Hutan di Australia Kembali Terbakar, 30% Populasi Koala dan Satwa Mati

oleh -380 kali dilihat
Hutan di Australia Kembali Terbakar, 30% Populasi Koala dan Satwa Mati
Koala di Australia/Foto-inhabitat.com

Klikhijau.com – Kabar tentang satwa mati dan satwa yang terancam punah di berbagai negara di belahan bumi bukan lagi hal baru. Bahkan ada beberapa diantaranya yang sudah punah.

Penyebabnya pun bermacam-macam. Mulai dari perburuan liar, hilangnya habitat, hingga kebakaran hutan.

Awal Januari 2020 ini, di Australia terjadi lagi kebakaran hutan. Kali ini, kebakaran menyebabkan lebih dari 480 juta mamalia, burung, reptil, amfibi dan serangga mati.

Ini rekor terbaru kebakaran hutan di Australia yang menghancurkan jutaan hektar beberapa bulan terakhir. Bahkan, lebih dari 8.000 atau lebih dari 30% koala di New South Wales dari seluruh populasi koala di kawasan itu juga mati.

KLIK INI:  Hutan Lereng Gunung Sumbing Terbakar, 134 Pendaki Dievakuasi

Angka-angka ini terus meningkat saat api masih berkobar. Panas dari api telah membuat banyak hewan, seperti kanguru, untuk melarikan diri.

Namun tidak semua hewan bisa melarikan diri. Beberapa satwa mati karena tidak mampu menjelajah jauh dari tanah. Misalnya, burung-burung endemik yang tidak bisa terbang.

Koala yang merupakan spesies rentan mengalami kehilangan habitat yang signifikan. Secara alami, koala bergerak lambat, tidak mampu melarikan diri dari pohon eucalyptus yang sangat mudah terbakar.

Spesies lain telah juga tak lepas dari dampak kebakaran itu. Serangga, yang memiliki penting bagi penyerbukan dan siklus nutrisi, juga merasakan dampaknya secara masif.

Bukan hanya satwa saja

Banyak tanaman langka juga dikhawatirkan akan musnah seluruhnya, tanpa ada peluang pemulihan bagi spesies mereka. Tragedi ini membahayakan populasi spesies dan ekosistem di Australia.

Dari peristiwa ini, aktivis lingkungan menuntut penghentian penebangan dan penggunaan batu bara karena memperburuk kondisi kebakaran hutan.

Walikota Sydney, Clover Moore mengatakan, masalah yang mendesak saat ini adalah perubahan iklim. Australia terbakar dan taman nasional serta hewan asli mereka hancur.

“Sebagai benua paling kering di Bumi, kita berada di garis depan dalam mempercepat pemanasan global. Apa yang terjadi adalah seruan bagi pemerintah kita untuk mulai membuat kontribusi efektif untuk mengurangi emisi global”, ungkapnya.

Berbagai fasilitas perawatan hewan memang masih berjuang membantu hewan-hewan yang masih hidup. Namun setelah mereka sembuh, hewan-hewan ini masih harus kembali ke habitat alami mereka.

Hewan-hewan yang bertahan dan hidup mungkin mengalami kesulitan menemukan makanan dan tempat berlindung setelah kebakaran.

Total luas kebakaran ini sekitar 8,9 juta hektar di New South Wales, 2,9 juta hektar di Australia Barat, 1,8 juta hektar di Victoria, 618.000 hektar di Queensland dan 250.000 hektar di Australia Selatan.

KLIK INI:  Perihal Investigasi Greenpeace, Dirjen Gakkum KLHK: Itu Video Tahun 2013