- Perihal Buncis dan Pengalaman Pertama Memanennya - 28/03/2024
- Bongo’, Meski Dibenci Tetap Memberi Banyak Manfaat - 26/03/2024
- Mikroplastik di Dada Ibu - 10/03/2024
Klikhijau.com – Jelang siang rasa kantuk menyerang. Saya menyerah dan memilih tidur. Ketika bangun dan melihat handphone, ada sebuah pesan masuk dari Basmawati Haris, salah seorang warga Bulukumba.
Pesan berbentuk word itu masuk jam 11:37 siang. Isinya berita tentang bank sampah di desanya.
Basma, begitu biasa ia disapa menulis seperti ini, bahwa sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut diperhatikan.
Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah.
Sampah merupakan suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia.
Pemanfaatan sampah harus diprioritaskan sebelum terjadinya pencemaran lingkungan yang mengganggu kesehatan masyarakat.
Maka perlu adanya pengelolaan sampah, pengelolaan sampah memerlukan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Berdasarkan tujuan inilah, Pemerintah Desa Bialo membentuk Bank Sampah Flamboyan Desa Bialo, tujuannya untuk mengubah pola pikir masyarakat yang masih menggunakan sistem kumpul, angkut, dan buang sebagi solusi pengurangan sampah.
Pola pikir masyarakat diarahkan pada kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan 3R yaitu reuse, reduce, dan recycle.
Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemprosesan akhir. Hal inilah menjadi dasar dibentuknya Bank Sampah di Desa bialo.
Sosialisasi pengelolaan sampah untuk warga
Pada hari Rabu, 13 Februari 2019 kemarin, bertempat di ruang Aula Kantor Desa Bialo, diadakan sosialisasi pembentukan bank sampah dan pengelolaan sampah untuk warga Desa Bialo.
Selain membentuk bank sampah, Kepala Desa Bialo, Agusriadi Maula akan memberikan reward atau hadiah berupa tumbler kepada warga yang menukar sampah dengan jumlah tertentu.
Hal ini berlaku khusus untuk sampah plastik gelas dan botol yang sudah dibersihkan Sampah tersebut bisa dibawa langsung kepada Kades untuk diganti dengan tumbler
Setiap rumah dibagikan karung yang telah dipasangi besi bagian atasnya dan siap ditempati sampah yang telah dipilah. Sehingga sampahnya akan mudah nantinya diangkut ke bank sampah.
Di bank sampah, warga bisa menukar sampahnya dengan uang atau sembako.
Agusriadi Maula berharap dengan dibentuknya bank sampah tersebut, masyarakat mampu mengurangi dan mengolah sampahnya serta mampu menjadikan sampah menjadi uang atau sembako untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Oya mantul itu kepanjangan dari mantap betul.