Kehujanan Bukanlah Penyebab Masuk Angin, Ini Faktanya

oleh -723 kali dilihat
Kehujanan Bukanlah Penyebab Masuk Angin, Ini Faktanya
Masuk angin/Foto-halodoc.com

Klikhijau.com – Pernah masuk angin setelah hujan-hujanan? Banyak yang mempercayai jika kehujanan atau kemasukan banyak angin adalah penyebab masuk angin.

Ternyata, cuaca tidaklah secara langsung menyebabkan Anda jatuh sakit. Namun saat udara dingin, virus memang menyebar lebih mudah sehingga Anda semakin rentan terkena penyakit, seperti flu dan batuk.

Masuk angin bukanlah termasuk penyakit. Kondisi ini merupakan sekumpulan gejala dari gangguan medis tertentu yang disebabkan oleh beragam hal.

Bernapas di udara dingin juga menyebabkan pembuluh darah pada saluran pernapasan atas menyempit.

KLIK INI:  Anda Peminum Berat Kopi? Klik dan Ketahui Risikonya

Ini akan membuat sel-sel darah putih lebih sulit berjalan menuju selaput lendir (membran mukosa). Akibatnya, tubuh akan lebih sukar membunuh kuman.

Istilah masuk angin sendiri tidak ada dalam dunia kedokteran. Masuk angin hanya sebutan yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk gejala tidak enak badan, demam, meriang, pegal-pegal, dan kembung.

Berbagai penyakit atau kondisi medis dapat menyebabkan Anda merasakan gejala masuk angin. Simak ulasannya berikut ini.

# Gangguan pencernaan

Masalah pencernaan tak hanya ditandai dengan saluran cerna yang terganggu. Banyak jenis penyakit pencernaan yang juga bisa memicu gejala masuk angin. Misalnya gastroesophageal reflux disease atau GERD, batu empedu, irritable bowel syndrome atau IBS, wasir, dan banyak lagi.

Itulah alasan mengapa gangguan pencernaan bisa menjadi penyebab masuk angin. Gejala gangguan pencernaan pun sangat beragam.

Bisa dari sakit perut, mual, diare, muntah, kram, batuk-batuk, sering buang angin, hingga konstipasi. Masalah pada pencernaan dapat diatasi dengan pengobatan medis dan perubahan gaya hidup.

Jika mengalami kondisi ini dan tidak tahu pasti penyebabnya, konsultasikan dengan dokter.

# Sakit tenggorokan

Sakit tenggorokan merupakan infeksi yang menyebabkan rasa nyeri, gatal, dan iritasi pada tenggorokan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus, namun bakteri juga bisa menjadi dalangnya.

Selain rasa tak nyaman di tenggorokan, sakit tenggorokan juga bisa menimbulkan gejala berupa demam, batuk, hidung berair, bersin-bersin, dan pusing.

Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh virus umumnya berlangsung selama lima hingga tujuh hari. Untuk mengatasi gejala demam dan nyeri, Anda bisa mengonsumsi paracetamol.

Jika tidak kunjung sembuh, sebaiknya periksakan diri ke dokter sebab sakit tenggorokan bisa saja dipicu oleh infeksi bakteri.

KLIK INI:  Senin 23 Maret 2020, RS Darurat Penanganan Covid-19 Siap Beroperasi
# Influenza atau flu

Inluenza atau flu disebabkan oelh infeksi virus yang bisa memicu demam, pegal-pegal, hidung beringus, bersin, batuk, dan menggigil. Karena itu, penderita umumnya menganggap dirinya mengalami masuk angin.

Virus penyebab flu ditularkan melalui udara saat penderita bersin atau batuk. Anda juga dapat terkena influenza jika menyentuh permukaan atau barang yang sudah terkontaminasi oleh virus.

Umumnya, flu bisa sembuh sendiri seiring waktu dengan minum banyak cairan dan istirahat. Minum obat flu juga dapat membantu meredakan gejalanya.

# Sinusitis

Sinusitis bisa menjadi salah satu penyebab Anda masuk angin. Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada sinus, yaitu rongga-rongga udara di bawah hidung maupun pipi.

Gejala sinutisis berbeda-beda dari tiap penderita. Mulai dari nyeri pada wajah, hidung mampet atau beringus, batuk, demam, rasa letih, dan sakit kepala.

Sinutisis bisa sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Namun, Anda dapat mengonsumsi obat-obatan untuk meredakan gejalanya, seperti obat dekongestan dan obat pereda nyeri.

# Selesma atau pilek

Selesma atau pilek (common cold) juga termasuk penyebab masuk angin. Pilek memiliki gejala yang hampir mirip dengan flu, namun virus pemicunya berbeda.

Gejala penderita selesma meliputi hidung berair, batuk, sakit kepala, menggigil, pegal, dan lemas. Pilek biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan, seperti obat dekongestan, obat antihistamin, dan obat pereda nyeri.

Banyak istirahat dan banyak minum penting untuk mempercepat proses pemulihan.

KLIK INI:  Melirik Keajaiban Biji Pepaya sebagai Alat Kontrasepsi Alami Lelaki