Losari di Antara Aroma Pisang Epe, Sampah, dan Bau Busuk

oleh -247 kali dilihat
Losari di Antara Aroma Pisang Epe, Sampah, dan Bau Busuk
Anjungan Pantai Losari/foto-Pesona Wisata Indonesia
Irhyl R Makkatutu

[hijau]Pantai Losari, pantai yang bukan pantai[/hijau]

Klikhijau.com – Dua piring pisang epe tersaji di depan kita. Kamu terlihat menikmatinya bersama segelas jus avokad.

Begitupun saya, menikmati pesanan pisang epe yang kamu pesankan. Saya pikir ketika kita sampai dan duduk di tanggul itu. Kamu tak mendengar suara saya.

“Pesankan saja pisang epe rasa durian, saya mau ambil gambar,” ujar saya ketikas kita baru sampai.

Ujaran saya itu diiringi langkah turun ke arah laut—yang nyaris tanpa deburan ombak. Sayang saat itu malam hari, Senin, 15 Juli 2019 sehingga air laut tak terlihat berwajah apa.

Cahaya lampu pun tak mampu menjelaskannya, tapi melihat banyak sampah berserakan, saya meyakini jika warna laut Pantai Losari tak lagi biru, tapi telah menghitam.

KLIK INI:  5 Ide Selfie Tak Biasa Berkaitan dengan Sampah, Poin Terakhir Mengejutkan!

Sampah di Pantai Losari, khususnya yang menghuni laut memang banyak. Penyebabnya mudah saja diterka–pengunjung dan penjual yang merasa nyaman membuang sampah ke laut serta sampah kiriman dari kanal-kanal Kota Makassar.

Pada malam Minggu lalu, 13 Juli 2019 ketika saya berkunjung bersama keluarga dari Bulukumba ke Pantai Losari. Ponakan saya yang masih kecil penasaran ingin melihat laut.

Keinginan ponakan saya hanya terkabul sejenak, sebab begitu ibunya melihat ke laut. Ibunya spontan berujar, banyak sampah. Lalu ia berusaha mengalihkan pandangan kedua anaknya dari laut.

Sampah plastik jadi masalah besar

Dengan melihatnya sendiri, saya semakin percaya tulisan Ahmad Yusran di liputan6.com tanggal 23 Mei 2018 silam.

Tulisnya begini, Jumat pagi, 18 Mei 2018, sampah plastik sisa air kemasan gelas dan botol, kotak styrofoam serta botol plastik oli bekas marak berserakan.

KLIK INI:  Dihuni Sampah, Pasir Putih Pantai Mandala Ria Terancam Jorok

Sampah-sampah plastik itu terapung di bibir Pantai Losari, tepatnya di samping Makassar Golden Hotel, Jalan Pasar Ikan.

Saat ditemui, Daeng Ngunjung dan rekannya yang sedang memancing ikan mengaku tidak-menahu asal-usul limbah plastik yang menggenangi bibir Pantai Losari.

“Saya biasa mancing ikan di sini (Pantai Losari). Tapi, kondisi sampah plastik tidak sebanyak ini dan tidak tahu dari mana, siapa yang sengaja buang ke laut,” ucap Daeng Ngunjung.

Tulisan Ahmad Yusran itu menegaskan jika Pantai Losari memang disesaki sampah. Bahkan Walikota Makassar, Ramdhan Pomanto mengakui jika sampah plastik menjadi masalah besar di sekitar area Pantai Losari.

Bau Busuk

Pantai Losari selain disesaki sampah, juga mulai diusik bau busuk. Hal ini terungkap seperti  dalam keterangan Wahana Lingkungan Hidup Indenesia (Walhi) Sulsel di akun instagramnya.

KLIK INI:  Spektakuler, Jatim Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Tulisan di akun instagram Walhi Sulsel yang diposting empat hari lalu itu mengungkapkan akan bau busuk di Pantai Losari. Postingan tersebut diambil dari berita dari inikata.com yang merupakan media lokal Sulsel. Postingan itu bertuliskan begini:

Pihak Pemkot Makassar yang telah meninjau lokasi mengatakan, bau busuk di Pantai Losari disebabkan karena tak adanya sirkulasi air dan banyaknya sampah di laut

Senada dengan Pemkot Makassar, Walhi Sulawesi Selatan menilai bahwa bau busuk tersebut terjadi karena tak ada pergantian air karena sungai di sekitarnya dangkal, dan tempat sirkulasi air telah tertutup oleh timbunan reklamasi

“Kami berharap Polda bisa segera melakukan pemanggilan dan memeriksa PT Ciputra, atas perusakan lingkungan yang mereka ciptakan, dan memberi keadilan bagi masyarakat yang selama ini terganggu dengan perusakan lingkungan tersebut”, terang Amin

Postingan itu hanya mendapat tanda suka sebanyak 128. Saya berpikir, persoalan bau dan sampah di Pantai Losari dianggap oleh masyarakat bukan masalah besar—itu sangat keliru.

Tiga hari lalu, Walhi Sulsel kembali memposting tulisan berisi undangan dari DPRD Kota Makassar komisi C. Undangan tersebut untuk membahas bau di Pantai Losari.

KLIK INI:  Soeharto, Pembebasan Irian Barat dan Cerita di Balik Penamaan Pantai Mandala Ria

Tulisan di postingan Walhi tiga hari lalu itu hanya mendapat tanda suka sebanyak 72. Begini tulisannya

Hari ini Walhi Sulsel diundang oleh Komisi C Pembangungan DPRD Kota Makassar. Untuk menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) mengenai permasalahan bau busuk yang belakangan ini mengganggu aktivitas masyarakat di sekitaran Pantai Losari

Pertemuan ini juga dihadiri beberapa pihak diantaranya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Kota, Forum Komunitas Hijau Makassar, dan PT. Ciputra

Kami menjelaskan bahwa permasalahan bau busuk tersebut tidak terlepas dari proyek reklamasi CPI yang dikerjakan oleh PT Ciputra, yang telah menutup jalur sirkulasi air laut sehingga proses penyaringan tidak terjadi dan menimbulkan bau busuk.

Atasi bau busuk

Sementara itu, Nur Aini menulis di mediaindonesia.com pada hari Selasa, 9 Juli 2019 bahwa Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), HM Nurdin Abdullah akan fokus atasi bau busuk di Pantai Losari.

Pemerintah setempat berencana membangun dua saluran air untuk mengatasi bau busuk yang tercium warga.

“Ini kan airnya bau, karena tak ada saluran, makanya kami akan buatkan dua saluran untuk Pantai Losari,” katanya.

Menurut Nurdin, masyarakat seharusnya menikmati dengan baik Pantai Losari, jika airnya bersih dan tidak berbau.

Namun, jika dengan keadaan seperti sekarang masyarakat justru tidak tahan untuk duduk berlama-lama di sepanjang pantai itu.

Jadi masih ingin ke Pantai Losari?

KLIK INI:  Reklamasi Makassar New Port Dinilai Menyusahkan Nelayan Kodingareng