ICEF 2022 Ajak Berbagai Pihak Berkolaborasi Wujudkan Ekonomi Sirkular di Indonesia

oleh -52 kali dilihat
ICEF 2022 Ajak Berbagai Pihak Berkolaborasi Wujudkan Ekonomi Sirkular di Indonesia
(kiri-kanan) Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah KLHK, Verania Andria, Senior Advisor for Renewable Energy Strategic Programme, UNDP Indonesia, Julie Bulow A, Head of Environment and W ater Kedutaan Besar Denmark, Maria Dian Nurani, Ahli CSR dan Sustainability Management, Dhedy Adi Nugroho, Head of Corporate Affairs Coca-cola Europacific Partners Indonesia, M. Bijaksana Junerosano, Founder dari Greeneration Foundation (Aden Budi Prabowo/ Greeneration Foundation) - Foto: Ist

Klikhijau.com – Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini di Indonesia merupakan salah satu bentuk dampak dari perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini.

Menurut data yang dilansir oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) di tahun 2021, aktivitas manusia menjadi penyebab utama yang memicu terjadinya perubahan iklim, terutama mengenai bagaimana cara manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Sejak masa pra Revolusi Industri, aktivitas manusia telah menyebabkan kenaikan suhu bumi hingga 1,1° celsius.

Hal ini menyebabkan peningkatan suhu yang ekstrim, tingginya curah hujan, serta kekeringan di lahan pertanian yang ada di Asia Tenggara.

Merespon kondisi saat ini, Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) dengan tema “Accelerating Climate Action Through Circular Economy”, telah diselenggarakan secara luring di Jakarta Convention Center, Senayan di tanggal 5-6 Oktober 2022 sebagai bagian dari kegiatan Indo Water, Indo Waste, Indo Renergy, dan Indonesia International Smart City 2022 Expo and Forum.

KLIK INI:  Kisah Walker, Bocah 11 Tahun yang Berjalan Demi Selamatkan Bumi

Forum ini dihadiri oleh berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, institusi pemerintah, hingga masyarakat umum. M. Bijaksana Junerosano, Founder dari Greeneration Foundation, menyampaikan bahwa tema ini diambil karena isu terkait bagaimana ekonomi sirkular mampu membantu menangani perubahan iklim sangatlah penting untuk disebarluaskan kepada umum.

“Kita sudah sama-sama mengetahui isu dan urgensi dari perubahan iklim yang terjadi saat ini. Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengembangkan sistem ekonomi sirkular sebagai salah satu alat untuk mengatasi perubahan iklim dan sebagai strategi untuk mendukung SDGs, ekonomi hijau, dan pembangunan rendah karbon,” ujarnya.

Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah KLHK juga turut menyambut baik adanya kegiatan ini. Melihat ada banyak pihak yang terlibat dalam ICEF di tahun ini, beliau menyampaikan bahwa untuk membahas ekonomi sirkular sangat diperlukan adanya kolaborasi antar pihak.

“Untuk membahas circular economy kuncinya yaitu kolaborasi. Pemerintah siap dalam berkolaborasi membangun circular yang lebih maju di indonesia khususnya dengan negara negara lainnya termasuk Denmark, Austria, dan lainnya. Ini saatnya kita buktikan bahwa circular economy di Indonesia bisa bangkit. Yang paling penting adalah kita memiliki planning. Jika tidak, kita hanya akan mewariskan cerita kepada anak cucu bangsa kita.”

KLIK INI:  Tren Suara Publik, Semakin Banyak yang Peduli pada Isu Perubahan Iklim

Kolaborasi dalam mewujudkan penerapan ekonomi sirkular di Indonesia juga turut disambut baik oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia, sebagai salah satu leader dalam melakukan sustainable practices di Indonesia.

“Kita dapat team up dan berkolaborasi bersama untuk mempercepat implementasi CE, dengan utamanya melalui: investment dan consumer behaviour change. Kolaborasi antar pemangku kepentingan diperlukan agar bisa mengatasi berbagai obstacles yang ada,” ujar Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia.

Memasuki tahun kelima penyelenggaraannya, ICEF 2022 melibatkan 60 partner dari Indonesia dan dunia serta berbagai pembicara dari kalangan instansi pemerintah, bisnis, dan asosiasi, antara lain: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Kedutaan Besar Denmark, UNDP Indonesia, United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Coca Cola Europacific Partners Indonesia, McKinsey & Company, Danone Indonesia, Global Green Growth Institute, dan ICLEI.

KLIK INI:  Apa itu Presidensi G20 dan Apa Kaitannya dengan Isu Perubahan Iklim?