Klikhijau.com – Kayu merah (Pterocarpus indicus Willd), satu kayu dengan kualitas tinggi yang keberadaannya terancam punah.
The IUCN Red List of Threatened Species, telah mengkategorikannya dalam kelompok yang rawan punah. World Conservation Monitoring Centre (1998) bahkan telah memasukkan kayu ini ke dalam kategori Rentan (VU, vulnerable).
Sebaran kayu ini ada di hampir seluruh wilayah Indonesia, seperti di Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat hingga Papua.
Meskipun memiliki penyebaran yang luas, eksploitasi kayu merah yang tinggi dan tidak diiringi dengan kemampuan regenerasi yang baik serta kegiatan penanaman telah mengakibatkan terjadinya penurunan populasi.
Eksploitasi yang tinggi juga memicu berkurangnya keragaman genetiknya. Penurunan keragaman genetik berarti berkurang pula potensi genetik yang dapat digunakan untuk konservasi seperti pemuliaan pohon, dan pengembangan varietas baru.
Padahal potensi ekonomi dan pemanfaatan jenis kayu ini sangatlah besar. Diketahui, selain memiliki kualitas kayu terbaik, kayu merah juga memiliki manfaat kesehatan. Sahabat Hijau, berikut 5 fakta menarik tentang kayu merah:
Kayu terbaik
Kayu merah termasuk dalam suku Fabaceae yang menghasilkan kayu berkualitas tinggi. Batang kayu termasuk kayu agak keras dengan kelas awet I/II, kelas kuat I/III dan BJ antara 0,4–0,9 (Heyne, 1987). Dengan kualitas tersebut, sangat wajar bila jenis ini laris manis di pasaran.
Serat kayunya indah
Pterocarpus indicus Willd memiliki warna dan motif serat kayu yang indah dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel, kabinet, alat-alat musik, lemari, lantai parket, panil kayu dekoratif, gagang peralatan, serta vinir dekoratif (Soerianegara & Lemmens, 2002).
Bermanfaat untuk pengobatan
Akar kayu merah dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan sifilis dan getah batangnya untuk pengobatan kanker (Dona, 2014).
Lebih lanjut, kulit kayu ini juga bisa digunakan sebagai obat anti diare, anti malaria, meringankan penyakit kandung kemih, edema, ganguan hati, dan sakit kepala.
Selain itu, jenis kayu ini merupakan jenis pengikat nitrogen sehingga banyak direkomendasikan untuk sistem agroforestry dan penaung
Nama perdagangannya
Nama perdagangan dari kayu ini adalah rosewood sedangkan nama lokal lainnya antara lain angsana dan sonokembang. Permintaan yang tinggi akan kayu ini memicu penebangan massif yang tak seimbang dengan konservasi.
Telah punah di Vietnam
Populasi kayu ini dinyatakan telah punah di Vietnam selama 300 tahun sedangkan di Indonesia, Semenanjung Malaysia, Papua Nugini dan Filipina dilaporkan bahwa jenis ini telah terancam punah (Joker, 2002).
Keragaman genetiknya
Purnamila Sulistyawati dan AYPBC Widyatmok yang meneliti (2017) tentang kegaraman genetik populasi kayu merah menemukan bahwa populasi kayu merah dari Pulau Timor mempunyai kedekatan secara genetik dengan populasi dari Pulau Seram.
Hal ini diduga bahwa populasi dari Pulau Seram dan populasi dari Pulau Timor dahulu berasal dari populasi yang sama dimana kayu merah di Pulau Seram bisa berasal dari Pulau Timor, atau sebaliknya.
Itulah 6 fakta menarik tentang Pterocarpus indicus Willd, semoga bermanfaat!