Ini 5 Makanan Khas Indonesia yang Dijadikan Makanan Nasional

oleh -1,651 kali dilihat
Ini 5 Makanan Khas Indonesia yang Dijadikan Makanan Nasional
Nasi goreng/foto-ist
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Ada fakta menarik perihal kuliner  atau makanan Indonesia. Meski memiliki beragam jenis, namun rupanya Indonesia belum mampu menjadi   surga kuliner dunia.

Fakta itu diungkapkan oleh Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dalam pembukaan Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival (WICSF) 2019, di Jakarta.

“Indonesia belum jadi surganya kuliner dan belanja, wisman (wisatawan mancanegara) kalau mau belanja ke Singapura bukan Indonesia,” ungkapnya

Setidaknya menurut Arief ada tiga alasan mengapa Indonesia belum menjadi surga kuliner dunia. Pertama Indonesia belum memiliki national food atau makanan nasional.

KLIK INI:  Tentang Telur, Menu Sarapan Paling Populer di Dunia

Kedua adalah Indonesia belum memiliki destinasi kuliner dan ketiga Indonesia tidak punya banyak restoran di luar (negeri).

Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata RI membuat tiga destinasi kuliner di Indonesia yang akan bersertifikasi UNWTO. Ketiga destinasi tersebut adalah Bali, Yogyakarta dan sekitarnya atau Joglosemar (Yogyakarta-Solo-Semarang), serta Bandung.

Arief berharap ketiga destinasi ini akan mendapatkan sertifikasi UNWTO pada 2020 mendatang. Dengan begitu, ketiga wilayah ini akan menjadi destinasi kuliner berkelas dunia.

Berangkat dari fakta tersebut, Kementerian Pariwisata RI memutuskan untuk memilih lima makanan khas Indonesia menjadi makanan nasional. Kelima makanan tersebut adalah soto, sate, gado-gado, rendang dan nasi goreng.

KLIK INI:  Buroncong, Kue Pinggiran yang Dirindukan

“Tiga dari lima makanan ini telah ditetapkan oleh CNN sebagai makanan terenak di dunia,” ungkap Arief seperti yang ditulis Adysha Citra Ramadani di republika.co.id, Minggu, 29 September 2019.

Tak boleh disia-siakan

Arief mengungkapkan beberapa negara memberikan bantuan bagi pengusaha yang membuka restoran di luar negeri. Pemerintah Thailand contohnya, memberikan pinjaman lunak yang setara dengan 100.000 dolar Amerika bagi pengusaha yang membuka restoran Thailand di luar negeri.

Sementara pemerintah Indonesia untuk saat ini belum bisa melakukan hal yang sama. Alasannya karena terbentur oleh keterbatasan anggaran.

Namun, Kementerian Pariwisata RI berkomitmen untuk turut mendukung restoran-restoran khas Indonesia yang ada di luar negeri. Salah satunya adalah dengan cara mendukung promosi restoran-restoran Indonesia yang saat ini sudah ada di luar negeri.

KLIK INI:  Menakjubkan, Ini 6 Rahasia Tersembunyi Gambang Bagi Kesehatan

“Sebagai gantinya, kami mempromosikan restoran Indonesia yang ada di luar (negeri),” ujar Arief.

Dilihat dari segi pariwisata, wisatawan mancanegara (wisman) menghabiskan sekitar 1.200 dolar Amerika ketika berwisata, sedangkan wisatawan nusantara (wisnus) menghabiskan sekitar Rp 800.000 hingga Rp 1 juta. Sekitar 30-40 persen dari total spending tersebut dihabiskan untuk kuliner dan belanja.

Sedangkan dari segi ekonomi kreatif, industri kuliner juga memiliki ukuran yang besar dan pertumbuhan yang selalu double digit. Di antara semua industri ekonomi kreatif, industri kuliner memiliki porsi atau ukuran sekitar 42 persen.

“Diplomasi terbaik untuk ‘menjajah’ dunia adalah diplomasi budaya, terutama diplomasi kuliner,” terang Arief.

Karena itu, Arief menilai potensi kuliner yang dimiliki oleh Indonesia memang tak boleh disia-siakan mengingat besarnya peluang dari industri kuliner.

KLIK INI:  Sebab Pemilu Telah Berakhir, Saatnya Membincangkan Makanan Khas Sulsel; Bassang