Kendalikan Sampah Plastik, Yayasan KEHATI Bentuk Toko Cura di Pulau Harapan

oleh -261 kali dilihat
Kendalikan Sampah Plastik, Yayasan KEHATI Bentuk Toko Cura di Pulau Harapan
Pulau Harapan - Foto/JejakPiknik

Klikhijau.com – Setiap tanggal 22 Mei, masyarakat dunia memperingati Hari Keanekeragaman Hayati. Tema yang diangkat setiap tahunnya berbeda-beda.

Sekretariat Konvensi Keanekaragaman Hayati melalui laman resminya mengumumkan perayaan tahunan hari keanekaragaman hayati pada tahun 2021 kali ini mengangkat tema “We are part of the solution #ForNature”. Tema ini dipilih sebagai kelanjutan dari momentum tahun lalu yang bertemakan “Our solutions are in nature.”

Di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Yayasan KEHATI sejak tahun 2017 bersama Divers Clean Action (DCA) melalui Program Save Ocean and Small Islands (SOSIS) mencoba menjadi solusi dari berbagai permasalahan lingkungan disana.

Antara lain melalui kegiatan penanaman mangrove, restorasi terumbu karang, pengelolaan sampah plastik, dan pembuatan Toko Cura’ (isi ulang produk kebersihan untuk rumah tangga).

Untuk menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas, Program SOSIS di Pulau Harapan sudah melibatkan banyak pihak, mulai dari mahasiswa, komunitas, perusahaan swasta, dan pihak lain untuk terlibat.

KLIK INI:  Sampah Plastik Meningkat dari Belanja Online dan Delivery Selama PSBB

“Sebagai daerah tujuan wisata populer di DKI Jakarta, Pulau Harapan harus memiliki lingkungan yang memiliki daya tahan dan keberlanjutan yang tinggi, terutama dalam menghadapi isu perubahan iklim. Kesadaran ini yang harus dibentuk, tidak hanya oleh warga lokal, namun juga oleh wisatawan,” ujar Manajer Program Ekosistem Kelautan Yayasan KEHATI Yasser Ahmed.

Toko cura untuk isi ulang produk kebutuhan rumah tangga dan turis

Pulau Harapan merupakan salah satu pulau berpenghuni di Kepulauan Seribu yang memiliki penduduk padat. Berdasarkan data Kelurahan Pulau Harapan, pulau dengan luas 6,7 ha ini tercatat dihuni oleh 2.462 jiwa atau 468 KK.

Pulau yang memiliki 30 gugusan pulau dan berada di sisi utara Kepulauan Seribu ini memiliki beberapa potensi wisata yang bisa dinikmati oleh para wisatawan seperti berenang, snorkling, melihat penangkaran penyu di Pulau Kelapa Dua, bahkan penangkaran elang di Pulau Kotok.

Sebagai daerah tujuan wisata di kepulauan Seribu DKI Jakarta, Pulau Harapan dapat dikatakan selalu ramai menerima wisatawan. Tercatat pada tahun 2020, terdapat kunjungan wisatawan sebanyak 222.253 orang.

Namun sayangnya, daerah yang statusnya berada di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu ini juga menyimpan masalah, salah satunya adalah sampah plastik.

KLIK INI:  ICRTH Gelar Konferensi Internasional Perihal Pariwisata Pasca Pandemi

Tercatat pada tahun 2020, aktivitas rumah tangga di Pulau Harapan memproduksi sampah rumah tangga sebanyak 20 ton / bulan, dimana 21% merupakan sampah plastik. Data tersebut belum termasuk sampah yang berasal dari sampah kiriman maupun aktivitas pariwisata.

Untuk mengatasi problematika ini, tahun 2020 Yayasan KEHATI bekerja sama dengan mitra Divers Clean Action menginisiasi pembukaan “Toko Cura”, yaitu toko yang menjual isi ulang beberapa produk rumah tangga seperti sabun mandi cair, sampo, deterjen, karbol dan produk cairan kebersihan lainnya.

Di Pulau Harapan sendiri terdapat satu Toko Cura sampai saat ini yang dikelola oleh ibu-ibu Bank Sampah Tanjung Harapan.

Yayasan KEHATI bekerja sama dengan The Body Shop juga memberikan pelatihan yang kepada pengelola Toko Cura seperti display produk toko, pemasaran, pencatatan stok, manajemen tim. Juga bagaimana toko dapat menjadi sarana edukasi dan kampanye pelestarian lingkungan.

Sebelumnya, Yayasan KEHATI dan DCA juga melakukan pendampingan terhadap bank sampah dan pembuatan eco-brick dari limbah plastik yang dikelola oleh ibu-ibu di Pulau Harapan.

“Kedepannya kami berharap, model Toko Cura ini dapat diadopsi oleh daerah tujuan wisata lainnya, sehingga permasalahan sampah plastic dapat dikurangi. Sesuai dengan semangat tema Hari keanekaragaman Hayati tahun ini, semoga manusia bisa menjadi solusi dari permasalahan di Planet Bumi ini dan bukan sebagai penambah polusi,” tutup Yasser.

KLIK INI:  Ini 12 Rumusan Operasional Hasil Rakornas KPH 2019