Lebih Dekat dengan 7 Satwa Unik yang Ada dan Pernah Ada di Soppeng

oleh -1,017 kali dilihat
Lebih Dekat dengan 7 Satwa Unik yang Ada dan Pernah Ada di Soppeng
Kalong bergelantungan-foto/Ist

Klikhijau.com – Unik, satu kata itu bisa mewakili Kabupaten Soppeng, khususnya dalam hal satwa yang ada dan pernah ada di kabupaten itu.

Satwa unik dan  paling ekonik dari Soppeng tentu saja kalong atau kelelawar yang berumah di tengah kota. Menghuni pepohonan di sekitar taman kalong.

Karena itu, berbincang tentang kabupaten berjuluk Bumi Latemmamala. Tidak akan lengkap tanpa melibatkan kalong yang setia meriuhkan suasana Kota Soppeng di siang hari dengan cericitnya.

Meski begitu, satwa unik yang ada dan pernah menghuni kabupaten tanpa pesisir ini, bukan hanya kalong, tapi ada beberapa, berikut tujuh di antaranya:

KLIK INI:  Antisipasi Lonjakan Timbulan Sampah Saat Idul Fitri, Ini yang Dilakukan KLHK
  • Kakatua

Begitu memasuk Watansoppeng yang menjadi ibu Kota Kabupaten, kamu akan disambut dengan dua ekor cakkalle’ atau kakatua yang berdiri di atas tugu kota.

Pemandangan itu cukup kontras, karena Soppeng lebih dikenal dengan satwa kalongnya ketimbang kakatua.

Namun, jika merujuk sejarahnya maka kakatua memiliki peran penting pada napas Soppeng di masa lampau.

Jauh sebelum 60 wilayah Soppeng bersatu di bawah satu panji kerajaan, telah tumbuh kekuasaan yang dipimpin seorang matoa. Kepemimpinan yang berbeda itu melahirkan api tikau yang berkepanjangan.

Lalu suatu waktu, Soppeng disergap paceklik yang mencekik masyarakat Soppeng masa lampau. Lalu  ke 60 Matoa itu berkumpul. Mereka mencari solusi.

Saat sedang berunding, dua ekor burung kakatua  bertengger di atas pohon, keduanya bertengkar memperebutkan makanan berupa setangkai padi.

Ajaibnya, burung kakatua itu seolah memberi pertanda untuk menunjukkan sesuatu yang bakal menjadi solusi terhadap masalah yang mendera.

Lalu para Matoa sepakat untuk mengirim utusan mengikuti ke mana kepakan sayap kedua kakatua itu, hingga utusan itu menemukan hamparan padi yang luas dan subur.

Pemilik hamparan padi itu adalah lelaki bernama La Temmamala. Nama lelaki itu kemudian diabadika menjadi julukan Soppeng. Lelaki tersebut juga diangkat menjadi pemimpin berkat kesepakatan ke 60 matoa yang memimpin wilayah Soppeng.

KLIK INI:  Cerita Kembalinya 47 Ekor Kakak Tua Jambul Kuning ke Habitatnya di NTT
  • Gajah kerdil

Siapa sangka jika Kabupaten Soppeng pada masa lampau pernah dihuni oleh gajah. Hanya saja gajah itu tidak serupa dengan gajah yang pernah ada. Karena ukuran tubuhnya lebih mungil dari gajah pada umumnya.

Ukuran tubuh gajah yang pernah menghuni Soppeng diperkirakan hanya sebesar kerbau saja. Bukti jika Soppeng pernah memiliki gajah terdapat di Villa Yuliana—yang kini telah disulap menjadi museum.

Di villa yang dibangun pada tahun 1905 di masa penjajahan Belanda itu, terdapat fosil gajah Soppeng berupa rahang dan gadingnya.

” Ini  fosil gading gajah purba yang ditemukan ditemukan oleh G.J Bartstra di Tanjonge di kampung TanjongE, kecamatan Lilirilau, Soppeng pada tahun 1993,” kata Mustafa, penjaga Villya Yuliana.

Gajah Soppeng sendiri diperkirakan hidup sekitar 2 juta tahun lampau. Gajah ini hidup di sekitar Lembah Walanae, Kabupaten Soppeng.

Karena memiliki tubuh yang kecil, sejumlah peneliti menyebutnya sebagai gajah kerdil atau kate (pygny/dwarf stegodon).

KLIK INI:  Perihal Sumber Daya Alam Terbarukan dan Jenisnya
  •  Babi rusa

Bukan hanya fosil gajah yang terdapat di Villa Yuliana, tetapi juga terdapat fosil tengkorak babi rusa. Babi rusa merupakan satwa endemik Sulawesi.

Satwa ini terbilang unik, karena memiliki taring, sehingga menyerupai rusa. Hanya saja secara taksonomi satwa ini masuk famili suidae.

Status konservasi satwa ini Berdasarkan badan konservasi dunia IUCN [International Union for the Conservation of Nature] status konsevasi babi rusa adalah rentan.  Dan berdasarkan  Permen LHK Nomor P.106/2018 keberadaannya satwa ini

Anoa

Di Villa Yuliana juga terdapat fosil fragmen gigi anoa. Satwa ini anoa atau Bubalus sp merupakan mamalia terbesar dan juga endemik yang hidup di daratan Pulau Sulawesi dan Buton.

Satwa ini juga ada yang menggelarinya sebagai kerbau kerdil. Ia  termasuk fauna peralihan dari  famili bovidae.

KLIK INI:  Mengintip Cara Ikatan Duta Lingkungan Soppeng Tularkan Spirit Hidup Hijau
  • Kura-kura raksasa

Fosil fragmen kura-kura raksasa juga dapat ditemukan di villa yuliana. Itu menandakan jika dahulu kala, terdapat kura-kura raksasa yang menghuni soppeng.

“kura-kura masih banyak ditemukan di Soppeng hingga saat ini,” kata Emma, salah seorang warga Soppeng.

Apa yang dikatakan emma diamini oleh Mustafa yang menjaga Villa Yuliana.

  • Kalong

Satwa paling fenomenal dan mudah dijumpai hingga detik ini adalah kalong atau kelelawar. Satwa ini berbeda dengan kelelawar pada umumnya yang biasa hidup dalam gua.

Kelelawar yang berumah di tengah Kota Soppeng berukuran lebih besar. Satwa ini juga tidak terganggu dengan hirup pikuk kehidupan kota.

Mereka bergelantungan dengan santai di atas pohon. Pohon-pohon yang dijadikan rumah berubah menjadi hitam. Bukan hanya satu atau dua ekor, jumlahnya tidak terhitung—sangat banyak.

KLIK INI:  Kenalkan Oreophryne Riyantoi, Katak Jenis Baru Endemik Sulawesi