Mager Landa Remaja di Seluruh Dunia, Kesehatan Mental Mengintai

oleh -1,005 kali dilihat
Mager Landa 4 dari 5 Remaja di Dunia, Kesehatan Mental Mengintai
Ilustrasi mager/foto-Ist
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Kamu pernah dengar generasi mager atau malas gerak. Sepertinya sebutan itu bukan bualan. Tapi, memang benar, terbukti, 81 persen remaja berusia antara 11 dan 17 tidak melakukan aktivitas fisik dengan intensitas. Baik ringan maupun sedang setidaknya satu jam sehari.

Aktivitas yang dimaksud adalah adalah berjalan, mengendarai sepeda, atau berolahraga. Data itu diungkapkan berdasarkan studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Temuan mager ini meresahkan karena aktivitas fisik dikaitkan dengan fungsi jantung dan pernapasan yang lebih baik. Tak hanya itu juga meningkatkan kesehatan mental dan aktivitas kognitif.

Aktivitas kognitif berimplikasi pada pembelajaran siswa. Olahraga yang juga diiringi makanan sehat, dipandang oleh para ahli sebagai kunci untuk mengendalikan wabah obesitas yang terjadi di seluruh dunia.

KLIK INI:  Memotret, Cara Tak Biasa Menjaga Kesehatan Mental

Laporan tentang tren global terkait aktivitas fisik remaja ini didasarkan pada data survei yang dikumpulkan dari 1,6 juta siswa di 146 negara dan wilayah antara tahun 2001 dan 2015.

Fiona Bull, seorang spesialis aktivitas dan kesehatan yang juga turut menulis laporan tersebuut mengatakan, banyak remaja yang tidak memetik manfaat dri aktivitas fisik

“Empat dari setiap lima remaja tidak memetik nikmat dan manfaat kesehatan sosial, fisik, dan mental dari aktivitas fisik sehari-hari,” katanya.

Hanya saja, laporan yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Child & Adolescent Health ini tidak menyebutkan mengapa remaja sangat tidak aktif.

Karena teknologi dan infrastruktur

Namun, diperkirakan adanya peran teknologi digital yang membuat banyak orang muda menghabiskan waktu di depan perangkat elektronik.

KLIK INI:  Mengelola Limbah B3 Tanpa Izin di Jombang, KLHK Segel UD LJM

“Kita mengalami revolusi elektronik yang tampaknya telah mengubah pola pergerakan remaja dan mendorong mereka untuk duduk lebih banyak. Menjadi kurang aktif, mengemudi lebih banyak, berjalan lebih sedikit, (dan) menjadi kurang aktif secara umum,” ujar pakar penyakit gaya hidup dari WHO, Leanne Riley.

Selain teknologi digital, faktor lain yang turut berkontribusi juga termasuk infrastruktur yang buruk dan ketidakamanan di beberapa negara.

Studi ini juga menemukan perbedaan di antara jenis kelamin di seluruh dunia, yaitu 85 persen perempuan dan 78 persen laki-laki yang disurvei tidak dapat mencapai target latihan setiap harinya.

Para remaja laki-laki di negara-negara yang lebih sejahtera di barat dan remaja perempuan di Asia Selatan mendapatkan latihan paling banyak bila dibandingkan dengan masing-masing gender.

KLIK INI:  2 Jam Berada di Alam Tingkatkan Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya

Laporan itu mengungkapkan remaja perempuan di Bangladesh dan India termasuk di antara yang aktif. Mungkin karena anak perempuan diharuskan membantu kegiatan dan pekerjaan rumah tangga di sekitar rumah.

Namun, secara keseluruhan, jumlah anak perempuan yang lebih aktif daripada anak laki-laki hanya ada di empat negara yaitu Afganistan, Samoa, Tonga, dan Zambia.

Ketidakaktifan anak perempuan tampaknya masih terkait dengan tradisi budaya. Khususnya budaya yang cenderung menjaga anak perempuan di dalam rumah. Juga masalah yang terkait keamanan jika anak perempuan berada di luar rumah.

Dan sepertinya akan benar jika generasi milenial, juga dikenal dengan generasi mager. Yang kesehatan mentalnya sedang terancam…hmmmm

KLIK INI:  Ini Alasannya, Kenapa Tidur yang Cukup Penting Bagi Remaja?