Klikhijau.com – Produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dihasilkan masyarakat semakin menumbuhkan optimisme atas terwujudnya hutan untuk kesejahteraan rakyat. Produk ini berasal dari beberapa Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Provinsi Kalimantan Selatan.
Hal ini diungkapkan Menteri LHK, Siti Nurbaya dalam kunjungan kerjanya ke Pusat Pemasaran Hasil Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, (29 Juli 2019).
“Ini membuktikan bahwa meletakkan pengelolaan hutan pada tingkat tapak di KPH itu ternyata baik dan optimal. Saya kira ini sesuai harapan Bapak Presiden, yaitu mewujudkan hutan untuk rakyat dan hutan untuk kesejahteraan. Itu kelihatan dari display produk hasil hutan di sini,” ujar Menteri Siti.
Menteri Siti juga menambahkan jika produksi HHBK yang variatif dan inovatif ini pun sesuai dengan harapan Bapak Presiden untuk mengembangkan ekonomi di tingkat lokal.
“Jadi ekonomi domestik, tetapi potensi ekspornya tinggi. Lebih penting dari itu menurut saya produktivitas manusianya meningkat,” imbuh Menteri Siti.
Mendorong masyarakat lebih produktif dan inovatif
HHBK ini menandakan masyarakat yang hidup disekitar hutan terbukti bisa didorong menjadi lebih produktif dan inovatif.
Ditambah lagi dengan pemberian akses legal kepada masyarakat untuk mendapatkan lahan ataupun mengelola hutan.
Berarti masyarakat sudah mendapatkan modal utama yang dibutuhkan. Tinggal mengembangkan kapasitas sumberdaya manusianya.
“HHBK itu modal utamanya akses legal oleh masyarakat ke dalam kawasan hutan. Dan itu semua sudah diberi jalannya oleh Bapak Presiden. Kalau lihat begini berarti ada managemennya ada pemasarannya. Lalu larinya kepada kapasitas manajemen sumber daya manusianya. Saya kira ini dalam skala kecil tetapi utuh sudah bisa kelihatan di Provinsi Kalimantan Selatan,” jelas Menteri Siti.
Pusat Pemasaran Hasil Hutan yang dibangun oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan sangat diapresiasi oleh Menteri Siti.
Pembangunan pusat pemasaran hasil hutan seperti ini harus menjadi contoh bagi daerah lainnya. Hal ini akan menjadi media promosi serta media pemasaran hasil hutan.
“Saya akan jaga supaya ini bisa konsisten dilakukan dan bisa diperluas. Nanti kita bawa dulu ke Jakarta. Saya lihat ini banyak sekali variasinya, tetapi polanya sudah kelihatan. Nanti juga mesti dilihat hubungannya dengan industri retail,” pungkas Menteri Siti.
HHBK yang dipamerkan terdiri dari produk-produk seperti: madu alam, kopi lokal, gula merah, beras merah, minyak kemiri, olahan jamur, minyak sereh, minyak buah ulin.
Selain itu, dipamerkan juga kayu manis, jamu-jamuan, tikar lampit, kursi rotan, kain batik, serta juga produk-produk wisata alam dari beberapa KPH di Provinsi Kalimantan Selatan.