerikan. Karena polusi udara menurunkan kualitas kehidupan. Dan kita semua tahu, kesehatan adalah hal “paling” penting dalam hidup ini.

KLIK INI:  Kualitas Sperma Pria Dipengaruhi Polusi Udara

Namun, kehadiran polusi udara yang disebabkan oleh kita-kita semua-manusia,  termasuk saya telah merampas kenyamanan hidup. Polusi udara bisa menurunkan kualitas sperma pria dan jumlah telur dalam ovarium wanita, tak hanya itu polusi uadara bisa merampas kebahagian.

Dan hal terbaru yang ditemukan oleh para peneliti seperti yang ditulis Sarah Oktaviani Alam di detikHealth.com. Mendorong kenaikan kasus demensia atau pikun. Hal ini terjadi di sebagian besar negara maju yang sangat marak akan polusi.

Polusi udara tak langsung membuat seseorang pikun. Kehadirannya perlahan muncul di kemudian hari setelah terpapar polutan udara dengan jangka waktu yang lama.

KLIK INI:  Polusi Udara Dapat Turunkan Jumlah Telur dalam Ovarium Wanita

Temuan itu membuat para peneliti di Universitas New South Wales merasa sangat khawatir dengan banyaknya nitrogen dioksida dan asap yang keluar dari kendaraan mobil yang memiliki mesin diesel tua.

Alzheimer menjadi salah satu yang paling umum dari berbagai jenis demensia, Di Inggris, jumlah penderita demensia usia di atas 65 tahun semakin meningkat, dari 431.786 pada November 2016 menjadi 453.881 pada Mei tahun ini. Demensia merupakan berbagai gangguan neurologis progresif yang mempengaruhi kondisi otak.

Tak mudah menghindari polusi udara

Polusi udara seperti yang dipublikasi di Journal of Alzheimer’s Disease, yang berbentuk partikel-partikel mikroskopis terhirup ke dalam paru-paru dan masuk juga ke aliran darah.

Nah, para ilmuwan percaya, partikel tersebut berjalan menuju otak dan menimbulkan peradangan yang dapat menyebabkan risiko stroke, dan pada akhirnya akan memicu munculnya penyakit demensia.

KLIK INI:  Baha Polusi Udara Bagi Anak yang Perlu Diketahui

Pada tahun ini, di Inggris sekitar 850.000 orang mengidap demensia dan diperkirakan akan terus meningkat satu hingga dua juta orang pada tahun 2050. Paparan rendah terhadap polusi juga dapat meningkatkan risiko kematian dini. Tidak hanya itu, risiko depresi, gangguan bipolar, dan skizofrenia juga meningkat lebih tinggi yang menjurus pada demensia.

Penulis utama studi ini, dr. Ruth Peters, seperti yang dimuat Daily Mail, mengatakan sulit bagi orang yang tinggal di lingkungan tinggi tingkat polusinya untuk mengurangi bahkan menghindari agar tidak terpapar polusi.

“Studi ini membuktikan bahwa polusi udara memang meningkatkan risiko berkembangnya demensia di kemudian hari. Tidak mudah bagi seseorang untuk mengurangi paparan polusi, terutama untuk mereka yang tinggal di lingkungan yang kadar polusinya sangat tinggi,” ungkapnya.

KLIK INI:  Bahkan Yogyakarta Pun Mulai Tak Nyaman karena Polusi Udara

Menurut dr Peters,  keadaan ini sangat memprihatinkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini karena diperkirakan 91 persen populasi di dunia tinggal di tempat-tempat yang memiliki kualitas udara yang buruk.

“Dari penelitian ini menunjukkan, bahwa peraturan pemerintah yang mengatur kita untuk mengurangi paparan polusi memiliki manfaat yang besar terhadap kesehatan. Jika kita terus terpapar udara yang memiliki kualitas buruk seperti ini, akan banyak kerugian yang kita sendiri dapatkan,” jelasnya.

Membaca uraian Sarah Oktaviani Alam tersebut, semakin membuat saya yakin, manusia memang dikepung banyak hal yang mencemaskan, yang sewaktu-waktu bisa merampas kesehatannya.

KLIK INI:  Perbankan di ASEAN mulai Respek pada Lingkungan dan Tata Kelola Keuangan Berkelanjutan