Ketepeng Cina, Tanaman Liar yang Ditakuti Kurap dan Panu

oleh -1,452 kali dilihat
Ketepeng Cina, Tanaman Liar yang Ditakuti Kurap dan Panu
Ketepeng Cina, Tanaman Liar yang ampuh mengatasi penyakit kulit - Foto/Poskota Jabar
Anis Kurniawan

Klikhijau.com – Ketepeng Cina (Cassia alata) merupakan tumbuhan liar yang dikenal turun-temurun sebagai tanaman herbal khususnya untuk mengatasi penyakit kulit.

Saya mengenal tanaman ini sejak kecil di kampung Bulukumba Sulawesi Selatan sebagai tanaman ajaib yang ampuh mengobati panuh dan kadas. Yah, orang-rang di desa menyebut tanaman ini dengan nama galingkang atau raung galingkang.

Cara pemakaiannya juga sangat mudah, cukup dengan mengambil bagian daunnya yang mudah. Lalu, dioleskan langsung pada bagian tubuh yang terserang panu atas kadas. Dengan pengobatan intensif, penyakit kulit akan luruh.

Karena keampuhan galingkang mengusir panuh yang menyebalkan, orang-orang di Kampung saya sudah mengidentikkan tanaman ini dengan musuh alami panu. Menariknya, galingkang tumbuh melimpah di ladang, terutama di pinggir sungai atau di daerah yang agak lembab.

Di Jawa, tanaman ini dinamai Ketapang kebo, di Madura dinamai Aco-aconan, sedangkan di Ternate disebut Kupang-kapang. Di Simalur dinamai Galinggang balah, di Tidore lebih akrab dinamai Tabankun, dan Sajamara di Halmahera.

KLIK INI:  7 Jenis Buah yang dapat Tingkatkan Imunitas Kekebalan Tubuh
Klasifikasi dan ciri tanaman

Ketepeng Cina merupakan tanaman asli Indonesia yang  juga tumbuh di Amerika, India, Malaysia, Brazil dan Afrika. Adapun klasifikasi dari tanaman ini adalah sebagai berikut:

Nama ilmiah   : Cassia alata L.

Divisi                : Angiospermae

Class                : Dicotyledoneae

Ordo                 : Rosales

Family              : Leguminosae

Genus               : Cassia

Spesies             : Cassia alata linn.

Daun ketepeng cina berbentuk jorong sampai bulat telur sungsang. Daunnya majemuk menyirip genap yang berpasangpasangan sebanyak 5-12 baris. Mempunyai anak daun yang kaku dengan panjang 5-15 cm, lebar 2,5-9 cm, ujung daunnya tumpul dengan pangkal daun runcing serta tepi daun rata.

Pertulangan daunnya menyirip dengan tangkai anak daun yang pendek dengan panjang ± 2 cm dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini memunyai mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung kuncup pada tandan berwarna coklat muda.

Oya, tanaman liar ini juga berbuah loh! Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan pipih berwarna hitam.

KLIK INI:  Kulit Ketiak Menghitam, Hilangkan dengan Bahan Alami Ini!
Kandungan dan khasiatnya

Ketepeng cina mengandung senyawa penting antara lain zat pahit, zat samak, asam chrisophan glukosida atau senyawa-senyawa glikosida anthrakinon.

Penelitian yang dilakukan oleh Marissa Angelina, M.Farm, Apt dari Universitas Indonesia (2019) menemukan bahwa tanaman ini mengandung biomolekul yang mempunyai bioaktivitas bervariasi. Khasiatnya antara lain dapat mengobati kudis, malaria, antioksidan, antibakteri, dan anti fungi.

Senyawa yang terkandung di dalam daun Cassia alata yaitu emodin, aloe-emodin dan krisopanol yang dilaporkan mempunyai aktivitas penghambatan terhadap virus genus flavivirus yaitu Japanese Encephalitis Virus.

Penelitian Marissa menyimpulkan bahwa ekstrak etanol dari daun Cassia alata mengandung senyawa turunan flavonoid dan senyawa lainnya. Senyawa ini juga terbukti dapat menghambat infeksi virus dengue berdasarkan uji in vitro pada tingkat sel dan in silico dengan melihat interaksi dengan protein virus dengue.

Dari hasil uji coba menggunakan mencit juga didapat hasil bahwa ekstrak Cassia alata berhasil dapat menurunkan jumlah virus, meningkatkan jumlah trombosit, memperbaiki kadar komponen sistem imunitas seperti Interleukin-6 dan 10 (IL-6 & IL-10), dan terlebih tidak memiliki efek toksik pada hewan coba.

KLIK INI:  Jangan Remehkan Cuaca Panas, Ini Cara Lindungi Tubuh dari Sakit

Penelitian Adi Nugraha Dj Anwar dari Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung juga menemukan bahwa Cassia alata dapat digunakan sebagai obat secara tradisional.

Hal itu karena kandungan kimia yang terdapat di dalamnya seperti rein aloe emodina, rein aloe emodina diantron, rein aloe emodina asam krisofanat (dehidroksi metil antroquinone) dan tannin.

Selain itu, ada pula senyawa alkaloida, flavonoida, dan antrakuinon pada tanaman ini. Kandungan antrakuinon memiliki sifat antifungi yang bekerja secara fungistatik dengan cara menghambat pertumbuhan hifa jamur, sehingga pertumbuhan jamur terhenti.

Dengan keberadaan zat fungistatik, sel jamur akan menjadi sensitif terhadap perubahan lingkungan dan sel jamur menjadi mudah mati.

Adi Nugraha menyebut bahawa untuk cara penggunaan daun ketepeng cina secara tradisional adalah dengan cara digerus yang kemudian ditambahkan sedikit air lalu digosokan pada daerah permukaan kulit yang terkena jamur.

Penelitian sebelumnya juga mengungkap temuan yang serupa. Penelitian Kusmardi pada tahun 2007 juga mengungkap bahwa daun ketepeng cina berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri dan juga jamur.

Begitu pula dengan penelitian Syamsuhidayat dkk. (1991) yang menyebut manfaat antifungi daun ketepeng cina yang juga ampuh mengatasi kurap, kudis, panu, eksim, dan radang kulit bertukak.

Ada pula penelitian yang dilakukan Meryand Putri Gama (2011) yang juga mengungkap  bahwa ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan konsentrasi 50% sebanding dengan ketokonazol 2%. Kandungan alami ini dapat menghambat pertumbuhan Malassezia furfur pada Pityriasis versicolor secara in vitro.

Itulah perkenalan mengenai Cassia alata, tanaman liar yang bisa Anda coba untuk mengusir penyakit kulit yang menyebalkan. Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Telinga Sakit Saat Flu dan Pilek? Redakan dengan Cara Ini!