Lebih Produktif Menulis dalam Masa Social Distancing

oleh -212 kali dilihat
WALHI NTT Adakan Lomba Menulis Tentang Lingkungan Hidup
Ilustrasi menulis-Foto/pixabay
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Pembatasan sosial atau “social distancing” adalah kondisi dimana kita harus membatasi pertemuan dengan orang lain dan kalaupun bertemu, harus menjaga jarak aman minimal 1 meter.

Belakangan juga disebut dengan nama “physical distancing yang maknanya kurang lebih sama. Menjaga jarak fisik dengan orang lain.

Apa-apa yang sebelumnya boleh seperti ngopi di mall, makan, jalan-jalan, atau nonton dan bertemu banyak orang, bahkan hingga pengajian dan salat berjamaah di masjid, juga saat ini harus dibatasi.

Tujuan pembatasan ini adalah agar penyebaran virus corona tidak meluas. Virus baru ini tersebar begitu cepat, terutama lewat pertemuan antar manusia. Coronavirus saat ini bisa disebut sebagai “musuh tak terlihat” bagi manusia.

KLIK INI:  Evolusi Pesan-Pesan Lingkungan pada Film-Film Godzilla

Bagi seorang penulis social distancing” adalah kesempatan yang baik untuk memperbanyak dan memperdalam gagasan dalam bentuk tulisan.

Pertama, kita harus membiasakan diri untuk memikirkan apa topik yang mau ditulis. Topik ini banyak sekali macamnya dan kita bisa dapat inspirasi dari membaca. Semakin banyak kita membaca makin cepat juga kita dapat ide.

Saya pribadi mendapatkan banyak inspirasi menulis, bahkan kata-kata kunci, berasal dari bacaan terutama yang berbahasa Inggris. Sebagai manusia pembelajar, saya harus terus berlatih untuk membaca lebih cepat, mengerti lebih dalam, dan menulis lebih produktif.

Saya sering membaca artikel di laman Foreign Affairs untuk memperkaya gagasan terutama dalam politik internasional, termasuk dalam isu virus yang jadi masalah global. Banyak penulis hebat yang menuangkan idenya di situ.

KLIK INI:  Bagaimana Meletakkan Tanaman dalam Kamar Tidur Menurut Feng Shui?
Tiga langkah produktif menulis

Kedua, kita harus memiliki deadline atau batas waktu. Sebuah artikel sebenarnya bisa diselesaikan dalam 1 atau 2 jam.  Untuk artikel ringan, kayak cerita pengalaman atau inspirasi, 1 jam itu sangat cukup. Tapi untuk artikel yang agak serius yang butuh penguatan referensi, butuh setidaknya 2 jam atau bahkan lebih dari itu.

Memiliki deadline sangat penting untuk membiasakan diri agar bekerja yang tuntas. Maksudnya, ketika kita menargetkan 1 hari 1 artikel maka kita harus menuntaskan itu dalam 1 hari, bisa artikel panjang atau yang pendek.

Agar gampang menuntaskan deadline maka kita sebaiknya harus punya ide duluan atau data yang mau ditulis. Tidak perlu banyak data (untuk tulisan ringan) tapi cukup dengan 1 atau 2 data yang dieksplorasi dan dikaitkan dengan pengalaman atau bacaan lainnya.

Ketiga, segera publikasi tulisan yang telah jadi. Salah satu yang menyenangkan bagi penulis adalah ketika karyanya diterbitkan, entah itu di koran, majalah cetak atau di media online. Paling minimal tulisan itu dipublikasi di media sosial Facebook, Instagram, atau WhatsApp. Jika punya blog juga bagus sekali.

Ketika tulisan telah terpublikasi maka kita dapat membaca ulang dengan mata yang lebih kritis, dan kelak ketika tulisan itu mau dikumpulkan, misalnya dalam sebuah kumpulan tulisan, maka kita sudah punya bayangan apa yang perlu direvisi dari tulisan tersebut.

Sebelum publikasi, usahakan edit betul tulisan itu agar tidak ada salah ketik, salah data, atau salah interpretasi terhadap suatu masalah.

Untuk bisa produktif di masa social distancing” ini kita harus membiasakan betul untuk konsisten. Artinya, perbanyak saja tulisan itu secara konsisten, jangan merasa malu, dan anggaplah menulis 1 hari 1 artikel sebagai proses belajar untuk menjadi penulis produktif.

KLIK INI:  Merawat Bumi dengan Gaya Hidup Berkelanjutan