Kenali Badai Tropis Seroja, Penyebab Banjir Bandang di NTT

oleh -397 kali dilihat
Kenali Badai Tropis Seroja, Penyebab Banjir Bandang di NTT
Ilustrasi - Foto/BMKG
Azwar Radhif

Klikhijau.com – Bencana Banjir Bandang menimpa sebagian besar wilayah di NTT pada Minggu (4/4) dini hari. Bencana ekologis ini memakan korban puluhan jiwa dengan kerugian material yang cukup besar. Sebagian warga yang terdampak terpaksa bertahan di tenda-tenda pengungsian.

Tak hanya itu, di wilayah lain, hujan lebat disertai petir juga melanda sebagian wilayah di Indonesia. BMKG memprediksi kejadian alam ini terjadi akibat dari badai siklon tropis Seroja yang membentuk awan hujan.

Badai Siklon Tropis 99S atau disebut Tropis Seroja menyebabkan terjadinya fenomena cuaca ekstrem sejak beberapa hari lalu. BMKG pada 2 April lalu merilis temuan dua bibit siklon tropis di wilayah barat daya Banten dan selatan wilayah NTT yang mengakibatkan pertumbuhuan awan-awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia.

Keberadaan bibit siklon tropis seroja menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sangat lebat, angin kencang, gelombang laut tinggi, dan berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur.

Dalam keterangan tertulisnya, BMKG menjelaskan, “BMKG sebagai Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) sejak tanggal 02 April 2021 telah mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 99S yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. BMKG telah mengeluarkan rilis informasi potensi cuaca ekstrem sebagai dampak dari bibit siklon tersebut sejak tanggal 02 April 2021,” Jelas BMKG.

Pertumbuhan bibit badai siklon tropis seroja mulanya terbentuk di sekitar Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Namun, sejak beberapa hari lalu terjadi pergerakan bibit tropis seroja menuju daratan NTT yang juga menghantam pulau-pulau di sekitar laut NTT.

KLIK INI:  Apa itu Pati pada Tanaman dan Bagaimana Proses Pembentukannya?
Mengenal Siklon Tropis Seroja

Badai siklon tropis seroja merupakan jenis badai baru yang baru ditemukan beberapa hari lalu. BMKG memberi nama ‘tropis seroja’ pada badai ini yang diambil dari nama salah satu tumbuhan yang berada di sekitar wilayah terjadinya bencana.

Sejak beberapa tahun lalu, BMKG kerap menamai temuan badai dengan adaptasi dari nama-nama tetumbuhan bunga dan buahan. Sebelumnya dikenal badai Bakung (2014), Cempaka (2014), Dahlia (2017), dan Flamboyan (2018), Kenanga (2018), Lili (2019), dan Mangga (2020).

BMKG menjelaskan, “Mengingat bahwa sistem sikon tropis tersebut masih berada di wilayah tanggungjawab Jakarta TCWC, maka nama siklon tropis yang akan diberikan adalah “SEROJA” sesuai dengan urutan nama siklon tropis dari BMKG secara internasional,” jelasnya.

Selain itu, dikutip dari nationalgeographic, Siklon tropis memiliki beberapa nama berbeda, tergantung lokasi tumbuhnya. Jika tumbuh di wilayah Samudra Pasifik Barat, siklon tropis itu akan disebut badai tropis atau topan. Adapun jika tumbuh di daerah sekitaran Samudra Hindia, ia akan disebut sebagai siklon atau cyclone. Sementara jika tumbuh di daerah Samudra Atlantik, ia akan disebut hurikan atau hurricane.

Badai siklon tropis memiliki radius rata-rata mencapai 150-200 km dari area terbentuknya. Siklon tropis umumnya terbentuk diatas permukaan air laut yang memiliki suhu cukup hangat lebih dari 26,5° C. Pusaran angin kencang yang berada di pusatnya memiliki kecepatan diatas 63 km/jam. Tercatat, usia badai siklon tropis mampu bertahan hingga 3-18 hari.

KLIK INI:  Unik, Meski Tidak Memiliki Saraf, Tumbuhan Dapat Merasakan Sentuhan

Lebih lanjut, BMKG menjelaskan “Berdasarkan pemantauan Senin (5/4/2021) pukul 01.00 WIB, angin memiliki bergerak dengan kecepatan 16km/jam. Sementara pada hari sebelumnya, 4 April 2021 pukul 19.00 WIB, kecepatan angin maksimum di pusat sistem siklon trolis ini mencapai 55 km/jam,” dikutip dari pihak BMKG.

Selain itu, pergerakan badai siklon tropis memberi dampak lain berupa kenaikan permukaan air laut yang bisa mencapai lebih dari 6 meter. Untuk itu, aktivitas jalur laut di sekitar wilayah Indonesia Timur bagian selatan diharapkan untuk lebih mewaspadai kemungkinan cuaca buruk.

Data dari BMKG, Bibit Siklon Tropis Seroja memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa:

  • Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
  • Gelombang laut dengan ketinggian 1.25 – 2.5 meter di Selat Sumba bagian timur, Selat Sape, Laut Sumbawa, Perairan utara Sumbawa hingga Flores, Selat Wetar, Perairan Kep. Selayar, Perairan selatan Baubau – Kep.Wakatobi, Perairan Kep.Sermata – Leti, Laut Banda bag. utara, dan Laut Arafuru bagian barat.
  • Gelombang laut dengan ketinggian 2.5 – 4.0 meter di Selat Sumba bagian barat, Laut Flores, Perairan selatan Flores, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, dan Laut Banda selatan bagian barat.
  • Gelombang laut dengan ketinggian 4.0 – 6.0 meter di Perairan Kupang-Pulau Rotte, Samudra Hindia selatan NTT, dan Laut Timor selatan NTT.

Itulah pembahasan mengenai badai siklon tropis, semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Waspada, Sulsel Masuk 15 Daerah Berstatus Waspada Terdampak Bencana