Lebih Humanis, Makassar Bersalin Wajah Jadi Wisata Covid-19

oleh -114 kali dilihat
Lebih Humanis, Makassar Disulap Jadi Wisata Covid-19
Pantai Losari, Makassar-foto-Ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Tentu saja kamu jenuh dengan berita seputar Covid-19. Suguhannya datang setiap detik. Dan kini datang lagi berita Makassar dijadikan Wisata Covid-19.

Jujur saya pun mengalami hal yang sama denganmu, jenuh dengan berita Covid-19. Namun, mau tidak mau, kita harus membacanya, sebab kita butuh infomasi. Dan kita harus berdamai dengan corona seperti kata presiden kita, Joko Widodo.

Pemerintah berhasrat menuntaskan Covid 19 secepatnya, bahkan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah sangat berhasrat Covid-19 berakhir di bulan Mei ini.

Karenanya, ada banyak langkah yang Pemrov Sulsel lakukan. Salah satunya menyulap Makassar menjadi Wisata Covid-19.

KLIK INI:  Aksi Perubahan Iklim Mustahil Tanpa Keadilan dan Partisipasi Publik yang Bermakna

Wisata yang dimaksud bukanlah wisata dengan mengunjungi destinsi wisata tertentu. Tapi, menciptakan rasa nyaman kepada pasien Covid-19. Sehingga orang yang terjangkit virus yang mengacaukan “dunia perkopian” ini tidak merasa horor, putus asa, dan cemas.

Program Wisata Covid-19 yang digagas Pemprov Sulsel berpusat di ibukota provinsi, yakni Makassar. Iya, kamu tidak salah baca Makassar, kota yang saya dan kamu rindukan, bukan?

Makassar selama pandemi menyerbu negara +62 ini memang menjadi rujukan penanganan pasien corona, fasilitas kesehatan di kota berjuluk Kota Daeng itu memang terbilang cukup memadai.

Nurdin Abdulllah tidak sesumbar bahwa penanganan covid-19 mudah sehingga ingin menuntaskannya bulan ini, tidak demikian adanya. Mantan Bupati Bantaeng itu mengakui penanganan Covid-19 butuh kerja keras dan sinergi dari berbagai pihak.

Apalagi saat ini, disebutnya belum ada vaksin dan belum ada obat Covid-19. Sehingga salah satu cara penanganan dengan meningkatkan imunitas.

“Virus corona ini bisa dilawan dengan imunitas tubuh yang kuat, imunitas yang kuat bisa diperoleh dari istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, minum vitamin, jangan cemas, jangan stres,” tuturnya, 10Mei 2020.

Karena itu, Pemprov Sulsel membuat program Wisata Covid-19. Kamu pasti bertanya apa sih wisata Covid-19 itu, kenapa penyakit dijadikan sebagai wisata? Jujur, saya juga bertanya demikian.

Program wisata ini, sederhananya adalah membuat pasien merasa nyaman, tidak stres dan lain sebagainya. Pokoknya pasien harus merasa nyaman sehingga imunitas tubuhnya tidak jatuh ke titik nol yang bisa berakibat lebih fatal.

Perlakuan lebih humanis

Jadi, melalui program wisata ini, pasien diperlakukan lebih humanis, lebih manusiawi. Sehingga stigma negatif tentang pasien corona bisa berubah. Terpapar corona bukan aib, bukan. Maka penanganannya harus mansiawi, termasuk yang dirawat di rumah sakit.

“Menu di rumah sakit kita intervensi. Makanan mesti bergizi. Makanya kita pakai pola makanan katering,” beber Nurdin.

Namun, program Wisata Covid-19 sebenarnya tidak terlalu menyentuh rumah sakit, tapi pasien yang dikarantina di hotel. Karenanya program ini berfokus pada orang tanpa gejala (OTG) positif dan orang dalam pemantauan (ODP) yang pernah kontak dengan pasien positif. Mereka akan diinapkan di hotel dengan program khusus.

“Mereka dibuatkan kegiatan seperti berjemur, berolahraga. Kemudian ada ceramah agama. Alhamdulillah, ada yang hari keempat hasil (uji) swab-nya sudah negatif,” sebut Nurdin.

KLIK INI:  Kisah Pencarian Anggota DPRD Bolmut Berakhir di Pantai Losari

Nurdin mengakui peserta program ini awalnya cukup minim. Namun, belakangan setelah peserta banyak sembuh, makin banyak peminat. Pihaknya bahkan sudah meminta agar daerah-daerah mengirim OTG dan ODP ke Makassar.

“Kirim ke Makassar yang jadi pusat penanganan. Kita akan tangani lewat program ini. Sudah ada 127 orang yang sembuh lewat program ini. Dan mereka balik ke daerahnya akan jadi edukator. Kita juga apresiasi gugus di daerah yang tak berhenti melakukan tracing,” ujarnya.

Nurdin juga mengatakan, bila OTG dan ODP mengikuti program ini, maka pandemi ini bisa segera selesai. Makanya dia meminta kerja sama kabupaten/kota. Beberapa daerah sudah mengirim OTG dan ODP ke Makassar seperti Lutra, Enrekang, Maros, dan Luwu Timur. Terutama yang Klaster Santri Jatim.

“Kalau semua sadar dan sinergi ini bisa cepat usai. Impian kita akhir Mei bisa deklarasi sebagai provinsi pertama yang bebas Covid-19. Hari ini ada sekitar 50 mahasiswa asal Arab Saudi lagi masuk program ini,” jelasnya.

Lanjutkan napas perhotelan

Selain untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Program ini juga untuk menyuntikkan harapan pada industri wisata, khususnya hotel yang jatuh tersungkur karena pandami. Ratusan hotel terpaksa tutup karena makhluk tak kasata mata bernama Covid-19
Maka melalui program ini, Pemprov Sulsel berkolaborasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Pihak hotel memberikan tarif yang murah. Bahkan separuh dari harga biasanya dengan sudah menikmati fasilitas breakfast.

KLIK INI:  Dimotori YKL, Puluhan Komunitas Aksi Bersih Pantai Tanjung Bayang

“Ada Rp250 ribu atau Rp300 ribu. Kita juga hidupkan katering di sekitar hotel. Katering ini tentu didampingi para ahli gizi. UKM juga hidup karena ada camilan yang setiap hari disiapkan di kamar hotel,” tuturnya.

Hotel yang dijadikan tempat Wisata Covid-19, yakni Hotel Swiss Bell sebagai tempat karantina bagi pasien positif Cobiv-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG), serta Pasien Dalam Pengawasan (PDP), selain para tenaga medis.

Selain Hotel Swiss Bell, terdapat pula lainnya, yakni Almadera Hotel, Hotel Maxone, Hotel Dalton, Sutomo, Grand Sayang, dan Grand Puri Perintis.

“Masa pandemi ini ekonomi sangat sulit, kita ingin menghidupkan kembali ekonomi di tengah pandemi, dengan memberikan tempat yang nyaman bagi mereka dan hotel-hotel ini bisa tetap beroperasi tanpa harus merumahkan karyawannya,” terang Nurdin

Namun, meski pun ada Wisata Covid-19 sangat lebih baik jika masyarakat mematuhi anjuran pemerintah, tidak berkeliaran di luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak, memakai masker, tidak berkumpul, dan tetap jaga jarak, termasuk dengan kekasih sekalipun.

KLIK INI:  KLHK Kembangkan Potensi Produk Unggulan Lokal Lahan Gambut