Jangan Khawatir, Tanaman yang Bunganya Layu Tidak Mati, Hanya Menghemat Energi

oleh -45 kali dilihat
Pacar Air, Pewarna Alami dengan Beragam Warna Bunga yang Menggoda
Pacar Air, Pewarna Alami dengan Beragam Warna Bunga yang Menggoda-foto/Ist

Klikhijau.com – Tidak semua bunga pada tanaman akan bertahan lama. Ada yang layu lalu gugur.  Bunga yang layu itu, adalah sebuah strategi bagi tanaman untuk mendaur ulang sumber daya yang dimilikikan.

Menurut para peneliti dari Universitas Macquarie bahwa bunga yang layu tidak selalu menunjukkan kesehatan yang buruk pada tanaman. Justru sebaliknya, bisa jadi hal tersebut merupakan strategi yang telah berlangsung selama jutaan tahun untuk menyimpan energi tanaman itu sendiri.

Para peneliti dari Universitas Macquarie itu bersama dengan kolaborator internasiona bahwa tanaman mendaur ulang sumber daya dari bunganya yang layu untuk reproduksi di masa mendatang.

Tanaman yang jadi fokus penelitian selama tiga tahun tersebut adalah tanaman asli Australia Timur, Blandfordia grandiflora.

KLIK INI:  Kulit Pohon Berpotensi Jadi Senjata Ampuh Memerangi Perubahan Iklim

“Penelitian kami dilakukan di perkebunan yang memiliki beberapa hektar lahan basah asli tempat bunga lonceng Natal berbunga cukup lebat, bersama dengan rumah peneduh komersial,” kata penulis utama Profesor Kehormatan Graham Pyke dari Universitas Macquarie dikutip dari Earth.

Untuk menilai kemampuan tanaman, tim menggunakan serangkaian teknik. Mereka mengatur penyerbukan dan layunya bunga, lalu mengukur efeknya pada produksi biji dan pembungaan kembali.

Bunga kaya energi

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Plant Biology itu menjelaskan kenapa tanaman melakukan daur ulang energi pada bunganya, itu karena bunga bukan hanya sekadar wajah cantik. Bunga kaya akan energi dan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor. Jadi, ketika bunga layu, bisa saja menjadi awal dari babak baru, bukan akhir dari segalanya.

KLIK INI:  Studi; Tertawa Bisa Jadi Terapi Efektif dalam Mengatasi Penyakit Mata Kering

“Penelitian kami memberikan demonstrasi langsung pertama bahwa tanaman dapat menyelamatkan sumber daya dari bunga yang layu dan menggunakan kembali sumber daya ini untuk mendukung reproduksi di masa mendatang,” kata Profesor Pyke.

Saat melakukan penelitian, para peneliti segera menyadari bahwa keadaan tidak persis seperti yang mereka prediksi. Mereka menemukan bahwa tanaman tidak menggunakan sumber daya dari bunga yang layu untuk mendukung reproduksi jangka pendek.

“Tumbuhan ini menyelamatkan sumber daya yang diinvestasikan dalam reproduksi selama satu musim berbunga dan menggunakan kembali sumber daya ini selama musim berbunga berikutnya,” jelas Profesor Pyke.

Blandfordia grandiflora ditemukan mentransfer sumber daya dari bunga yang layu ke umbi dan akar bawah tanahnya, secara efektif menyimpan “energi kimia” ini untuk menghasilkan batang berbunga baru di musim berikutnya, seringkali setahun kemudian.

KLIK INI:  Menikmati Keindahan Alam Melalui Kata-kata yang Penuh Inspirasi

Profesor Pyke mencatat bahwa tanaman bekerja berdasarkan prinsip yang mirip dengan ekonomi.

“Tanaman harus membuat keputusan tentang di mana mengalokasikan sumber daya mereka yang terbatas; berinvestasi di satu area berarti mereka tidak dapat berinvestasi sebanyak itu di area lain,” ujar Profesor Pyke.

Peluang berbunga lebih besar

Konsep alokasi sumber daya ini mendorong Profesor Pyke untuk menyelidiki layunya bunga, yang ia antisipasi sebagai mekanisme tanaman untuk mengalihkan sumber daya ke proses lain.

Namun, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Tanaman menyimpan sumber daya yang diperoleh kembali untuk musim berbunga berikutnya, bukan langsung menggunakannya.

Menurut Profesor Pyke, tanaman memiliki cara yang berbeda untuk mengelola bunganya pasca reproduksi, dengan layu hanyalah salah satu dari banyak strategi. Beberapa tanaman, seperti jacaranda dan kamboja, bahkan menggugurkan bunganya sebelum layu.

KLIK INI:  Daur Ulang Kemasan Plastik atau Gunakan Kembali, Lebih Baik Mana?

Temuan penelitian tersebut dikonfirmasi melalui berbagai percobaan. Salah satu percobaan tersebut membandingkan produksi benih antara tanaman dengan bunga yang dibiarkan layu dan tanaman dengan kelopak yang dibuang untuk mencegah layu.

Percobaan lain menghentikan produksi biji pada semua bunga tetapi membiarkan layu pada satu kelompok tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman dengan bunga layu lebih mungkin berbunga kembali pada musim berikutnya daripada tanaman yang layunya dicegah.

Penelitian tersebut juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi produksi benih, seperti tinggi batang, jumlah bunga per batang, dan posisi bunga.

Profesor Pyke juga menjelaskan bahwa batang berbunga yang lebih tinggi, misalnya, menghasilkan lebih banyak biji dan biji yang lebih berat, seperti halnya batang dengan lebih banyak bunga. Namun, bunga yang terletak lebih rendah pada tanaman cenderung memiliki lebih sedikit biji, dan biji yang beratnya lebih ringan.

“Temuan kami membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut terhadap spesies tanaman lain, dan bagaimana mereka memulihkan dan menggunakan kembali sumber daya dari bunga yang layu,” pungkas Profesor Pyke.

KLIK INI:  Temuan Baru Manfaat Kulit Daun Lidah Buaya, Dapat Sejahterakan Petani

Sumber: Earth