- Kaktus Centong, Tanaman Hias yang Bisa Menjernihkan Air Sungai - 28/03/2023
- Pohon Air Mata - 26/03/2023
- Pisang Mas, Potensi Desa Kindang yang Belum Dilirik - 22/03/2023
Klikhijau.com – Kebakaran yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia saat ini menimbulkan banyak kerugian. Tak hanya untuk manusia, tapi juga lingkungan hidup.
Sedangkan pemadam kebakaran yang digunakan saat ini berupa APP atau garam amonium polifosfat anorganik hanya mampu mengatasi dalam waktu pendek saja.
Upaya teknologi pemadam tengah dikembangkan dalam menangani bencana tersebut. Salah satu terobosan terbaru berupa gel pencegah kebakaran dirancang oleh Eric A. Appel dan rekan-rekan dari Universitas Stanford.
Penelitian tersebut dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) dengan judul Wildfire prevention through prophylactic treatment of high-risk landscapes using viscoelastic retardant fluids.
Dalam publiikasi tersebut tertulis peneliti mengembangkan cairan yang bersifat viskoelatik untuk meningkatkan perlindungan pada vegetasi yang rawan terjadi kebakaran umum.
“Metode ini akan menjadi pencegahan yang lebih proaktif. Sementara yang kita lakukan sekarang ini hanya melakukan pemantauan, menunggu hutan terbakar dan baru memadamkannya,” ucap Appel yang juga profesor ilmu dan teknik material seperti dilansir dari Kompas.
Penggunaannya cukup mudah
Uniknya, cairan gel yang dibuat dari bahan nabati dengan kandungan selulosa itu dapat hidup dalam berbagai kondisi vegetasi. Baik saat ada hujan, ditiup angin, atau terkena panas.
Ditambah bahannya tidak beracun akan aman bagi lingkungan. Sifat lain dari cairan tersebut dapat menempel berbulan-bulan, lengket, dan tahan terhadap api. Penggunaannya pun cukup mudah dengan cara menyemprotkan cairan gel pada vegetasi tanaman.
Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California (CalFire) sendiri telah mengujinya pada rumput dan tanaman chamise. Hasilnya dapat melindungi dari kebakaran dan ketika hujan lebat cairan tersebut bisa bertahan.
“Temuan ini bisa berpotensi mengurangi jumlah kebakaran,” ujar kepala divisi CalFire Alan Peters.
Sebenarnya terobosan yang dirancang oleh para ilmuwan ini terinspirasi dari fenomena kebakaran yang sering terjadi. Salah satu penyebabnya karena memburuknya perubahan iklim. Bekerjasama dengan negara bagian Calofornia, USA, diharapkan ke depan, kontribusinya akan dapat melindungi kehidupan di banyak tempat.