KLHS Ibukota Baru, Tuntas di Bulan November

oleh -117 kali dilihat
KLHS Ibukota Baru, Tuntas di Bulan November
KLHS ibukota baru/Foto-KLHK

Klikhijau.com – Lokasi Ibu Kota Negara (IKN) baru telah ditetapkan Presiden Jokowi, yaitu di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Banyak pihak menyoal dampak ekologi yang dapat ditimbulkan dari pemindahan ini.

Oleh sebab itu, demi menunjang pemindahan IKN tersebut KLHK menyiapkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Tujuannya adalah untuk memberikan arahan-arahan perlindungan dan kriteria-kriteria pengaman lingkungan (environmental safeguards) dalam penyelesaian masterplan ibukota negara baru.

“Awal November harus sudah selesai (KLHS), KLHS ini sebagai safeguards yang harus dibangun lebih dahulu,”ujar Menteri LHK, Siti Nurbaya dalam Focus Group Discussion dengan berbagai pihak di Jakarta, (18 September 2019).

Dalam diskusi tersebut Menteri LHK berpesan jika KLHS yang akan disusun dengan cepat ini tetap memperhatikan prosedur yang benar. Namun diutamakan menyasar pada kajian atas isu-isu penting yang membutuhkan perhatian dalam proses pemindahan IKN.

KLIK INI:  Perihal Pemindahan Ibukota, Begini Tanggapan Politikus dan Aktivis Lingkungan!

Menteri LHK juga meminta agar penyusunan KLHS ini mengajak sebanyak mungkin pihak untuk berdialog, serta secara cerdas harus diperkuat komunikasi publiknya.

“Saya minta dalam penyususnan KLHS ini dialog-dialognya diperkuat, bukan hanya merangkum dari data dokumen saja. Karena perencanaan yang benar itu adalah yang dialogis,” tegas Menteri Siti.

Penyusunan KLHS cepat ini akan bersifat terbuka, oleh karenanya mengharapkan banyak masukan dari berbagai lapisan masyarakat. Serta dipastikan akan ada proses konsultasi langsung dengan pihak Pemerintah Daerah, kelompok masyarakat setempat, para akademisi dan pemerhati.

Selama bulan September dan Oktober tahun 2019, KLHS difokuskan pada identifikasi isu-isu penting dan mendesak di dua wilayah kabupaten yang ditunjuk sebagai calon ibukota negara.

Sehingga diharapkan diperoleh gambaran umum tentang kemampuan daya dukung lingkungan hidup di wilayah tersebut serta potret persoalan lingkungan dan keanekaragaman hayati yang ada.

KLIK INI:  Nasib Jakarta Saat Ibukota Pindah Ke Kalimantan Timur

KLHS di tahap ini akan secara cepat mengarahkan langkah-langkah perlindungan dan pemulihan. Terutama proteksi habitat satwa liar, ekosistem hutan dan mangrove, ekosistem pesisir dan perairan. Serta langkah-langkah pemulihan kerusakan lingkungan dan pencemaran yang terjadi di berbagai tempat.

Lingkup Kajian dalam KLHS ini adalah proteksi wilayah lindung dan sensitif, daya dukung dan daya tampung lingkungan. Juga soal perkiraan dinamika sosial ekonomi budaya, habitat flora dan fauna penting, keberlanjutan air, pola dan resiko pencemaran.

Termasuk kerusakan lingkungan, dan tekanan terhadap hutan dan perubahan penggunaan lahan.

Pemindahan ibukota negara harus diyakini akan memberikan momentum lompatan percepatan pemulihan kerusakan lingkungan. Dan penataannya kembali di dua lokasi utama, yaitu lokasi tempat ibukota baru akan dibangun, dan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Turut hadir dalam FGD tersebut, Plt. Inspektur Jenderal KLHK Laksmi Wijayanti, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Sigit Hardwinarto, Pegiat Pemberdayaan Ekonomi Suku-Suku Asli dan Masyarakat Termarjinalkan Judith J. Dipodiputro, Pengamat Sosial Politik Fachry Ali, serta undangan lainnya.

KLIK INI:  Menanti Perwujudan Keadilan Iklim Demi Bumi dan Rakyat Indonesia!