Kenalkan Bata Kobel, Bahan Bangunan Murah dan Ramah Lingkungan!

oleh -337 kali dilihat
Kenalkan Bata Kobel, Bahan Bangunan Murah dan Ramah Lingkungan
Bata Kobel hasil buatan Warga Dusun Serut-foto/HRC Caritra

Klikhijau.com –  Isu lingkungan telah menjadi isu global. Banyak permasalahan lingkungan yang butuh dipecahkan. Karenanya kita dituntut agar lebih inovatif dalam menciptakan “produk” yang berpihak pada lingkungan.

Permasalahan lingkungan tidak hanya menyerang satu bidang saja. Namun, semua bidang. Olehnya itu, setiap bidang harus menciptakan inovasi yang lebih ramah lingkungan.

Bidang  konstruksi pembangunan misalnya, juga dituntut untuk menciptakan bahan bangunan yang ramah lingkungan.

Tuntutan itu, sebagaimana dilansir dari laman caritra.org, membuat  tim dari Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) Semarang melakukan inovasi dengan menciptakan alat pencetak bata kobel yang mudah digunakan masyarakat.

KLIK INI:  Habitat Rusak, Kepunahan Tanaman Menjadi 350 Kali Lebih Cepat

Sosok yang menginisiasi penciptaan tersebut adalah Dr. Ir. Susilawati Cicilia Laurentia, atau yang akrab disapa Dr. Susi.

Bata kobel merupakan  bata ramah lingkungan. Bata ini terbuat dari bahan dasar tanah dicampur sedikit semen dan air.

Setelah itu kemudian dipres. Kelebihan dari bata kobel tersebut,  selain ramah lingkungan juga murah. Dikarenakan bahan dasarnya adalah tanah atau sisa bahan bangunan yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar kita.

Kobel sendiri adalah akronim dari “kokok beluk” yaitu sebutan untuk burung hantu. Burung hantu dipilih karena merupakan lambang dari UNTAG Semarang.

Pengujicobaan hasil eksperimen alat pencetak bata kobel dilakukan oleh Dr. Susi  di Dusun Serut. Dusun tersebut adalah  dampingan HRC Caritra.

Aktivitas pengujicobaan itu dilaksanakan tahun lalu, tetapnya pada tanggal 6 – 7 November 2021.  Saat itu UNTAG Semarang berkolaborasi dengan HRC Caritra. Mereka menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan di Dusun Serut.

Saat itu,  masyarakat Dusun Serut turut serta mempraktekkan pembuatan bata kobel dengan alat hasil temuan Dr. Susi dkk.

KLIK INI:  Jelang Debat, Capres-Cawapres Sejatinya Perdebatkan 3 Isu Lingkungan Ini
Awal kisah bata kobel

Awal kisah lahirnya  inisasi alat pencetak bata kobel itu.  Bermulai dari keinginan masyarakat yang berada di pegunungan dengan aksesibilitas yang kurang baik untuk mempunyai rumah yang sehat.

Jika di pegunungan kondisinya lebih sulit untuk membawa bahan material naik ke atas. Berdasarkan kondisi tersebut maka muncul ide merancang alat untuk membuat bata dengan bahan yang ada di lingkungan sekitar sehingga mudah digunakan oleh masyarakat.

Sahabat hijau, pasti ada yang bertanya-tanya bagaimana cara membuatnya. Pertama-pertama, sediakan tanah kering secukupnya lalu ayak tanah tersebut agar batuan yang besar dan kecil  terpisah. Campur tanah kering tersebut dengan sedikit semen dan air.

Setelah campuran merata maka saatnya dipres dengan menggunakan alat yang tersedia. Hasilnya diangkat, lalu didiamkan disuhu ruangan selama 2-3 minggu.

Dalam proses pengeringan bata kobel ini tidak boleh dipanaskan dibawah terik sinar matahari karena dikhawatrikan terjadi pengeringan yang tidak merata. Saat proses pembuatannya bata kobel ini tidak direkomendasikan dicampur dengan semen yang terlalu banyak.

Di beberapa daerah di Indonesia bata kobel  sudah diterapkan, di antaranya Kupang-NTT rumah tinggal desa binaan di Kab. Boyolali, Rumah tinggal di Nunsui, , Rumah tinggal di Desa Tli’u, TTS-NTT, Sanitasi di Desa Rukuramba, Rumah tinggal di Pemo, Ende,  Kelimutu-Ende, Flores-NTT, Flores-NTT, Gua di Ngalupolo, Ende, Flores-NTT, Asrama mahasiswi di Kupang-NTT, juga Drainase di UNIFLOR.

Bata kobel tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk bangunan saja. Namun, juga bisa berbagai keperluan, diantaranya, membangun taman, pagar hingga untuk meningkatkan kualitas fisik lingkungan.

Jadi, permasalahan lingkungan yang semakin pelik, bisa melahirkan ide-ide cemerlang agar lingkungan jauh lebih baik.

KLIK INI:  Menyedihkan, Bunga Senduduk Tertindas di Tapal Batas Tahura Nipa-nipa